Sumber : valerie ppri.
----------------------------------
Maaf oot.
Perihal baris berbaris ini menjadi pembicaraan tersendiri antara teman saya seorang Pamen (Kol.Pur) yg pernah ikut serta pada "ferry" kapal dari Jerman ke Indonesia, dengan beberapa rekan sbb.saya ceritakan kembali :
"Semua salah sangka, oleh beberapa ABK yg kebanyakan Bintara & Tamtama yg terpilih ke Jerman saat itu, merupakan sesuatu banget.
Mengingat dalam bayangannya, mereka akan ke tempat "modern"-nya orang kulit putih dg segala tetek bengek kehidupan sosialnya yg "wah".
Namun yg salah sangka bukan di pihak kita, namun juga di pihak Jerman yg akan memberikan pelatihan bgm cara "membawa" kapal perang.".
Seperti diketahui, selain Indonesia salah satu negara Afrika dhi. Nigeria juga mendapatkan kapal sejenis.
"Setelah sampai di kota tempat kapal-kapal itu bersandar, para crew dari TNI - AL itu terhenyak sebentar, karena kota tempat mereka tuju ternyata "kota kecil" yg sangat sepi, dan warung kopi jam 08.30 malam sudah tutup.
Sedang di pihak Jerman, juga terperangah karena cara berjalan kaki, dan apalagi sewaktu tentara kita berbaris kelihatan rapi dan bagus.
Mereka mengira, tentara kita di anggap sama dengan tentara dari Afrika.
Kekaguman mereka juga muncul pada saat calon ABK TNI kita diberi tuntunan / oleh para perwira AL Jerman, bgm sebaiknya membawa kapal dengan baik.
Dan pada saat kesempatan berlayar, para instruktur itu teriak-teriak kpd ABK kita, karena manuver yg di lakukan sangat mengkhawatirkan, dan apa jawaban ABK atas teriakan instruktur Jerman, ; "Her, kami juga pernah punya Destroyer, Frigat, dan Korvet, kalau kapal kecil begini ini bukan masalah buat kami."
Maka cerita salah sangka tersebut, akhirnya menjadi gelak ketawa yg mendengarnya.
Salam.