dalgreen
TS
dalgreen
[Travelista] Bukit Sikunir Dieng, Menyapa Salah Satu Sunrise Terbaik di Dunia




Nafas sudah tersengal-sengal ketika perjalanan baru menginjak 10 menit. Memang tanjakan seperti ini sangat dibenci oleh paru-paru saya yang sudah jarang dilatih berolahraga. Sementara Mas Soleh, yang menemani kami menuju puncak Bukit Sikunir ini, berada di depan berjalan dengan kecepatan cahaya, memang terlalu hiperbolis, tapi bagi saya dia berjalan seperti kilat. Dingin yang menusuk kulit memang sudah tak terlalu terasa, mengingat gerakan kaki untuk mendaki setapak demi setapak membuat panas tubuh meningkat. Tapi tetap saja nafas terengah-engah ini cukup menyiksa. Memang tak terlalu lama siksaan ini berlangsung, karena tempat untuk melihat sunrise di bukit Sikunir tidaklah terlalu jauh dari tempat parkir. Tidak sampai setengah jam, sampailah saya ditempat tujuan itu. Walaupun dikemudian baru saya tahu itu bukanlah puncak Sikunir. Karena ada tempat yang lebih tinggi dari tempat saya menjejakkan kaki.


Papan Nama Desa Sembungan

Bukit Sikunir, salah satu bukit yang ada di Dataran Tinggi Dieng merupakan tempat yang sudah cukup terkenal untuk melihat sunrise, bahkan konon termasuk terbaik di dunia. Bukit ini terletak di Desa Sembungan, desa tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian sekitar 2400 mdpl. Tidak terlalu sulit untuk mencapainya, karena petunjuk jalan juga sudah cukup untuk mengarahkan ke desa ini.

Kemarin sore (15/8/12) saya sampai di desa ini setelah menempuh perjalanan jauh dari Jogja. Rasa capek tidak terlalu saya risaukan karena penasaran saya dengan pemandangan sunrise mengalahkan segalanya. Di desa ini sebenarnya tidak ada penginapan resmi, akan tetapi beberapa rumah penduduk bisa digunakan sebagai tempat beristirahat. Saya sendiri menumpang di rumah Mas Soleh, penduduk setempat yang sekilas memiliki wajah mirip Dude Herlino. Awalnya saya hanya sendiri, akan tetapi ketika hari hendak menginjak malam, datang rombongan klub motor dari Karawang yang juga bermalam di rumah ini. Suasana malam menjadi meriah, cukup mengahangatkan mengingat suhu disini sangat dingin dan lagi tambah kenalan menjadi berkah bagi saya, bukankah banyak teman banyak rezeki? Amin emoticon-Smilie

Tepat setelah subuh, mas Soleh mengantar kami ke kaki bukit Sikunir dengan mobilnya, sungguh baik sekali mas Soleh ini. Di kaki bukit Sikunir sendiri ada lapangan bola sekaligus tempat parkir dan letak tempat ini hanya 1 km dari desa Sembungan. Diwaktu sepagi itu lapangan parkir sudah cukup ramai dengan kendaraan yang mulai berdatangan.

Perbedaan elevasi antara tempat parkir dengan puncak bukit Sikunir mungkin sekitar 100-200 meter. Bagi yang sudah terbiasa mendaki gunung hal ini tidaklah begitu sulit. Dingin seketika menjadi hangat ketika warna jingga keemasan di ufuk timur mulai nampak. Meskipun begitu, jaket tebal tetaplah diperlukan di suhu yang sedingin itu, mungkin sekitar 15 Celcius. Di depan mata Gunung Sindoro tampak gagah memaku bumi, sedang di kejauhan tampak Merapi dan Merbabu berdampingan seperti sahabat karib, Lawu pun tak ketinggalan menyapa meski terlihat agak mini. Cuaca yang sangat cerah memang patut disyukuri karena pemandangan terlihat menjadi begitu sempurna. Dataran rendah dibawah diselimuti dengan gumpalan awan membentuk seperti domba-domba yang sedang berjejer saling berdempetan. Menurut penduduk setempat jika memasuki musim penghujan pemandangan gumpalan awan itu sangat jarang ditemui, akan tetapi lampu-lampu kota bisa terlihat. Bagi saya, apapun yang disajikan tetaplah hal yang maha indah.
Segaris jingga yang mewarnai horison perlahan-lahan menjadi lebih lebar seiring waktu yang membuka pagi. Para pencari sunrise juga mulai memadati tempat ini. Mereka mulai memencet tombol shutter masing-masing camera yang mereka bawa. Sedang saya mulai mengutuki diri sendiri karena tidak membawa tripod. Tapi tak masalah, meski tidak pake tripod, dengan pemandangan seindah ini juga bakalan bagus fotonya, pikir saya. Hasilnya memang tidak mengecewakan, meski saya yakin akan lebih bagus lagi jika memakai tripod.

saat-saat matahari hendak keluar




Sekitar jam 5.30 matahari mulai menampakkan dirinya. Bulatan kecil yang memiliki sinar menyala-nyala sedikit demi sedikit muncul dan membesar. Mahasuci Tuhan yang menciptakan pertunjukan seperti ini. Tidak salah memang jika tempat ini disebut-sebut sebagai tempat terbaik untuk menikmati sunrise.


matahari benar-benar menampakkan badannya


para pencari sunrise

Sunrise dan sunset sebenarnya tidak terlalu beda pemandangannya, akan tetapi rasa yang didapat ketika melihat sunrise itu lebih mengena, karena kita perlu ‘pengorbanan’ untuk melihatnya, bangun pagi dari tidur disaat sebenarnya jam yang sangat nyaman untuk bermimpi. Tapi pengorbanan itu terbayar kontan bahkan berlebih ketika anda melihat sunrise di Bukit Sikunir, Dieng. Rasakan sensasinya.

Sumber : http://www.tanpakendali.com/2012/08/...alah-satu.html
Diubah oleh dalgreen 07-12-2013 14:16
0
12.3K
282
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan