kesukaan terhadap organisasi membuat saya saya terpilih menjadi pengurus ekskul yaitu Rohis SMAN3 Kotabumi, pada semester yang sama saya juga terpilih menjadi pengurus OSIS yaitu bidang budi pekerti luhur. Dibidang Akademik saya menjadi peserta Olimpiade Sains Komputer Tingkat Kabupaten serta lomba UUD45 dan Tap MPR tingkat provinsi sudah saya rasakan saat kelas X . saat itu saya merasa sangat bangga dengan diri saya, bagaimana tidak dari sekian banyak siswa kelas X saya merasa siswa yang paling aktif di kegiatan akademik dan organisasi namun kebanggan terhadap diri sendiri menumbuhkan bibit sombong kepada saya.

Naik ke kelas XI adalah masa-masa perjuangan untuk saya karena dikelas XI adalah hari-hari dimana kegiatan adalah rapat ekskul dan kegiatan-kegiatan lomba pencapaian prestasi akademik dan ekskul hampir setiap hari saya pulang jam 5 sore saat itu saya menjadi kepala Departemen Kaderisasi Rohis, Ketua MPK, Ketua penelitian KIR, dibidang akademik saya Juara II Olimpiade Komputer tingkat Kabupaten, Juara I Debat Politik Anak Sekolah regional III Lampung, Juara 1 LCT hut kab. Lampura serta dan yang paling mengesankan adalah Juara I Lomba Cipta Inovasi, Teknologi Tepat Guna (LCI-TTG) tingkat Kabupaten.

dari semua prestasi diatas yang paling berkesan adalah juara I LCI-TTG tingkat kabupaten karena lomba inilah yang menurut saya paling berat dan paling menyita waktu.. kenapa begitu?? Ya dalam lomba LCI TTG ini saya mengangkat judul penelitian yaitu sumur terapung.. sumur terapung adalah inovasi dari alat penyaringan air sederhana yang sudah ada. Umumnya alat penyaringan Air sederhana terbuat dari drum minyak yang didalamnya terdapat bahan alam seperti ijuk, pasir,kerikil,arang,batu bermodel air yang keruh diangkut dan dimasukan kedalam alat penyaring lalu alat penyaring akan mengeluarkan air jernih di bagian bawah.


Sedangkan Sumur Terapung yang saya buat langsung menyaring air karena penyaring air tersebut diletakkan ditempat air dengan Ban dalam mobil sebagai alat pengapung dengan jumlah yang banyak namun keruh misal Kolam.saya berinama sumur terapung karena sumur itu tempat ngambil air dan terapung karena keadaannya yang terapung hehe



Ya memang alat nya sangat sederhana dan sempat direndahkan karena penelitiannya “Cuma alat kayak gitu ” namun keseriusan saya menggarap penelitian ini tidak main2 hampir 3 bulan saya meneliti alat tersebut mulai dari mencari susunan terbaik dalam memasukan alat penyaring,kelebihan dibanding bentuk umumnya hingga menghitung rata2 air bersih muncul kepermukaan dan siap untuk diambil. Pokok nya saya ingin yang terbaik saya ingin melakukan penelitian ini sedetail mungkin dan membuat dokumentasi makalahnya sebaik mungkin. Perjuangan panjang terbayarkan ketika alat saya dilombakan dalam bentuk pameran LCI TTG dikabupaten dan menjadi juara I tingkat kabupaten dan saya mempresentasikan alat saya kepada bapak wakil bupati Lampung Utara kala itu




Bak gayung bersambut ternyata juara kabupaten langsung di Ikutkan untuk lomba pameran LCI TTG tingkat Nasional di Pekanbaru pada tahun beberapa bulan setelah lomba tingkat kabupaten (Juni atau Juli tepatnya saya lupa ) tahun 2009 wah senang sekali rasanya saya akan berangkat untuk lomba tingkat Nasional, bentuk lombanya pun sama berupa pameran.

Kamipun tiba dipekan baru, sampai dipekanbaru saya takjub melihat gedung2 dengan arsitektur yang indah. Maklumlah anak kabupaten yang gak biasa ngeliat gedung2 besar hehe.. oke saat saya datang ke tempat kami berlomba rasa minder dan nge-down adalah hal yang paling saya rasakan karena melihat stan-stan milik provinsi yang memamerkan teknologi tepat guna nya yang jauh diatas saya yang mereka tampilkan kebanyakan sudah menggunakan mesin sedangkan inovasi saya hanya alat penyaring air,
selain sebuah milik Kementrian Riset dan Teknologi adalah yang paling berkesan untuk saya karena saya dapat berkenalan dengan staff kemenristek beliau adalah pak joko rahardjo beliau banyak cerita tentang teknologi yang diciptakan anak bangsa namun tidak terpublikasi besar-besaran oleh media dan yang menyenangkan saya mendapatkan CD IGOS (Indonesia Go Open Source) Nusantara 3. Yaitu Sistem Operasi berbasis linux yang dibuat oleh Anak Negeri . waaah bangga sekali ketika itu saya medapatkan Sistem Operasi Komputer Seperti Windows namun buatan anak bangsa kereeen!!!
pameran pun memasuki hari penutupan, saya sih pengen pulang saja, gak mungkin menang .. namun saat pengumuman saya sangat bahagia karena provinsi lampung menjadi juara harapan III tingkat Nasional mengingat saingan yang terlalu wah untuk anak SMA seperti saya alasan saya menang karena alat yang saya buat sangat sederhana dan mudah diterapkan oleh siapapun tanpa mengeluarkan banyak biaya. waaah bangga sekali rasanya.. tak sabar ingin memamerkan kepada teman2 tentang semua hal yang terjadi dan saya dapatkan di pekanbaru..








setelah pulang dengan membawa piala beberapa bulan kemudian saya mendapatkan surat dari Kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga untuk mengirimkan Makalah saya dalam rangka pemilihan pemuda pelopor provinsi lampung. Ya saya kirim saja dan Alhamdulillah saya mendapat panggilan untuk menerima penghargaan dari Gubernur Lampung sebagai Pemuda Pelopor Provinsi Lampung terbaik ke II. Walau urutan kedua saya sangat bangga karena 4 saingan lainnya usia yang paling muda adalah 28 Tahun sedangkan waktu itu saya 17 Tahun sempet di wawancara TVRI siaran Lokal .. makin bangga dengan saya

Bagian Akhir Kejatuhan sang Juara Lomba

setelah banyak pencapaian yang saya dapatkan saya menjadi orang yang bangga diri, sombong dan menganggap remeh teman saya dan menggampangkan banyak hal... nama sayapun sangat di elu2kan sebagai pelajar teladan waktu itu.. saat saya lulus sekolah cobaan Tuhanpun datang ke saya yaitu tidak diterima masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan berbagai cara jalur sperti Jalur Prestasi,UMB,PKAB dan puncak kegagalan saya adalah tidak diterima SNMPTN karena SNMPTN tes yang paling akhir. Tertetekan dan Malu yang luar biasa sangat saya rasakan ketika itu. Ya saya merasa saya juara lomba ini itu masak SNMPTN saja gak lolos. Saya tidak terimka ketika teman-teman yang dulu saya pandang tidak lebih pintar dari saya mereka diterima dijalur SNMPTN dan yang paling menyakitkan adalah melakukan percakapan yang sama kepada banyak orang..

Penanya : “Harjo Keterima dimana??”
Saya : “gak ada yang keterima”
Penanya : loh yang bener kok kamu bisa gak keterima kan sering menang lomba.. bla.. bla.. bla (dsb)
Percakapan demi percakapan membuat saya makin merasakan kegagalan dan tekanan yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan.. namun untunglah Universitas Negeri tempat saya kuliah membuka jalur penerimaan mahasiswa setelah SNMPTN.. akhirnya saya diterima dijalur tersebut walau dengan biaya yang sedikit lebih tinggi dibanding teman-teman yang diterima SNMPTN untuk menyiasatinya saya berjualan.. banyak pelajaran yang saya dapatkan dari kisah saya diatas yang tidak akan saya lupakan