bayuwinataAvatar border
TS
bayuwinata
[Travelista]Menyapa Gunung Merbabu
Gunung Merbabu
\tPerjalanan ku kali ini, berawal dari Terminal Bus Jombor. Yogyakarta. Seperti biasa, setiap melakukan perjalanan. Sebisa mungkin. Saya menaiki kendaraan ekonomi.karena di kendaraan ini biasa nya aku bisa melihat kondisi kehidupan masyarakat. Kali ini. Saya menunggu bus di bus ekonomi tujuan Magelang. Teriakan kernet agar para penumpang segera menaiki bus tersebut terdengar lantang. “ Magelang, Magelang. Sebentar lagi akan berangkat”, pelan namun pasti. Para penumpang mengisi tempat yang masih kosong. “ Sebentar lagi bus ini akan jalan”, pikir ku. Dan tidak terlalu lama menunggu, bus ini pun mulai berjalan.
\tDalam perjalanan menuju Magelang, saya akan melewati kawasan Muntilan. Kawasan yang pada saat Gunung Merapi meletus, terkena dampak yang besar karena hujan abu dari Gunung Merapi dan juga dampak dari Aliran Lahar Dingin, landskap kota ini sebagian berubah. Puing puing bangunan dan sungai yang berisi penuh dengan material Merapi menjadi pemandangan yang mengisi sebagian perjalanan saya kali ini.
\tSetelah 1 jam perjalanan dari Yogyakarta, maka tiba lah bus yang membawa saya di Terminal Magelang. Segera saya turun dari Bus dan berganti dengan bus dengan tujuan Salatiga,Tanpa perlu menunggu lama.Perjalanan kembali di lanjutkan. Dan tujuan kali ini adalah Desa Cunthel, Desa terakhir untuk menuju Gunung Merbabu jika ingin mendaki gunung ini. Saya lebih memilih jalur Cunthel. Karena di jalur ini, terdapat mata air yang melimpah, dan jalur yang lebih dekat menuju Puncak serta variasi pemandangan yang lebih beragam.
\tSatu jam perjalanan dari terminal bus Magelang. Tiba lah saya di Umbul Songo, Umbul Songo ini merupakan pertigaan untuk menuju ke Base Camp Merbabu, segera saya turun dari bus. Dan berganti kendaraan dengan menggunakan ojek. Untuk menuju Base Camp, saya bisa berjalan kaki. Jika ingin menikmati suasana pedesaan yang ada di kaki gunung ini. Saya akan berjalan sekitar 2,5 KM, di kelilingi dengan hutan pinus, ladang pertanian, serta hutan bambu. Raungan motor ojek, menaiki tanjakan demi tanjakan menjadi bagian dari perjalanan saya. Pelan namun pasti. Akhir nya tiba lah saya di Base Camp Merbabu Desa Cuntel,
\t
Sedikit sejarah dari Gunung ini. Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur, Propinsi Jawa Tengah.Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). . Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut. Gunung ini memiliki dua puncak. Puncak Syarif dan Puncak Kenteng Songo. Memiliki beberapa Jalur pendakian, Thekelan ( Kopeng/Salatiga), Wekas ( Kaponan/Magelang ), atau dari Selo (Boyolali)
\tSetelah melapor di Base Camp, menata kembali barang barang yang ada di dalam tas ransel saya. Maka di mulai lah perjalanan menikmati Gunung ini

1.\tBase Camp – Pos Bayangan 1 ( 1600mdpl – 1858 mdpl ) :
\tDari Base Camp, kita akan berjalan melintasi ladang ladang penduduk, setelah melewati ladang sayur. Kita akan di sambut hutan pinus yang menjadi bagian dari vegetasi Gunung ini. Jalur pendakian di dominasi tanjakan, namun belum terlalu terjal. Dalam perjalanan ini, jika kita mengalihkan pandangan ke belakang.
2.\tPos Bayangan 1 – Pos Bayangan 2 ( 1858 mdpl – 2063 mdpl ) :
Setelah beristirahat di pos bayangan 1. Perjalanan kembali saya lanjutkan. Jalur pendakian pelan pelan mulai berubah elevasi menjadi tanjakan. Belum terlalu terjal, namun mampu membuat napas berat, dan betis cenat cenut. Pemandangan masih di dominasi dengan hutan dan semak semak. Kadangkala suara burung menemani pendakian kali ini. Setelah 1 jam perjalanan, saya mendegar suara air mengalir. Ini adalah tanda bahwa kita telah sampai di pos Bayangan 2. pos bayangan 2 ini merupakan tempat yang ideal untuk beristirahat. Karena datar dan luas, sehingga bisa menampung 6 tenda.
3.\tPos Bayangan 2 – Pos Watu Putut/Pos 1 ( 2063 mdpl - 2143 mdpl )
Dari Pos Bayangan 2, perjalanan di lanjutkan kembali. Jalur mulai berubah, menjadi rapat. Ada beberapa alur air, namun tanjakan tidak terlalu terjal,Betis saya masih dalam bisa menahan beban yang ada di dalam tas ransel saya, namun. Napas mulai berat. Karena jalur yang ada. lama perjalanan dari pos Bayangan 2 ini, menuju pos Watu Putut, 1 jam perjalanan. Jika cerah, dari pos ini. Punggungan terakhir menuju pos 4 dapat kelihatan dari Jalur ini.
4.\tPos Watu Putut/Pos 1 – Pos Kedokan/Pos 2 ( 2143 mdpl – 2300 mdpl )
Setelah beristirahat di Pos 1, perjalanan saya lanjutkan kembali. Dan jalur pelan pelan mulai berubah. Vegetasi yang ada berupa semak dan rumput. Jalur pendakian ini di lebih terbuka. Tidak ada tanaman tinggi di kawasan ini. Jika musim kemarau, di di mulai dari kawasan ini lah. Kita di sarankan menggunakan masker. Karena debu yang dengan mudah nya naik ke permukaan akibat langkah kita. Di jalur ini, terdapat tumbuhan arbei liar. Saya senang mencicipi arbei ini, kombinasi rasa yang asam dan manis
5.\tPos Kedokan/Pos 2 – Pos Turgo Pasar/ Pos 3 ( 2300 mdpl -2458 mdpl ) :
Dari pos 2, jika kita berjalan sekitar 30 menit perjalanan. Maka kita akan tiba di Pos 3, pos yang di kenal dengan nama Turgo Pasar. Dalam perjalan menuju pos ini. Tanjakan mulai semakin terjal. Jika kita mengalihkan pemandangan di sebelah kanan dari jalur yang ada.Kita akan melihat jalur pendakian dari Desa Wekas. Pos 3 ini, merupakan punggungan yang luas. Kita bisa menempatkan 40 tenda di kawasan ini. Di kawasan ini, saya menikmati indah nya sunset. Siluet Gunung Sindoro, Sumbing dan Gunung Prahu ada di depan saya. Dalam perjalanan menikmati gunung Merbabu, ini perjalanan paling berat
6.\tPos Tergo Pasar/Pos 3 – Pos Pemancar/Pos 4 ( 2458 mdpl – 2883 mdpl )
Perjalanan di mulai dari sini, Jalur terjal sudah menunggu di depan saya, pelan pelan saya melangkahkan kaki. Ransel saya berbunyi, melawan gravitasi yang di karenakan posisi saya yang mulai miring 50 derajat. Berjalan sembari mengatur napas, Sembari beristirahat, saya alihkan pemandangan ke belakang saya. Siluet Sindoro, Sumbing menemani langkah saya, 1 jam 30 menit. Lama perjalanan dari pos 3 menuju pos 4. Vegetasi sudah berubah. Edelwis Merbabu, dengan indah nya ikut serta menemani langkah saya. Bunga keabadian yang selalu menemani para penikmat Gunung yang mencoba menuju puncak. Setelah berjuang, tibalah saya di pos Pemancar. Membuka tenda merupakan pilihan yang tepat.
7.\tPos Pemancar/ Pos 4 – Puncak Syarif – Puncak Kenteng Songo ( 2883-3119-3156 mdpl)
Pukul 03.00 WIB, di mulai lah perjalanan saya. Kali ini, perjalanan menuju puncak di temani dengan dingin nya dini hari. Termometer saya menunjukkan suhu 4 derajat Celcius. Jalur sudah berubah. Tanjakan terjal sudah di depan mata. Tanjakan yang di kenal dengan nama “ Jembatan Setan”, kenapadi namakan dengan tanjakan ini. Karena di kiri kanan kita ada jurang dengan ketinggian 200 meter. Jika salah melangkah, maka malaikat maut sudah menanti kita. 1 jam 30 menit perjalanan. Tiba lah saya di pertigaan antara Puncak Syarif dan Puncak Kenteng Songo. Di pertigaan ini, saya beristirahat. Perjalanan tidak terlalu berat. Dari pertigaan ini, untuk menuju Puncak Syarif. Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit berjalan kaki. Namun, jika ingin menuju puncak Kenteng Songo. Membutuhkan waktu sekitar 45 menit perjalanan. Karena dalam perjalanan menuju Puncak ini. Kita akan sedikit memanjat dan bertemu dengan jalur yang berupa pasir. Sepanjang 50 meter.
8.\tPuncak Kenteng Songo- Selo ( 3156 mdpl – Pulang ) :
Setelah dari Puncak triangulasi, saya mengambil jalan ke kiri. Perjalanan kali ini, saya menuju Selo. Jalur pulang ini sangat indah. Karena banyak memiliki padang Savana. Namun. Jalur pulang ini panjang. Sekali lagi saya memulai perjalanan yang panjang menuju rumah

Notes:
1.\tSelalu menggunakan peralatan pendakian yang lengkap.
2.\tCek selalu alat alat pendakian yang ada. Seperti kondisi jaket, tenda. Agar, pada saat pendakian nanti. Tidak mengalami masalah
3.\tSelalu bertanya pantangan pantangan yang tidak boleh di lakukan kepada masyarakat lokal di lereng gunung ini.
4.\tPersiapkan logistik, fisik dan mental. Agar dalam perjalanan berlangsung dengan aman dan nyaman
5.\tSelalu melapor ke base camp, jika ingin mmendaki gunung. Karena jika ada kemungkinan terburuk, proses evakuasi bisa di lakukan dengan cepat.

Foto Foto
[spoiler= MErbabu







[/spoiler]

0
3.7K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan