Kali ini ane mau bagi cerita lagi mengenai perjalanan ane sendirian ke Trowulan, Mojokerto.





Foto diambil dengan kamera Sony Ericsson J105i 2MP non-flash .

Mendiang bapak ane orang Mojokerto, dia sering cerita mengenai sejarah dan salah satunya mengenai peninggalan Majapahit. Sebelum sampai ke Trowulan, ane ke Bromo dulu trus balik ke Surabaya baru kepikiran kenapa selama ini nggak pernah ngunjungi Trowulan ya? Kok kayaknya belajar sejarah tentang masa lalu bangsa kita nggak afdol rasanya kalau nggak ngelihat sendiri bukti peninggalannya.

Berangkat dari Tugu Pahlawan jam 11.00 (kesiangan gara-gara begadang) naik bus P5 (JMP-Bungurasih). Perjalanan memakan waktu 1.5 jam karena ngetem di Pasar Turi. Ongkos 3500. Sampe Bungurasih naik bus apa saja yang ke arah Trenggalek. Berangkat dari Bungurasih jam 13.00 dan nyampe di Perempatan Trowulan (lihat peta) jam 14.00 dengan ongkos 8 Rb. Kalau nggak tahu perempatan Trowulan (kayak ane), mending bilang keneknya supaya diturunin disana.

Wah perut kosong nggak bagus untuk kesehatan jiwa dan raga , ane mampir dulu ke warung soto diperempatan itu. Dengan nanya-nanya tentang kawasan itu juga ke penjual sotonya. 14.20 ane jalan dari perempatan tadi ke arah PIM (Pusat Informasi Majapahit) sekitar 10-15 menit jalan kaki.

Tempat pertama yang akan kita lihat adalah Kolam Segaran. Nah ini dia yang ane cari, soalnya waktu kecil ingat banget Bapak ane cerita soal kolam ini. Dahulu, mendiang Bapak ane pernah bercerita mengenai bagaimana besarnya Majapahit. Waktu beliau bercerita, ada satu kisah yang selalu melekat diingatan ane yaitu adanya suatu kolam tempat membuang perabot makan setelah jamuan terhadap tamu kerajaan. Nah hebatnya perabot tersebut adalah logam mulia.

Kolam segaran, kolam ini merupakan tempat untuk menyimpan air (semacam tandon) karena Trowulan diapit pegunungan, untuk mencegah banjir maka kolam ini dibuat. menurut petugas museum ada 32 kolam yang ditemukan, namun hanya Kolam Segaran saja yang dalam kondisi aktif (digunakan masyarakat) dan kondisinya baik. Kolam ini ukurannya 375x125m.



Didepan Kolam Segaran ada Pusat Informasi Majapahit (PIM), PIM ini dibuat sebagai pusat informasi kesejarahan yang merupakan kelanjutan dari museum sebelumnya yang berada tidak jauh dari PIM. Museum yang lama merupakan peninggalan Belanda dan terlalu sempit, oleh karena itu PIM ini dibangun. terlepas dari pelbagai pro-kontra PIM ini, ane sih mikir duit rakyat mendingan dibikin kayak gini daripada dikorupsi.



Nah disana kebetulan ane ketemu petugas museum yang bernama Pak Abdul Rozak. Nah ane berbincang-bincang dengan beliau sampai lupa waktu . Eh taunya museum mau tutup jam 4 aaaaaarrrgh. Haduh. Tapi ane dikasih perpanjangan waktu untuk scanning museum sebentaran. Nah yang paling asik ternyata Pak Abdul Rozak tadi ngajakin ane muter keliling museum. Tok cer dah. Berikut adalah daftar candi yang ane kunjungi.

Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu (Bajang = Bujang, Ratu = raja). Konon katanya candi ini merupakan bangunan untuk memperingati Raja Jayanegara yang mati membujang karena diracun tabibnya.



Candi Tikus
Candi Tikus merupakan petirtaan (tampat mandi), namun ada indikasi bahwa Candi Tikus ini tempat untuk mengukur debit air kearah kolam (semisal Kolam Segaran) karena ditemukan kanal air disekitar candi ini.


Candi Wringin Lawang

Candi Wringin Lawang, candi ini berbentuk bentar (pintu) yang mana bentuk ini banyak ditemukan sebagai simbol masuk/keluar kodya/kabupaten/kecamatan/desa di Jawa Timur.



Candi Brahu
Candi Brahu, bentuk candi ini agak unik karena dianggap perpaduan unsur Budhisme dan Hinduisme. Konon tempat ini dianggap perabuan Prabu Brawijaya.



Karena waktu menunjukkan hampir jam 18.00, maka ane berpamitan untuk pulang. Namun sebenarnya ada beberapa tempat lagi yang harus ane kunjungi kalau kesana yaitu:



Saran :


Salam traveller Nusantara




[Tamat, untuk kali ini ]