Gan, barusan ane nonton acara dialog di salah satu televisi swasta. Temanya adalah
Cinta Tanah Air. Kalau sudah bicara tentang tanah air, tentunya nggak jauh-jauh dari yang namanya rasa nasionalisme.
Acara yang dihadiri oleh seniman kawakan macam Titik Puspa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan, dan aktor yang tenar lewat seni beladiri Indonesia Iko Uwais ini cukup menarik perhatian ane, gan.
Eyang Titik Puspa sedang gencar menciptakan lagu-lagu bertema nasionalis. Kata-katanya jauh dari kesan cinta-cintaan. Malah terdengar janggal di telinga anak zaman sekarang.
Dan tiba giliran bapak menteri bersuara seputar bahasa, bahasa Indonesia. Ya, pak menteri menyinggung sedikit tentang keinginan sebagian penggiat bahasa Indonesia untuk mendorong penggunaan bahasa Indonesia pada skala internasional. Terdengar mustahil, ya?
Pak menteri juga menuturkan bahwa kosakata bahasa Indonesia HANYA 91.000an kata, sedangkan bahasa Inggris memiliki lebih dari 1 juta kata. Untuk itu, pak menteri mendorong penyerapan bahasa daerah dan bahasa
ALAY. Yup, nte nggak salah baca kok, gan. Menurut pak menteri, bahasa alay itu nggak merusak keberadaan bahasa Indonesia. Bahkan, lanjut pak menteri, bahasa alay itu patut 'didukung' karena bahasa alay merupakan bahasa kekinian yang digunakan oleh generasi muda Indonesia untuk berkomunikasi.
Yang penasaran isi percakapan pak menteri boleh makan wafer di sini: