Studi: “Terapi Vampir” Mampu Perlambat Proses Penuaan
TS
abdulrazakr80
Studi: “Terapi Vampir” Mampu Perlambat Proses Penuaan
Studi: “Terapi Vampir” Mampu Perlambat Proses Penuaan
Spoiler for Penampakan:
Suara.com- Sepanjang sejarah perjalanan manusia, banyak sekali budaya yang menyebutkan bahwa darah muda banyak sekali manfaatnya bagi orang yang lebih tua. Banyak kebudayaan kuno yang mengisahkan pengorbanan anak kecil, atau penakluk yang meminum darah anak muda dari bangsa yang ditaklukannya dengan tujuan supaya awet muda.
Bahkan ada gosip yang membuat bulu kuduk meremang, bahwa seorang diktator dunia gemar mentransfusi dirinya dengan darah perawan muda demi menghambat proses penuaan. Semua cerita di atas memang terdengar seperti kisah horor, tak ubahnya kisah vampir yang bertahan hidup hingga ratusan tahun dengan memangsa darah manusia.
Spoiler for Gambar:
Spoiler for Penampakan:
Namun, ternyata baru-baru ini sejumlah peneliti di Universitas Harvard menemukan bahwa transfusi darah dari organisme yang masih muda mampu memperbarui otak, membentuk pembuluh darah baru, hingga meningkatkan daya ingat serta kemampuan untuk belajar. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, darah muda bisa menunda proses penuaan dan mengobati penyakit Alzheimer.
Spoiler for Penampakan:
Adalah protein “GDF11″ dalam darah yang memungkinkan semua hal itu terjadi. GDF11 dalam jumlah berlimpah ditemukan dalam darah organisme yang masih muda. Jumlahnya terus menurun seiring bertambahnya usia.
Spoiler for Penampakan:
Sejauh ini, para peneliti baru mencobakan hal tersebut kepada tikus. Peneliti mengambil darah dari tikus yang berusia tiga bulan dan mentransfusinya ke tikus yang sudah berusia 18 bulan, atau mendekati akhir hidupnya. Terbukti, sejumlah perubahan muncul.
Spoiler for Penampakan:
Darah muda tersebut meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajar dari tikus tua. Pascatransfusi secara teratur selama tiga minggu, peneliti melihat sejumlah perubahan pada struktur, molekuler, dan fungsi otak tikus tua. Tikus tua juga menunjukkan peningkatan para performa mereka dalam sejumlah tes yang dilakukan peneliti.
Para peneliti yakin bahwa hal serupa bisa pula dilakukan kepada manusia. Menurut mereka, pengujian kepada manusia bisa mulai dilakukan dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Mereka juga berharap, dengan penelitian tersebut, akan bisa ditemukan cara atau bahkan obat untuk memerangi penyakit Alzheimer pada manusia.