ikhwan86Avatar border
TS
ikhwan86
Sejarah Lahirnya Badan Intelijen Indonesia (Periode: 1943 - 1949)
Thread ini saya buat ketika mencari informasi tentang sejarah PETA khususnya di Daidan I - Serang (Banten Syu/Keresidenan Banten) dimana kakek saya dengan santrinya pernah terlibat, ternyata karena tidak ada peristiwa yang istimewa sehingga tidak ada catatan sejarah yang menulis aktivitas mereka. Tapi saya menemukan banyak artikel menarik tentang kejadian tahun awal tahun 40-an s/d akhir 40-an dan membayangkan jika menjadi mereka di masa muda. Salah satunya adalah artikel yang diposting oleh Eyangwid di Kompasiana yang berjudul Kisah Perjuangan: Lahirnya Badan Intelijen Indonesia yang terdiri dari 12 bagian (Posting). Disini diceritakan bagaimana anak muda terpilih yang berjumlah 50 orang awal tapi berkurang menjadi 48 karena ada peristiwa seperti yang disampaikan oleh Bapak Amir Sjamsoedin (Eks-Peserta Pelatihan Seinen Dojo).

Quote:


Yang membuat saya tergerak untuk membuat thread ini adalah catatan dari Eyangwid dalam akhir tulisannya:

Sebetulnya Kisah Perjuangan para PPF ini masih banyak. Kisah perang gerilya para PPF yang heroik-patriotik di beberapa daerah cukup menarik. Pengalaman suka-duka mereka sebenarnya, perlu kita hayati dan kita jadikan pembangkit daya juang, untuk membangun negeri ini. Sayang kaum muda, banyak yang tak tertarik pada sejarah, khususnya kisah-kisah perjuangan para pahlawan kita masa lalu. Buktinya, sampai tulisan ini tamat, tidak ada komentar dari kaum muda. Oleh sebab itu Kisah Perjuangan para pahlawan kami sudahi sampai di sini saja. Jika dalam tulisan ini ada kekurangannya, penulis mohon maaf. - Wasalam: Eyang Wid

Semoga kita sebagai generasi muda bisa mengambil spirit yang telah diberikan generasi terdahulu untuk masa kini.

Spoiler for Mohon dibaca sebelumnya:



Selamat mengikuti \temoticon-I Love Indonesia (S)\temoticon-I Love Indonesia (S)\temoticon-I Love Indonesia (S)


Dituturkan oleh: Amir Sjamsoedin (Almarhum)
Ditulis dan diolah oleh: Eyang Wid


Kisah Perjuangan: Lahirnya Badan Intelijen Indonesia

SEJARAH lahirnya lembaga intelijen Indonesia, sedikit banyak, berkaitan dengan sejarah dunia, khususnya sejarah pendudukan balatentara Jepang di Indonesia. Itulah sebabnya, jiwa dan semangat Prajurit Perang Fikiran (PPF) - suatu istilah bagi para intelijen Indonesia pada tahun 1946 - dilandasi oleh berbagai ajaran filsafat, yang diadopsi dari budaya Barat dan dicampur filsafat yang digali dari budaya Timur; termasuk Nihon Sheisin atau Semangat Jepang ).

Khusus mengenai Semangat Jepang yang diserap oleh para pemuda Indonesia, baik yang menjadi PPF, maupun yang menjadi anggota Pembela Tanah Air (Peta), tidak terlalu asing bagi masyarakat Indonesia. Sebabnya adalah, memang adat-istiadat atau perilaku hidup seorang satria kuno Jepang, yaitu tingkah-laku [I]Bushido
serta etika Samurai, hampir sejiwa dengan tingkah-laku satria dalam Epos Ramayana maupun Epos Mahabarata, suatu ajaran falsafah Hindu yang telah lama dikenal di Indonesia.

Kapan, mengapa, dan bagaimana Semangat Jepang bisa menetes dan menjiwai PPF pada awal kemerdekaan Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus melacak mundur jauh ke belakang, menengok sepintas sejarah politik luar negeri Jepang, tempo dulu.

Tanaka Memorial

Sejak Restorasi Meiji di bawah pimpinan Kaisar Mutsohito (1868-1912) Jepang mulai bergerak maju menuju impiannya, yaitu untuk menjadi negara modern di Asia, bahkan di dunia. Tahun 1895 Jepang mulai berani merambah wilayah China, akibatnya meletuslah perang antara Jepang dengan China. Jepang di pihak yang menang. Beberapa dekade kemudian, Jepang telah berhasil mengawinkan falsafah hidup Barat dengan tradisi kunonya. Mengawinkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) Barat dengan filsafat budaya aslinya. Pada periode tersebut, Jepang telah mampu menjadi “super power” di Asia yang disegani oleh dunia. Namun situasi dan kondisi itu pulalah yang membuat Jepang dalam suatu proses “kelahiran kembali”. Karakter dan ambisi nasional Jepang berubah [ii]).

Sementara itu, situasi dan kondisi sosial ekonomi rakyat Jepang, semakin lama semakin sulit. Wilayah Jepang yang sempit dan miskin sumber daya alam, serta penduduknya yang semakin tahun semakin banyak, mengakibatkan kehidupan rakyat Jepang semakin sulit. Hal ini pula yang mendorong rakyat Jepang berjuang keras untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 membuat Jepang semakin yakin bahwa bangsa Jepang adalah bangsa yang unggul, sederajat dengan bangsa kulit putih, bangsa Barat. Saat itulah bangsa Jepang mulai berani berkompetisi dalam hal, ekspansi territorial internasional.

Tahun 1910 Korea diduduki Jepang. Perekonomian China, juga Asia Pasifik, secara bertahap dikuasai. Melihat Jepang yang mulai ekspansionis, Barat tidak tidur. Maka Barat mulai mengerem ekspansi militer Jepang dengan mengadakan Perjanjian Perlucutan Senjata di Washington (1921 - 1922), kemudian menyusul lahirnya Konperensi Armada Laut di London (1930). Ternyata Konperensi di London 1930 tersebut memojokkan Jepang. Sebab konperensi tersebut memutuskan, perbandingan jumlah tonage armada angkatan laut Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Jepang harus 5 , 5, dan 3[iii]).

Kegagalan diplomasi di pihak Jepang pada Konperensi London 1930 menimbulkan reaksi keras di dalam negeri. Rakyat Jepang pada umumnya dan khususnya Angkatan Perang Jepang menilai, kegagalan diplomasi tersebut merupakan penghinaan terhadap martabat bangsa Jepang. Sejak saat itu, nasionalisme Jepang bangkit membuat hangat situasi politik dunia. Merasa dirinya semakin dijepit Barat, nafsu ekspansi Jepang justru semakin menjadi. Maka tahun 1931, Jepang menduduki Manchuria. Tidak puas dengan permainan politik rivalnya, yaitu negara-negara Barat, tahun 1933 Jepang keluar dari Liga Bangsa-bangsa. Sementara itu, dunia semakin yakin bahwa Jepang memang berniat akan menguasai dunia! Niat Jepang tersebut tercantum pada dokumen rahasia yang terkenal dengan nama Tanaka Memorial [iv]).


-------- Catatan --------

[i] ) Letkol (Purn) R.Soetrisno - Pendidikan Intelligence Kementerian Pertahanan (IKP) di Kaliurang, Yogya. Buletin Akrab No Th II Maret 1997 hal 39 dst, Yayasan Bina Korsa Utama.

[ii] ) Tetapi karena mengadopsi peradaban Barat, maka Jepang melanggar kepribadiannya sendiri, keselarasan antara jiwa dan raga orang Jepang yang asli menjadi terganggu. Inilah yang menyebabkan (sebagian) orang Jepang menjadi sombong. Misalnya, saat mereka menghadapi bangsa Asia yang lain. Mereka berlaku seperti bangsa Barat, menganggap bangsa Asia rendah peradabannya. Menurut Prof Ohgushi, cara orang Barat berpikir, sangat mempengaruhi garis arah Negara Jepang (saat itu). - Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo SH/Kesadaran Nasional, Sebuah Otobiografi/Gunung Agung halaman 199).

[iii] ) Akibat kegagalan diplomasi Jepang di Konperensi di London, Laksamana AL Jepang dan Menteri AL Jepang, yang ikut menandatangi Konperensi London, bunuh diri (Ahmad Subardjo Djoyoadisurya SH/ibid halaman 250).

[iv] ) Jenderal AL Baron Tanaka adalah PM Jepang tahun 1927, isi Tanaka Memorial antara lain: Untuk menyelesaikan kesulitan-kesultan di Asia Timur, Jepang harus menjalankan politik darah dan besi. Untuk mengalahkan dunia, Jepang harus mengalahkan Eropa dan Asia. Jepang harus mengalahkan lebih dahulu China. Untuk mengalahkan China, Jepang harus mengalahkan Manchuria dan Mongolia. Harapan Jepang untuk melaksanakan rencana ini adalah 10 tahun. (Ahmad Subardjo Djoyoadisurya SH/ibid halaman 201).


Bersambung ..
0
13.5K
39
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan