- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cerita Pejalan Domestik
[ FR ] We Sail Into The Sun , Teluk Kiluan via Laut ( 28 - 30 Maret 2014 )
TS
prascocker
[ FR ] We Sail Into The Sun , Teluk Kiluan via Laut ( 28 - 30 Maret 2014 )
We Sail Into The Sun
Quote:
Long weekend Maret telah tiba, kembali ransel merah disesaki oleh berbagai perlengkapan dan pakaian untuk berpergian mengarungi laut menuju Teluk Kiluan, Lampung. Satu hal yang baru pertama kali gw alami. Kamar kost penuh dengan beberapa kawan. Ada yang dari Jakarta, Tangerang bahkan Jogjakarta.
Pukul 21.00 WIB kami kembali membajak salah satu mikrolet yang lewat untuk mengantar kami menuju seberang RS Harapan Kita, tempat meeting point untuk kawan sekitar Jakarta. Sayangnya hari ini bus – bus sangat penuh. Mungkin karena bertepatan dengan libur panjang. Setengah jam menunggu akhirnya ada bus yang lumayan kosong bisa kami tumpangi. Inilah awal perjalanan epic menuju habitat lumba – lumba terbesar se Asia Tenggara.
Tepat tengah malam rombongan sampai di Pelabuhan Merak. Saat di bus beberapa peserta yang sudah sampai sangat perhatian banget sama gw.
Berulang kali mereka sms
“ Mas, sudah sampai mana? “
“ Mas dimana ? “
“ Mas nanti ketemuan dimana? “
Pasti mereka sayang banget sama gw. Perhatian banget deh pokoknya.
Gak lama sesampai di Pelabuhan Merak temen gw Yudi langsung mengabsen peserta sembari menagih sisa uang pembayaran. Beberapa kawan ada yang terlambat. Gw bersikeras untuk menunggu. Waktu pun berlalu, peserta sudah gelisah bahkan ada yang tertidur. Akhirnya gw melepas peserta untuk naik ke ferry lebih dulu. Lima belas menit berlalu akhirnya gw juga gelisah. Hahaha... Rombongan yang telat gw sms. “ Lima tiket gw titip di loket B atas nama Pras “ gw berharap rombongan yang telat bakal menyusul kita dan gw bakal tunggu mereka di Bakauheni.
Pukul 21.00 WIB kami kembali membajak salah satu mikrolet yang lewat untuk mengantar kami menuju seberang RS Harapan Kita, tempat meeting point untuk kawan sekitar Jakarta. Sayangnya hari ini bus – bus sangat penuh. Mungkin karena bertepatan dengan libur panjang. Setengah jam menunggu akhirnya ada bus yang lumayan kosong bisa kami tumpangi. Inilah awal perjalanan epic menuju habitat lumba – lumba terbesar se Asia Tenggara.
Tepat tengah malam rombongan sampai di Pelabuhan Merak. Saat di bus beberapa peserta yang sudah sampai sangat perhatian banget sama gw.
Berulang kali mereka sms
“ Mas, sudah sampai mana? “
“ Mas dimana ? “
“ Mas nanti ketemuan dimana? “
Pasti mereka sayang banget sama gw. Perhatian banget deh pokoknya.
Gak lama sesampai di Pelabuhan Merak temen gw Yudi langsung mengabsen peserta sembari menagih sisa uang pembayaran. Beberapa kawan ada yang terlambat. Gw bersikeras untuk menunggu. Waktu pun berlalu, peserta sudah gelisah bahkan ada yang tertidur. Akhirnya gw melepas peserta untuk naik ke ferry lebih dulu. Lima belas menit berlalu akhirnya gw juga gelisah. Hahaha... Rombongan yang telat gw sms. “ Lima tiket gw titip di loket B atas nama Pras “ gw berharap rombongan yang telat bakal menyusul kita dan gw bakal tunggu mereka di Bakauheni.
Quote:
Memasuki dermaga gw melihat ferry yang berlabuh, KMP PORTLINK . Dari luar ferry ini biasa saja. Akan tetapi saat memasuki interiornya, beuhhhhh...... Titanic versi Indonesia. Interior modern yang sebagian besar bermotif kayu. Sangat nyaman sekali, bahkan ruang non VIP pun ber AC. Setelah menemukan sudut yang pas, bergegaslah untuk istirahat. Tidur...
Badan gw bergoyang – goyang kencang. Gempa...!!!!
Oh, ternyata tidak. Joe dengan histeris membangunkan gw dari tidur. Mukanya sumringah.
“ PRAS..!!! SUNRISE...!!! “ seru Joe.
Shit, ini anak kayanya jarang liat sunrise. Tangerang udah penuh pabrik ya Joe ? Dengan lunglai gw ambil GoPro untuk mengabadikan sunrise fenomenal tersebut. Eh, pas tiba di dek gw ketemu Arya. Arya ini peserta trip Pulau Harapan si agan mimitmamat. Ngobrol sebentar ternyata dia juga mau ke Kiluan tapi via roda dua. Kelar ngobrol saatnya foto sunrise. Dan lo tau gak?
Gara gara ngobrol mataharinya udah tinggi. Hahaha... lewat deh kesempatan mengabadikan sunrise fenomenal versi Joe “ Panci “
Akhirnya kami tiba di Bakauheni.
Peserta langsung masuk ke dalam angkot yang sudah di charter. Gw sisakan satu angkot untuk gw dan rombongan yang telat. Yapss.. gw menunggu mereka di sini. Gusty, Yudi dan Joe menemani gw. Eh, ternyata ada Mba Anis sama Mas Anes. Ternyata mereka ke kamar kecil dulu. Hahaha.. untung gak ketinggalan. Oiya, di Bakauheni kami bertemu dengan lima orang yang mau menuju Teluk Kiluan tapi belum punya angkutan kesana. Karena ada beberapa peserta yang cancel akhirnya mereka bareng rombongan kami.
Setengah jam menunggu akhirnya rombongan Mas Anjar datang. Siap...kita berangkat !!!! Cuaca cerah sekali. Pertanda bagus. Sayang gw dapat supir angkot baru. Belum berani melibas jalanan Bakauheni – Canti seperti senior – seniornya. Haha..padahal ciri khas angkot di Lampung itu skill supirnya dalam mengendarai mobil layaknya Vin Diesel.
Badan gw bergoyang – goyang kencang. Gempa...!!!!
Oh, ternyata tidak. Joe dengan histeris membangunkan gw dari tidur. Mukanya sumringah.
“ PRAS..!!! SUNRISE...!!! “ seru Joe.
Shit, ini anak kayanya jarang liat sunrise. Tangerang udah penuh pabrik ya Joe ? Dengan lunglai gw ambil GoPro untuk mengabadikan sunrise fenomenal tersebut. Eh, pas tiba di dek gw ketemu Arya. Arya ini peserta trip Pulau Harapan si agan mimitmamat. Ngobrol sebentar ternyata dia juga mau ke Kiluan tapi via roda dua. Kelar ngobrol saatnya foto sunrise. Dan lo tau gak?
Gara gara ngobrol mataharinya udah tinggi. Hahaha... lewat deh kesempatan mengabadikan sunrise fenomenal versi Joe “ Panci “
Akhirnya kami tiba di Bakauheni.
Peserta langsung masuk ke dalam angkot yang sudah di charter. Gw sisakan satu angkot untuk gw dan rombongan yang telat. Yapss.. gw menunggu mereka di sini. Gusty, Yudi dan Joe menemani gw. Eh, ternyata ada Mba Anis sama Mas Anes. Ternyata mereka ke kamar kecil dulu. Hahaha.. untung gak ketinggalan. Oiya, di Bakauheni kami bertemu dengan lima orang yang mau menuju Teluk Kiluan tapi belum punya angkutan kesana. Karena ada beberapa peserta yang cancel akhirnya mereka bareng rombongan kami.
Setengah jam menunggu akhirnya rombongan Mas Anjar datang. Siap...kita berangkat !!!! Cuaca cerah sekali. Pertanda bagus. Sayang gw dapat supir angkot baru. Belum berani melibas jalanan Bakauheni – Canti seperti senior – seniornya. Haha..padahal ciri khas angkot di Lampung itu skill supirnya dalam mengendarai mobil layaknya Vin Diesel.
Quote:
Satu jam kemudian kami tiba di Dermaga Canti. Gak sempat sarapan langsung pembagian kapal. Yaps..selesai dengan sempurna. Daftar manifes penumpang ke syahbandar mulai sedikit masalah. Kapal pertama yang akan gw tumpangi langsung berlayar. Shit..padahal alat snorkeling ada disitu dan datanya ada di gw. Mau gak mau gw numpang di kapal kedua. Huhuhu... Mulai berlayar...tarik senyuman...biarkan matahari menyinarimu...Gosong...item...Bodo amat.
Laut kali ini sangat bersahabat, sangat tenang seperti jalan – jalan di Singapura. Begitulah anggapan gw walau belum pernah ke Singapura. Hehehe...mending ke Flores daripada kesana. Beberapa ikan julung – julung yang bukan saudara dari agan Julunk menggoda kami. Berlari di atas laut. Yapss.. keren ya itu ikan. Udah kaya nabi bisa jalan di air. 20 menit berlayar menuju Pulau Legundi beberapa sirip ikan lumba – lumba terlihat. Penumpang yang di dek atas pasti melihat ini. Hahah..keren brohhhh.... bahkan saat hampir sampai di Pulau Legundi gw dan Gilang sempat melihat akrobat lumba – lumba yang hanya beberapa detik itu. Cool enough... Oiya, banyak juga loh ubur – ubur raksasa dengan berbagai warna yang kami lewati saat itu.
Ke Kiluan lewat laut itu seru banget. Selain lo dapat sinar matahari yang menyegarkan, hembusan angin laut semilir serta biota laut yang menggoda, lo juga bisa tidur dengan sempurna. Hahaha...gak ada goncangan keras seperti lewat darat tiga puluh kilometer sebelum sampai di Kiluan.
Laut kali ini sangat bersahabat, sangat tenang seperti jalan – jalan di Singapura. Begitulah anggapan gw walau belum pernah ke Singapura. Hehehe...mending ke Flores daripada kesana. Beberapa ikan julung – julung yang bukan saudara dari agan Julunk menggoda kami. Berlari di atas laut. Yapss.. keren ya itu ikan. Udah kaya nabi bisa jalan di air. 20 menit berlayar menuju Pulau Legundi beberapa sirip ikan lumba – lumba terlihat. Penumpang yang di dek atas pasti melihat ini. Hahah..keren brohhhh.... bahkan saat hampir sampai di Pulau Legundi gw dan Gilang sempat melihat akrobat lumba – lumba yang hanya beberapa detik itu. Cool enough... Oiya, banyak juga loh ubur – ubur raksasa dengan berbagai warna yang kami lewati saat itu.
Ke Kiluan lewat laut itu seru banget. Selain lo dapat sinar matahari yang menyegarkan, hembusan angin laut semilir serta biota laut yang menggoda, lo juga bisa tidur dengan sempurna. Hahaha...gak ada goncangan keras seperti lewat darat tiga puluh kilometer sebelum sampai di Kiluan.
Quote:
Legundi.. nama pulau yang sangat epic dengan underwater yang epic pula. Tipe air disini tuh Crystal Clear Water. Ikan dan terumbu karang disini masih lebat dan bisa terlihat dari atas kapal. Nah disini gw mulai bersalah... Maafkan saya teman – teman. Alat snorkeling hanya mendapat sepuluh set. Peserta enam puluh orang. Kapal kedua tidak mendapat alat sama sekali dan kapal pertama mau gak mau harus bergantian untuk menikmati bawah laut Legundi. Bahkan gw sampai merelakan mask dan snorkel gw pribadi untuk digunakan secara bergantian. Gak apa..yang penting semua senang. Amien...
Kelar mainan air langsung lanjut menuju Pulau Umang Besar. Kita akan makan siang disini. Ditepi pantai yang jernih dengan pemandangan ikan julung – julung yang berlompatan. Hahaha... Pulau Umang Besar merupakan tempat konservasi terumbu karang. Karangnya memang karang buatan akan tetapi ikannya gede banget. Aselik...gw sempet dipelototin ikan – ikan itu pas gw berenang nerobos mereka yang lagi bergerombol. Mungkin kalo bisa berbicara mereka bakal mengumpat gw kali ya? Oiya, teman – teman ada yang tau suara ikan ndak? Kalo tau gw ajak ke Pulau Peucang gratis nanti awal Mei. Hahahaha....
Lanjut ya ceritanya...
Kelar makan langsung cuss ke Teluk Kiluan. Sepanjang berlayar kita di suguhi pemandangan tebing – tebing tinggi di pinggir laut. Ombak mulai berasa, kita sudah di Samudera Hindia. Lumba – lumba mulai muncul lagi. Gw menegaskan mata untuk mencari lumba – lumba lagi. Sepotong sirip besar terlihat di pinggir tebing. Tetapi sirip itu berenang dengan datar tidak melompat keci seperti layaknya lumba – lumba. Great...itu hiu !!! Haha..akhirnya bisa liat hiu walau sekian detik di laut lepas. Temen – temen gak percaya. Tapi itu beneran. Untung ada agan di dek belakang yang lihat juga. Haha..masa gw dibilang halusinasi.
Kelar mainan air langsung lanjut menuju Pulau Umang Besar. Kita akan makan siang disini. Ditepi pantai yang jernih dengan pemandangan ikan julung – julung yang berlompatan. Hahaha... Pulau Umang Besar merupakan tempat konservasi terumbu karang. Karangnya memang karang buatan akan tetapi ikannya gede banget. Aselik...gw sempet dipelototin ikan – ikan itu pas gw berenang nerobos mereka yang lagi bergerombol. Mungkin kalo bisa berbicara mereka bakal mengumpat gw kali ya? Oiya, teman – teman ada yang tau suara ikan ndak? Kalo tau gw ajak ke Pulau Peucang gratis nanti awal Mei. Hahahaha....
Lanjut ya ceritanya...
Kelar makan langsung cuss ke Teluk Kiluan. Sepanjang berlayar kita di suguhi pemandangan tebing – tebing tinggi di pinggir laut. Ombak mulai berasa, kita sudah di Samudera Hindia. Lumba – lumba mulai muncul lagi. Gw menegaskan mata untuk mencari lumba – lumba lagi. Sepotong sirip besar terlihat di pinggir tebing. Tetapi sirip itu berenang dengan datar tidak melompat keci seperti layaknya lumba – lumba. Great...itu hiu !!! Haha..akhirnya bisa liat hiu walau sekian detik di laut lepas. Temen – temen gak percaya. Tapi itu beneran. Untung ada agan di dek belakang yang lihat juga. Haha..masa gw dibilang halusinasi.
Quote:
Akhirnya sampai di Teluk Kiluan. Kita bersandar di Pulau Kelapa. And guess what.. baru aja sampai gw udah ditarikin duit sama adiknya yang kelola pulau. Shit.... Goceng per orang. Gak mau debat akhirnya gw bayar. Kapal pertama langsung menuju ke teluk tempat homestay berada, sedangkan kapal kedua menunggu jemputan jukung untuk ke homestay di seberang Pulau Kelapa. Homestay ini asik banget. Dipinggir pantai gitu. Sayang ada beberapa minus disini. Beberapa pasir yang dekat pohon itu gatal, ternyata di dalam pasirnya ada beberapa serangga semacam Bangcat gitu, air untuk mandinya harus gantian karena cuma ada satu penampungan air. Hehehe...
Pembagian homestay di mulai, hikss ada beberapa peserta yang masuk duluan. Mereka marahin gw karena mereka capek nunggu. Padahal kan gw juga nunggu yak. Malah gw lebih capek karena urus ini itu. Tapi gak apa, gak boleh debat saat traveling nanti suasana jadi runyam. Setelah diberi beberapa pengertian akhirnya selesailah pembagian kamarnya. Yippieee.... saatnya makan malam.
Pembagian homestay di mulai, hikss ada beberapa peserta yang masuk duluan. Mereka marahin gw karena mereka capek nunggu. Padahal kan gw juga nunggu yak. Malah gw lebih capek karena urus ini itu. Tapi gak apa, gak boleh debat saat traveling nanti suasana jadi runyam. Setelah diberi beberapa pengertian akhirnya selesailah pembagian kamarnya. Yippieee.... saatnya makan malam.
Quote:
Kelar makan beberapa teman yang emang udah ikut trip – trip gw sebelumnya berkumpul. Apath, Mas Adit, Kak Marsha, Rehan, Yudi, Gilang, Mayang, Putri, Bebey, Joe, Agung, Bondan, Regina dan Saptian. Saatnya kumpul – kumpul sambil menikmati beberapa bir, sekedar menghangatkan badan. Bersama mereka beban gw serasa hilang. Mereka dengan karakter dan tingkah polah masing – masing selalu berhasil membuat gw tertawa lepas. Mas Adit yang CLBK sama Kak Marsha, Gilang yang baru aja deket sama Mayang, Alpat yang baru pertama kali traveling dengan tujuan mendokumentasikan Indonesia, Yudi temen gw yang selalu bisa diandalkan saat sibuk, Putri yang sedang galau karena teman prianya yaitu agan Ondeondeonde sedang ke Krakatau bersama cewe – cewe caem, Regina yang skripsinya baru saja selesai dan menunggu wisuda, Bondan dan Agung manusia tanpa ekspresi, Saptian mas – mas jawa medok yang tidak kenal lelah dan pastinya Bebey seorang yang spesial yang selalu menemani gw kemana pun gw berpergian. Thanks guys...you are awesome.
Jam menunjukkan pukul 02.00 WIB dini hari, temen – temen mulai mengarungi alam mimpi di kamar masing – masing. Sedangkan gw dan Bondan lebih tertarik tidur di tepi pantai dibawah ribuan cahaya bintang purba. Cahaya bintang yang umurnya jauh lebih tua dari manusia. Cahaya bintang berumur empat belas juta tahun cahaya. Tahukah kamu, saat kamu melihat cahaya bintang, kamu menjelajah jauh ke dalam masa lampau yang diluar nalar manusia.
Sekarang pukul 06.00 WIB, saatnya untuk mengarungi laut untuk mencari lumba – lumba dihabitatnya. Disini gw agak pemaksa, agak galak. Gw tahu di liburan seperti ini jumlah jukung terbatas. Gw memaksa peserta untuk buru – buru naik ke jukung terlebih dulu, gak usah tunggu teman. Kalian pasti ketemu di laut sana walau beda jukung. Kalau kalian saling tunggu pasti kalian gak kebagian jukung di pagi hari dan bakal berlayar rada siang dimana lumba – lumba belum tentu ada.
Jam menunjukkan pukul 02.00 WIB dini hari, temen – temen mulai mengarungi alam mimpi di kamar masing – masing. Sedangkan gw dan Bondan lebih tertarik tidur di tepi pantai dibawah ribuan cahaya bintang purba. Cahaya bintang yang umurnya jauh lebih tua dari manusia. Cahaya bintang berumur empat belas juta tahun cahaya. Tahukah kamu, saat kamu melihat cahaya bintang, kamu menjelajah jauh ke dalam masa lampau yang diluar nalar manusia.
Sekarang pukul 06.00 WIB, saatnya untuk mengarungi laut untuk mencari lumba – lumba dihabitatnya. Disini gw agak pemaksa, agak galak. Gw tahu di liburan seperti ini jumlah jukung terbatas. Gw memaksa peserta untuk buru – buru naik ke jukung terlebih dulu, gak usah tunggu teman. Kalian pasti ketemu di laut sana walau beda jukung. Kalau kalian saling tunggu pasti kalian gak kebagian jukung di pagi hari dan bakal berlayar rada siang dimana lumba – lumba belum tentu ada.
Quote:
Gw sendiri gak ikut berlayar, gw lebih memilih bersantai di pantai bersama temen – temen yang emang gak ikut juga. Bercanda sama anak – anak kecil penghuni Kiluan asli. Lumba – lumba selama perjalanan ke sini sudah cukup menghibur gw.
Dua jam kemudian peserta sudah merapat kembali di pantai homestay. Sarapan pagi dan berenang – berenang lucu di tepi pantai sesudahnya. Oiya, masih ada satu destinasi, Laguna. Untuk menuju Laguna kami harus menumpang Jukung menuju daratan Kiluan. Dua jukung bolak balik. Lagi – lagi gw gak ikut ke Laguna. Gw tau Laguna itu sempit dan Kiluan sedang ramai. Pasti kurang seru. Gw lebih memilih untuk ngobrol – ngobrol dengan penduduk sekitar. Kelar menunggu kawan – kawan dari Laguna kami kembali ke homestay. Gw melakukan pembayaran yang bikin gw shock. Ternyata gw dapat tagihan alat pelampung, guide ke Laguna, ongkos Jukung PP ke Laguna. Shit...saat gw survey kesini tagihan ini gak ada. Yah..akhirnya terpaksa gw bayar juga. Nombok ? Iya. Tapi gak apa. Mumpung masih ada rejeki. Mungkin alam bakal beri gw rejeki lebih nanti. Hahaha...
Saatnya pulang.. kembali kami menyebrang ke Pulau Kelapa untuk menumpang kapal menuju Dermaga Canti. Muka – muka sumringah menandakan mereka puas. Amien.. Setelah semua naik kapal pun berangkat. Tidak lupa geng koplak melakukan Harlem Shake. Kali ini diatas kapal saat keluar dari Teluk Kiluan. Hahaha... Peserta tepar. Banyak yang KO dan tidur. Gw lebih suka ngerjain Agung yang tertidur posenya yang menarik. Iseng banget... Tiga jam kami sampai di Dermaga Canti. Sudah pukul 19.00 WIB. Gw melepas peserta disini dan rombongan di pimpin oleh Yudi. Gw? Melanjutkan perjalanan menuju Anak Krakatau bersama Gilang, Mayang, Putri, Bebey, Bondan, Saptian dan Gusty.
Dua jam kemudian peserta sudah merapat kembali di pantai homestay. Sarapan pagi dan berenang – berenang lucu di tepi pantai sesudahnya. Oiya, masih ada satu destinasi, Laguna. Untuk menuju Laguna kami harus menumpang Jukung menuju daratan Kiluan. Dua jukung bolak balik. Lagi – lagi gw gak ikut ke Laguna. Gw tau Laguna itu sempit dan Kiluan sedang ramai. Pasti kurang seru. Gw lebih memilih untuk ngobrol – ngobrol dengan penduduk sekitar. Kelar menunggu kawan – kawan dari Laguna kami kembali ke homestay. Gw melakukan pembayaran yang bikin gw shock. Ternyata gw dapat tagihan alat pelampung, guide ke Laguna, ongkos Jukung PP ke Laguna. Shit...saat gw survey kesini tagihan ini gak ada. Yah..akhirnya terpaksa gw bayar juga. Nombok ? Iya. Tapi gak apa. Mumpung masih ada rejeki. Mungkin alam bakal beri gw rejeki lebih nanti. Hahaha...
Saatnya pulang.. kembali kami menyebrang ke Pulau Kelapa untuk menumpang kapal menuju Dermaga Canti. Muka – muka sumringah menandakan mereka puas. Amien.. Setelah semua naik kapal pun berangkat. Tidak lupa geng koplak melakukan Harlem Shake. Kali ini diatas kapal saat keluar dari Teluk Kiluan. Hahaha... Peserta tepar. Banyak yang KO dan tidur. Gw lebih suka ngerjain Agung yang tertidur posenya yang menarik. Iseng banget... Tiga jam kami sampai di Dermaga Canti. Sudah pukul 19.00 WIB. Gw melepas peserta disini dan rombongan di pimpin oleh Yudi. Gw? Melanjutkan perjalanan menuju Anak Krakatau bersama Gilang, Mayang, Putri, Bebey, Bondan, Saptian dan Gusty.
Spoiler for Pelabuhan Merak:
Spoiler for KMP PORTLINK:
Spoiler for Dermaga Canti:
Spoiler for We Sail Into The Sun:
Spoiler for Pulau Legundi dan Pulau Umang Besar:
Spoiler for Kiluan:
Spoiler for Lumba Lumba:
Spoiler for Dibuang Sayang:
Spoiler for Berbagi Ceria Dimana Aja:
Spoiler for Peserta IGO cantik:
Spoiler for Romance of Kiluan:
Diubah oleh prascocker 26-06-2014 23:07
0
5.1K
Kutip
45
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan