babababyAvatar border
TS
babababy
[Travelista] Menyapa Kearifan Lokal Pasar Situmage, Flores


Salam emoticon-TravellerTravelling


Kearifan Lokal di Pasar Situmage, Flores


[QUOTE=]


Perjalanan panjang menuju air terjun Murusobe mengharuskan menginap di desa Renggarasi, semalam mobil kami terpuruk di pertigaan menuju Loke, dekat pasar Situmage, Kecamatan Tanawowo, Sikka , Flores, Nusa Tenggara Timur. Alternatifnya besok pagi dengan menggunakan jasa ojek sepeda motor menuju Desa Poma. Lalu tracking selama 45 menit menuju air terjun kembar, lokasi wisata yang lebih diminati wisatawan mancanegara dibandingkan domestik.

Pagi ini, senyum manis para mama berhiaskan merah pinang tersungging ramah , ketika menyisir jalanan pasar mencari tukang ojek. Tak sulit bagi kami membaur dengan masyarakat lokal, rasanya setiap orang di pasar ini sangat akrab. Sapa khas selamat pagi , bagi siapapun lazim diucapkan, sebuah kearifan lokal yang sulit dijumpai di kota besar. Pria dan wanita terbalut dalam kain tenun ikat khas Flores, terkadang kepala hingga kaki dibenamkan ke dalam sarung panjang untuk membunuh hawa dingin pegunungan. Sesekali wajah ramah menyembul dari balik sarung, sekali lagi menebarkan senyuman hangat.

Lapak kecil berjajar di sisi jalan menawarkan beragam kebutuhan sehari-hari mulai dari panganan kecil, sayur-mayur hingga barang pecah belah. Semuanya ditawarkan dengan harga bersahabat, tidak ada tawar menawar yang terlalu sengit. Kebanyakan barang yang dibeli di sini akan di jual kembali. Tak heran jika pasar mingguan ini disambangi para pedagang dari Ende dan Maumere. Terkadang mereka harus melalui perjalanan puluhan kilometer untuk bisa bertransaksi di pasar yang hanya buka pada hari selasa, dari pukul lima pagi hingga dua siang.

Beragam jenis tenun khas Flores digantung rapi dekat bangunan semi permanen di sisi kiri jalan. Tenun motif khas Sikka tampak mendominasi sedangkan ada sedikit motif khas Ende bergaya Eropa. Harganya pasti lebih murah dibandingkan di art shopkarena pangsa pasarnya penduduk lokal bukan wisatawan. Untuk kain sarung panjang bermotif sederhana dikenai harga Rp 200.000 saja.

Bagi masyarakat setempat memberikan pinang dan kapur sirih kepada tamu atau orang asing merupakan salah satu bentuk penghormatan. Bibir dan gigi kami memerah atas jamuan spesial oleh beberapa pedagang. Mama Liana bersama saudarinya terkekeh melihat kami kepedasan mengigit buah pinang. Tak ada jarak antara penjual dan pembeli, rasa kekeluargaan membaur menjadi satu dalam proses transaksi dan sosialisasi. Inilah keunikan pasar tradisional Indonesia , bukan hanya tempat jual-beli tapi sebagai ajang silaturhami. Hal yang tak mungkin kita jumpai di pasar swalayan, apalagi Mall.

Matahari semakin tinggi, kami harus melanjutkan perjalanan menuju Poma dan meninggalkan desa Renggarasi . Terimakasih kepada sang fajar yang menuntun kami merasakan kearifan lokal di sebuah pasar tradisional bernama Situmage.

[/QUOTE]

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Spoiler for Video:
0
17.9K
154
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan