tukang.k0prol
TS
tukang.k0prol
[Calon Jabar-1] Gaya Berbeda Bupati Dedi Mulyadi Menata Purwakarta



Purwakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (44) terkenal dengan pakaian serba putih dan selalu beriket. Tapi ternyata tak cuma penampilan, gaya kepemimpinannya juga berbeda dibanding pemimpin daerah lain. Ia bekerja simpel dan cepat. Tak heran, banyak perubahan terjadi di daerah yang berjarak 80 km sebelah timur Jakarta itu.

Ruang terima tamu di kantor bupati Purwakarta benar-benar sepi, Kamis (19/11/2015) sekitar pukul 10.35 WIB. Tim detikcom menunggu kehadiran tuan rumah. Di luar, beberapa orang tampak berfoto dengan background kolam dan balai pertemuan terbuka.

Aroma dupa tercium. Rupanya memang ada dupa di dekat pintu masuk, terselip di antara patung kayu. Asap mengepul tipis, menebarkan aroma tak biasa.

Dedi datang dengan mengenakan pakaian khasnya, kemeja putih dan celana agak comprang warna putih. Dia sempat dicegat staf dan tamu, ngobrol sebentar, kemudian melepas sandal dan masuk ke ruangan.

"Silakan, silakan. Di sini saja," kata Dedi sambil duduk. Dia menata iket, kemudian mengikatkannya di kepala.

Ruangan terima tamu merupakan bangunan lama. Sudah ada sejak tahun 1800-an. Langit-langitnya tinggi, kurang lebih 5 meter. Di dinding terpasang lukisan besar bergambar Mbah Marijan, harimau putih, dan lain-lain.

"Saya cuma menata ulang saja biar enak ditempati," kata Dedi soal ruangan tersebut.

Obrolan mengalir. Mulai dari hal-hal sepele seperti sejarah ruangan hingga kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan. Mulai dari pembangunan infrastruktur dan taman, hingga filosofi dan agama.

Gaya bicara Dedi ceplas-ceplos, namun santun. Sederhana tapi mendalam. Dia selalu mengaitkan kebijakan dengan filosofi atau alam dan religiusitas. Bagi dia, semua perilaku manusia harus mengarah ke sana. Salah satunya tentang bulan purnama dan imbauan kepada anak-anak agar bermain di luar rumah.

"Itu bukan kearifan lokal, lebih tepat disebut kearifan alam," kata Dedi.

Jika masyarakat bisa berdampingan dengan alam, kata Dedi, niscaya kehidupan akan lebih baik. Apalagi alam Indonesia dikenal sangat kaya. Semua ada. Dengan memanfaatkan itu saja, masyarakat bisa hidup sejahtera.

"Sayangnya, sekarang semua terbawa arus materialistik ala barat. Kerja keras untuk uang. Pada akhirnya berapapun gaji atau uang yang didapatkan, akan ludes juga sebagai bagian dari kompensasi," kata Dedi.

"Sedangkan dulu, kakek-nenek kita kerja sambil berdoa, menanam padi sambil berzikir. Semua diikhlaskan. Hasilnya baik ya dipanen dan disyukuri, hasil jelek yang prihatin. Jadi tidak stres, lalu kehidupan berjalan seperti biasa," tambah bapak 2 anak ini.

Dedi memimpin Purwarkata sejak 2008. Ini adalah periode kedua dia menata Purwakarta. Apa hasilnya?

Pendopo kantor bupati berubah. Rindang dan asri karena ada taman. Tak jauh dari tempat tersebut, dibangun taman besar, museum canggih, dan tempat bermain. Selain itu, infrastruktur baik kota maupun desa, terutama jalan, mulus.

Di luar hal-hal fisik, Dedi mengadakan beragam acara sebagai hiburan sekaligus pengayaan mental. Mulai dari festival budaya hingga kegiatan keagamaan. Tak butuh perencanaan rumit. Begitu ide muncul, segera direalisasikan. Semua lancar dan bisa dibilang sukses.

Obrolan dengan Dedi berakhir setelah 2 jam. Di luar ruang, sejumlah orang telah menunggu. Ternyata beberapa di antaranya hanya ingin berfoto bersama Dedi, sisanya merupakan staf yang minta tanda tangan.

Aroma dupa tercium sesaat setelah keluar dari ruangan. Untuk apa dupa itu? "Nggak, nggak ada maksud apa-apa. Cuma buat wangi-wangian saja," kata Dedi sambil tersenyum lebar.
(try/imk)

Sumber

kagak perlu eksis di twitter. kagak pake munak, hasil nyate, 2 periode buktinye

kang dedi emang mantep, cocok buat jabar -1

emoticon-2 Jempol:
0
6.1K
74
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan