Agan agan…ane mo berbagi pengalaman dikit waktu ke baduy….sebenarnya kejadian nya udah lama sih gan….akhir taun 2009 lalu tepatnya,,,momen pergantian taun…begini gan ceritanya..langsung aja tanpa ba bi bu,,,,
semua ini berawal ketika ane dan seorang kawan (selanjutnya disebut oknum) berencana mengisi liburan akhir taun ini ke bali,,
Sampai akhirnya semakin mendekati hari H,,ada sesuatu hal yang membuat rencana itu gagal terlaksana,,,,ketika kami sedang hanyut dalam sebuah obrolan,,tiba2 ada sebuah ucapan keluar dari mulut salah seorang diantara kami,,,,bagaimana kalau kita mengunjungi suku baduy di banten?!?!setuju!!

singkat cerita…Akhirnya saat keberangkatan pun tiba,,,hari kamis terakhir di tahun 2009 ane dan oknum itu pun berangkat menuju TKP tanpa persiapan khusus,,,berangkat dari lokasi ane di bilangan kawasan mewah dan melarat, ciputat,,,pukul 7.30 pagi menuju ke setasiun kereta rawabuntu,BSD,,membeli 2 lembar tiket seharga @1500,,,benar,,!!hanya 1500 kereta itu sudah membawa kita ke rangkasbitung!!suasana marjinal sudah dimulai di kereta itu,tidak lupa sesuai tradisi kita kalau naik kereta mencari tempat favorit,yaitu di mulut pintu,,



akhirnya sampailah ke kota rangkasbitung lalu menumpang ojek 10ribuan yang membawa kita ke terminal aweh,,,(padahal ternyata ada angkutan kota yang bisa kita tumpangi ke terminal aweh,,,maklum,,debutan). ane dan sang oknum pun menaiki mobil angkudes mitsubishi ps 100 yang akan membawa kita ke ciboleger, Desa atau lebih tepatnya disebut peradaban modern terakhir sebelum masuk ke perkampungan baduy,,,,per orang harus memberi imbalan 12rb untuk sampai ke lingkungan peradaban tersebut.Di dalam angkutan tersebut, saya bertemu 2 orang laki dan perempuan (ternyata sejoli) yang membawa perlengkapan khas purpala (pura pura pecinta alam,,hihihihihi), dan langsung saja ku tanya, mas mau ke badui ya? dia jawab iya!dan kebetulan mereka juga baru pertama kali berjelajah kesana,,,,klop!! berkenalanlah kita,



Pk 01.30,,,,sampailah kita ke ciboleger, sambil menunggu sejoli itu makan siang, ane dan oknum sempat berfoto2 bersama anak2 kecil sekitar situ kemudian juga disambut oleh pria perawakan garang badan kekar dan sempat saya melihat jempolnya yang mempunyai kuku panjang,,,katanya sih 1 tahun ga dipotong.Dia mengaku sebagai guide,,





Beberapa saat, sejoli itupun sudah selesai makan dan kita pun memutuskan untuk bersama sama menjelajahi desa baduy,,kurang lebih 300m dari terminal ciboleger, kita pun sampai di lingkungan baduy luar, dengan disambut seorang gadis kecil baduy berbaju biru dan menggunakan bawahan kain jarik...yang berdiri di bawah papan selamat datang yang bertuliskan “anda memasuki kawasan hak ulayat suku baduy”. Seperti kita semua ketahui, bahwa suku baduy terbagi atas baduy luar dan baduy dalam,,,baduy luar masih bisa merasakan beberapa kemajuan teknologi masih terbuka dengan beberapa pengaruh dari luar,,,sedangkan baduy dalam hidup dalam kungkungan adat nan ketat dan menolak segala bentuk teknologi serta pengaruh dari luar.



Oknum,,ditemani oleh si guide berwajah garang berkuku panjang yang kemudian kita panggil om pepi, kadang aak pepi, kadang kang pepi menuju rumah jaro (sebutan bagi kepala masyarakat baduy), bernama jaro dainah untuk meminta ijin atau kulanuwun sebelum menjelajah baduy,



Akhirnya setelah beberapa kali rembug dengan om pepi dan om lukas, serta melalui beberapa kali meeting (miteng) kecil, kita pun sepakat soal harga jasa untuk guide dan penginapan,,,,yaitu 230rb, sudah termasuk jasa mengantar selama 2 hari 1 malem dan penginapan. done,




bersambung ya gan..... :maho :maho :maho