PriNxAvatar border
TS
PriNx
Pesona Sabang, Memaksa Kami Kembali
Setelah Juli 2011 solo trip ke Sabang ( Sabang Juli 2011 - red ). Maka tanggal 16 September 2011 saya kembali ke Sabang. Dengan beberapa teman naik sepeda motor dari Banda Aceh. Tak banyak memang yang dapat saya ceritakan disini, karena pada dasarnya, semua kembali pada pendapat masing-masing orang bagaimana sebenarnya pesona Sabang.

Sebelum naik ke kapal, 3 buah kendaraan sepeda motor sudah terisi bahan bakar dengan full. Tak lupa beli 3 bungkus nasi telur @ 9K (mahal ya).
Karena menunggu kawan yang sedang Jumatan, dengan harap cemas menanti di depan pintu masuk kapal. Setelah kedatangannya beli 3 tiket untuk motor @21,5K dan 5 tiket orang dewasa @18,5K total 157K.

Spoiler for makan siang di kapal:


Spoiler for makan siang di kapal:


Sial memang turun dari kapal harus nambal ban. Keluar lagi uang 15K.

Lepas dari tanjakan curam menuju kota, singgah sejenak sekedar berfoto ria. Dari sini kita bisa melihat laut luas sebenarnya. Sayang malah asik bereksis ria.

Spoiler for numpang nampang:


Sampai di kota, istirahat sejenak di taman depan kantor walikota Sabang. Lanjut ke Sabang Fair, menikmati bebatuan yang dihantam ombak.

Spoiler for Sabang Fair :


Spoiler for Sabang Fair :


Bercengkrama sejenak di dekat meriam Belanda ditemani baso goreng 5K.

Spoiler for Sabang Fair :


Setelah hunting hunting penginapan, ternyata tidak cocok harga. Langsung saja bergerak ke Gapang menjelang matahari menghilang.
Disini kami mendapatkan penginapan 300K selama 2 malam. Dengan kamar mandi di dalam dan bisa untuk 5 orang. Karena kasur cukup besar, dan ada bed tambahan.

Spoiler for JROEH Bungallow:


Spoiler for JROEH Bungallow:


Di foto tersebut, berjajar dari kiri, adalah bungalow tempat kami menginap. Di tengah ada toko merchandise, di sebelah kanan adalah warung makan. Strategis, ya ini lah yang kami cari. Selain berada langsung di tepi pantai Gapang, di halaman ada kursi dan meja tempat bersantai ria di tepi pantai. Dan ada ayunan pantai untuk bermalas malasan.


Spoiler for ayunan:


Hari sudah gelap, cocok memang kalau langsung makan malam. Di warung sebelah seporsi nasi goreng biasa plus telur harganya 10K dan kopi n*scaf* 4K segelas. Jadi total untuk 5 orang kena 70K. Tak banyak yang dilakukan malam itu, hanya duduk santai menatap pantai.

Pagi memaksa mata untuk beranjak dari peraduan.

Spoiler for Gapang:


Spoiler for Gapang:


Kalau agan agan mau Diving, bisa naik kapal ini.

Spoiler for Gapang:


Kalau untuk sewa boat ke Pulau Rubiah dari Gapang 300K untuk pulang pergi. Kita bisa menentukan kapan berangkat dan kapan akan dijemput. Di Rubiah kita bisa snorkling dengan pemandangan yang menakjubkan (kata orang sih).
Dari Iboih harga sewa boat 200K.

Sarapan pagi kami cari di luar Gapang, hanya 500m dari pintu masuk Gapang ke arah Tugu 0KM. Nasi Gurih dengan telur seharga 8K, kami beli hanya 4bungkus dengan niat pengiritan dan tak lupa beli kopi khas Aceh 5K.

Spoiler for Kedai Kopi:


Spoiler for sarapan pagi :


Spoiler for ngopi dulu:


Setelah ngopi, berangkat ke Tugu 0KM Indonesia, dan isi bensi 2 liter 12K.

Spoiler for Tugu 0KM :


Spoiler for 0KM :


Spoiler for Dari 0KM :


Disini ketemu sama pengunjung lain berasal dari Jakarta. Ngobrol ini itu, akhirnya kami jalan bareng.

Spoiler for kawan baru :


Spoiler for Dari 0KM :


Tak disangka babi penghuni datang, di trip pertama saya nantikan tak kunjung tiba. Sekarang tak diundang, dia datang sendiri.

Spoiler for Babi di 0KM :



Hari beranjak siang, kami putuskan ke pos tentara di bawah untuk sejenak menatap keunikan tulisan "LUSA AKU MATI". Pos penjagaan dengan senjata laras panjang.

Spoiler for pos penjagaan :


Baru bergerak ke Iboih,
Spoiler for Foto dari Lius:


Spoiler for Iboih:


Spoiler for Iboih Bening:


Spoiler for Kapal Kaca:


Spoiler for Kapal Kaca:


Spoiler for Kapal Kaca:


Dengan kapal ini kita bisa keliling sambil menikmati indahnya pesona laut tanpa harus snorkling. Kami memutuskan untuk snorkling di Gapang saja, jadi bisa simpan barang barang di bungalow. Sekarang jumlah kami 7 orang, dan akan bertambah lagi beberapa orang lagi mungkin, karena ada beberapa kawan yang akan menyusul ke Sabang. Kami putuskan menyewa 6 alat snorkling, @10K dan 6Jaket pelampung @15K. Seharusnya per item itu 15K di Opung (panggilan kepada si bapak yang merentalkan alat snorkling di depan bungalow kami). Beliau cukup ramah, dan kami bisa memakai alatnya sepuas puasnya. Dengan ini kami asumsikan, bahwa kami bisa bergantian memakai alat sampai sore. Dan benar saja kawan dari Banda Aceh ada yang menyusul, jadi prediksi kami tepat, dan bisa menghemat.

Spoiler for snorkling:


Spoiler for snorkling :


Sejenak melepas lelah, kami berkenalan dengan Luca, dia wisatawan dari Venezia, Italy yang bekerja di UK. Berangkat dari UK ke Kualalumpur dan terbang langsung ke Banda Aceh. Cerita ini cerita itu, tentang suasana disana dan disini, menarik memang.

Spoiler for with Luca:


Spoiler for with Luca:


Kami bertemu dengan kawan yang kemarin bertemu dengan kami di kapal, scooterist juga ternyata. Saling lihat scooter yang kami bawa.

Spoiler for scooter:

Ternyata banyak traveler adventure yang datang, mungkin karena sedang ada event Sabang Regatta International 2011. Tapi maaf saya tak akan membahas hal tersebut disini emoticon-Smilie.

Spoiler for bergaya di depan mobil IOF:


Spoiler for bergaya di depan mobil IOF :


makan siang kali ini kawan ada yang turun ke kota, beli nasi 4 bungkus @9K, kalau sebelumnya kami minta air putih di warung sebelah. Kali ini kami beli 5K di warung tersebut juga. Karena malu beli makan di luar masa minta minum di kedai tersebut emoticon-Malu (S)

Sore datang dan kami berangkat lagi ke Tugu 0KM. Ingin menikmati sunset. Tapi apa daya, awan menyelimuti matahari di ufuk barat.

Spoiler for :


Makan malam kami kembali ke Bungalow. Di warung sebelah kami tawar makan nasi goreng tanpa telur. Dijanjikannya 6K per porsi. Tapi entah kenapa tetap disajikan dengan telur. Akhirnya kami hanya disuruh membayar 9K per porsi.
Duduk di tepi pantai sampai hampir jam 9 malam. Ada sinyal lampu dari laut ke darat. Kami pikir ini adalah sinyal lampu peserta Sabang Regatta. Kami datangi dermaga buatan di Gapang, dan ternyata benar kapal Thailand. Tapi tak bersandar di dermaga. Ada sedikit rasa kecewa karena tak bisa melihat dari dekat, sedangkan suasana malam begitu pekat. Dan aneh tak bisa dipungkiri memang, di dermaga, lampu sorot masih tergeletak di lantai. Jadi tadi lampu balasan yang kami lihat dari dermaga, bukanlah lampu yang sudah terpasang di tiang, melainkan masih di lantai. Sekitaran jam 10 kami kembali ke bungalow. Ditemani kopi 3 gelas (12K) dan 2 bungkus besar kacang (14K), menemani malam berpayungkan temaram bulan.
Jam 11an, terlihat lampu di dermaga terpasang satu tiang, dan hampir jam 1 dini hari lampu sudah terlihat 2 di tiangnya masing masing. Sampai subuh menidurkan kami di tepi pantai. Ketika terbangun di pagi buta, kami beranjak menuju Pelabuhan Balohan guna kembali ke Banda Aceh. Sempat diguyur hujan di Minggu pagi. Muncul pelangi sayang kamera mati (low battery). Sebelumnya beli nasi gurih 9K sebanyak 4 bungkus. Dan kembali bayar tiket dengan total 157K.

*nanti foto foto lainnya akan di aplot setelah jaringan internet berjalan dengan lancar emoticon-Malu (S)
0
6.4K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan