wedhoezkinsAvatar border
TS
wedhoezkins
(TRAVELISTA) Rayuan Memelas Pedagang Pasar Seni Guwang Sukawati
[img][/img]


Banyak yang bilang tak lengkap jalan-jalan ke Bali jika tidak mengunjungi pasar seni sukawati. Karena “hasutan” itulah makanya saya sama seorang teman pas berencana liburan ke Bali membuat agenda untuk belanja di pasar sukawati di hari pertama liburan kita. Kenapa jd agenda pertama?karena sekalian mau ke monkey forest, ubud,tirta empul tampak siring dan kintamani yang satu arah.

Yap, sesuai dengan jadwal di hari pertama saya sama si doi di bali, pasar seni sukawati-lah yang menjadi tempat pertama yang kita singgahi. Sebenarnya pengen berangkat dari kuta jam 10.00 WITA,tapi berhubung satu dan lain hal, kita baru berangkat sekitar jam setengah 12.

Dengan menggunakan motor sewaan seharga 50 ribu sehari, kita sampai di pasar seni sukawati sekitar jam 12.30 atau sekitar satu jam perjalanan. Cukup gampang menuju pasar sukawati dari Kuta karena petunjuk dijalanan sangat jelas. Tapi selidik punya selidik, rupanya pasar yang kita datengin adalah pasar seni guwang alias pasar seni sukawati 2. Pasar ini adalah pasar sukawati baru. Sementara pasar sukawati lama jaraknya masih sekitar 5 kilo meter lagi dari pasar guwang. Kalau dari arah kuta / pasar sukawati 2 ada di kanan jalan, sementara pasar sukawati 1 ada di kiri jalan.



Sampai di pasar langsung parkir tuh motor merah sewaan di tempat parkir yang telah disediakan. Berhubung sampai sana jam setengah satu siang, praktis cuacana sangat terik. Tapi sepanas apapun tentu saja mengalahkan rasa penasaran buat belanja di pasar yang kembali lagi disambangi setelah sepuluh tahun sejak saya masih SMA.

Yap, begitu masuk ke komplek pasar, kita berdua langsung ditawari aneka ragam barang-barang yang dijual seperti kaos,baju barong, sandal & sepatu khas bali dan lain sebagainya oleh para pedagang. Maka mampirlah kita disalah satu toko yang menjual sepatu dan sandal khas bali. Kebetulan temen saya ngeliat ada sepatu yang sempat mau dibelinya di Jakarta (Waktu di Jakarta harga yang ditawarkan mentok di 70 ribu). Trus langsung ditanya deh tuh harga sepatu ke si pedagang, dan dia jawab 60 ribu. Maka aksi tawar menawar pun terjadi. Tanpa sepengetahuan saya yg lg sibuk juga nawar-nawar baju barong. Ternyata eh ternyata, teman saya berhasil “deal” sama si penjual dengan harga 20ribu. sadis banget ga?dari 60ribu jadi 20ribu. terus teman saya juga beli sandal seharga 15ribu yang awalnya ditawarin seharga 50ribu.

Nah saya sendiri nawar baju barong mentok di harga 12.500. kaos oblong putih yang gambar batik mentok di 15ribu. murah bgt sih sebenarnya dari harga yang ditawarkan dikisaran 50-60ribu. tapi berhubung saya pengen keliling tuh pasar sukawati, maka diputuskan ga jadi beli. Selanjutnya masuk lah saya ke tengah-tengah pasar. Sumpah, padat banget tuh pasar. saya yang bawa ransel gede sampai susah buat lewat. Sebenarnya pasarnya sih ga terlalu ramai sama pengunjung. Yang bikin padat adalah jarak antara lapak pedagang satu dengan lainnya yang sangat berdempetan. Gank-gank di dalem pasar sukawati kira-kira lebarnya Cuma 1 meter.

Akhirnya setelah nawar sana kemari dan lagi-lagi mentok di harga 12.500 untuk baju barong dan 15ribu untuk kaos gambar batik, maka gw putuskan untuk beli di salah satu pedagang. Kenapa gw beli di si pedagang ini,karena dia ga cerewet kayak yang lain. Para pedagang di pasar sukawati memang cerewet-cerewet. Banyak juga yang pake rayuan maut ngrengek-ngrengek supaya dagangannya di beli buat pecah telur katanya(pecah telur = penglaris). Masa iya jam 1 siang belum dapat penglaris?kalo satu dua pedagang sih mungkin,tapi ini semuanya bilang “buat pecah telur”.

Bukan Cuma sekedar ngerayu sambil bilang pecah telur,ga sedikit juga pedagang yang “rada kasar”. Sambil ngrayu-ngrayu mereka tak sungkan buat narik-narik tangan kita setengah maksa. Jadi gw saranin buat yang punya tingkat emosional tinggi kayak temen gw, siap-siaplah untuk meredam emosi.

Maka setelah puas belanja, berteduhlah kita dipojokan depan parkiran pasar sukawati guwang. Kebetulan disana ada yang jualan es kelapa sama bakso gerobakan. Tanya-punya Tanya ternyata si penjual bakso orang jawatimur. Lumayanlah rasa basonya apalagi panas-panas lagi lapar pula. Belum lagi es kelapanya yang kata pak bondan winarno maknyossss. Nah yang bikin baso dan es kelapa itu terasa makin nikmat adalah harganya yang murah. Satu mangkok baso Cuma 6.000 sementara es kelapa satu gelas Cuma 3000 perak.

Perburuan kami di sukawati pun akhirnya selesai. Seperti apapun situasinya, kalau kita bawaanya senang karena sedang jalan-jalan, maka tentu saja rasa puas yang kita dapat. Belum lagi “gigih”nya para pedagang pasar sukawati guwang dalam menjajajkan barang dagangan juga bias jadi cerita dikemudian hari.

Spoiler for :
0
9.4K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan