RevandhiyaAvatar border
TS
Revandhiya
[FR Bikepacker] Menjelajah Bumi Andalas sampai Ke Pucuknya (Sabang)

Ingin lebih mengenal komunitas kami (Bikepacker), silahkan bergabung di: Forum Bikepacker


Spoiler for "Alasan saya membuat FR ini:

Kunjungi thread ane yg lain :
1) FR Touring lebaran 2013 (TN Komodo & Flores)
2) Touring Tahun Baru 2015 (Bali)


Waktu Trip / Touring = 29 Juli s.d 13 Agustus 2014
Start / Finish = Bekasi
Tujuan utama = Nol KM, P Rubiah, Sipiso-Piso, Samosir, Toba, Danau Maninjau & Singkarak


Seperti Sudah menjadi tradisi buat saya & beberapa rekan dari Forum Bikepacker untuk melakukan touring lebaran setiap tahunnya sejak tahun 2011, Dinamakan touring lebaran; karena keberangkatan kami dari jakarta selalu H+1 Lebaran Jam 01.00 Wib (dinihari) dengan memanfaatkan Libur + cuti lebaran dan Touring lebaran kali ini (2014) adalah yang ke 4 kalinya.

Sama seperti sebelumnya sebelumnya; menjelang detik2 keberangkatan ke Sabang ini, beberapa rekan bikepackers tiba2 mengundurkan diri, termasuk 3 orang pencetus idenya, dengan alasan yg berbeda beda. Ada yang pacarnya nyangkut di pohon, neneknya kecebur semur, jempolnya kelindes sepeda tukang sayur emoticon-Big Grin dan alasan2 logis lainya emoticon-Bingung (S) Tidak masalah buat saya, karena sejatinya saya adalah solo traveler / Touringer, sendirian sekalipun saya tetap akan jalan, malah sejujurnya saya lebih suka sendirian, jika tidak berpikir, bahwa: tanpa barengan untuk sharing cost, biaya penginapan, sewa perahu dll akan membengkak.

27 Juli 2014
Joshua, Reno dan Roby yg tidak merayakan idul fitri sudah terlebih dahulu berangkat menuju Palembang sekitar jam 23.00 wib , rencananya setelah merayakan lebaran di Jakarta saya akan menyusul dan regroup dgn mereka di Palembang atau Jambi.

28 Juli 2014
Saat saya sedang merayakan idul fitri bersama saudara2 saya, tiba2 Onez menelpon & mengatakan, bahwa: dia akan bergabung untuk touring menuju Sabang.
Saya yg sebenarnya sudah siap untuk solo touring sampai Palembang, akhirnya menyepakati KFC da'an Mogot sebagai tikum (titik kumpul) pada tgl 29 juli 2014 jam 01.00 wib. Tikum ini sudah biasa kami gunakan jika ingin touring ke arah barat (sumatra).

29 Juli 2014 (D-1) Bekasi - Jakarta -Palembang
Jam 00.30 Wib saya berangkat dari Rumah saya di Bekasi menuju tikum di Da'an Mogot diiringi hujan yg mengguyur wilayah Bekasi & sekitarnya.
Jalanan benar benar kosong melompong tengah malam ini, saya bisa melarikan Andini sampai 110 KPJ dengan maksud hanya untuk mengetes performanya. Ohh iya Andini itu adalah nama yg saya berikan untuk motor tua saya yang sangat setia (Megapro 2001), nama itu saya ambil dari tunggangan Dewa Sywa sang dewa pemusnah, yaitu Lembu Andini.

Andini ini tidak saya gunakan lagi untuk harian sejak Mei 2012, ditambah saya sudah jarang mengemudi motor (motor hanya kusus untuk touring), sehingga Alasan saya memacu motor tsb murni hanya untuk beradaptasi kembali & menguji kesiapan Andini yang alhamdulilah selalu prima 100% sejak saya rawat & perbaiki sendiri dgn hati & kecintaan emoticon-Malu (S)

Kurang dari 20 menit, saya sudah tiba di Tikum dan setelah berjumpa dengan Onez yang tiba jam 01.15 wib , kami langsung menuju Merak.
Saya membiarkan Onez untuk berada didepan, dan disini kecurigaan saya mulai muncul, berkali kali saya memintanya untuk menaikkan kecepatan, tapi dia tetap pelan dengan maksimal speed hanya 65 KPJ sambil berkata kalau "tarikan motornya berat".

Sesampai di Kota Tanggerang, kesabaran saya mulai habis, saya mengambil alih pimpinan dan menaikkan kecepatan, aneh..Onez yg biasanya cepat, tetap pelan & tertinggal jauh, akhirnya saya kembali pelan & setia mengintil dibelakangnya. Untungnya, karena jalanan super kosong kami tetap hanya membutuhkan 2,5 jam utk tiba di Merak, tepatnya jam 03.45 kami sudah tiba di Merak. Peta Jalur Bekasi - Merak

Setelah membayar Rp 39.000 tarif ferry, kami mengarungi selat sunda selama 2 jam (diluar waktu menunggu bongkar muat ferry) dan tiba di Bakauheni Jam 07.00 Wib. Selepas Bakauheni saya membelokkan motor kekanan mengarah ke jalur Lintas Pantai timur dan akan kembali bergabung dgn jalur utama di Menggala, Sengaja saya menggunakan jalur ini untuk menghindari kota kota besar di Provensi Lampung, seperti: Panjang, Bandar Lampung, Metro dll yang pasti akan sangat padat. Peta Jalur Bakauheni - Palembang. Dibagian ini hujan & panas silih berganti hadir, benar2 merepotkan; karena harus berhenti membuka & memasang jas hujan. grrrrrrrr.. emoticon-Mad (S) ababil nih hujannya..

Berbeda dengan di Flores yg auranya sangat damai, aman, nyaman & membahagiakan (selalu membuat tersenyum), beberapa daerah di Sumatra seperti; Lampung, SumSel & SumBar; auranya kebalikan; kita jadi cepat emosi, apalagi menghadapi ulah menyebalkan pengemudi2 motor lokal, mereka mengemudi dgn brutal, selalu memepet, menggerung gerungkan mesin disamping kita, menantang, zig zag didepan kita dll. Hal hal tsb sebenarnya sudah saya ketahui & antisipasi sebelumnya, dengan berusaha untuk tetap sabar & tidak terpancing emosi di Lintas Sumatra kususnya provensi Lampung yg dipenuhi banyak orang menyebalkan ini... Tapi tetap saja, saya yg biasanya mengemudi dengan sopan, sabar & selalu memberikan kesempatan kepada pengemudi lain, akhirnya terpancing juga dan justru mengemudi lebih nekat, lebih brutal dari mereka, memepet balik bahkan berkali kali siap menabrakkan motor saya ke motor mereka, beberapa motor bahkan saya pepet & kirim ke gravel. Kemarahan saya ini ternyata ada gunanya; sesudahnya ternyata tidak ada lagi yg berani menggangu saya atau bahkan mendekati motor saya.

Jalur lintas pantai timur ini, hanya sedikit jelek pada 10km pertama dan sekitar 100meter (bukan 300 km ya) yg rusak parah..selebihnya sangat sangat mulus, hal mana justru membuat saya gregetan; karena tidak bisa ngebut (harus mengikuti Onez yg maksimal hanya 65 KPJ), saya sering terpaksa berhenti utk merokok, minum ngemil dll sebelum kembali gaspol utk mengejar Onez dan kembali membuntutinya. Ohh iya sejak dari Bakauheni sampai Sukadana, saya merasa seolah olah sedang di Bali, bangunan khas Bali & Pura banyak sekali menghiasi sepanjang perjalanan, umumnya orang2 Bali disini berasal dari Karang Asem dgn pengaruh Bali Aga yg cukup kental,, sehingga nuansa Balinya sedikit berbeda dgn di Gianyar, Tabanan & Denpasar yg lebih bernuansa Bali Majapahit..

Tiba di Sukadana, kami masuk ke bengkel utk mencari penyebab masalah pada motor Onez, tapi masalah tidak berhasil ditemukan, Begitu juga bengkel resmi Yamaha di OKI, SUmsel, Palembang dll..masalah pada motor onez justru belakangan ditemukan oleh komunitas motor CB di Medan.

saat Touring ke Flores 2013, motor Onez juga mengalami masalah dan harus turun mesin di Batang, Jawa tengah, sehingga dia terpaksa melanjutkan perjalanan dgn menumpang bis. Awal penyebabnya selalu sama, dia selalu menservice motornya di Bengkel resmi Yamaha dan hasilnya selalu sangat2 mengecewakan. Saya sendiri sudah 3 tahun tidak mau service motor di Bengkel resmi Honda, jika ingin touring jarak jauh; karena pasti saja ada masalah sesudahnya. menurut saya bengkel resmi itu hanya mencari keuntungan saja dengan mentarget waktu service setiap motor yang masuk, mereka tidak benar benar berniat membantu kita merawat apalagi memperbaiki kerusakan motor secara tuntas. Saran saya selalu periksa dan perbaiki sendiri motor kita sebelum touring, atau jika tidak paham, periksakan saja di bengkel yang pemilik atau montirnya memiliki hubungan baik dengan kita, tapi jangan di waktu2 ramai, cari lah waktu yg agak lenggang, itu sebabnya perbaikan motor saya selalu dilakukan sepulang dari touring dan bukan saat hendak berangkat, sehingga saat hendak touring tinggal ganti oli terus langsung gas deh.
Tapi 4 jempol wajib saya acungkan buat semangat & kekuatan mental dari Onez ini.

Memasuki Menggala kami bergabung dengan jalur utama Jalinsum, kondisi jalur tsb ramai, bergelombang & banyak lubang.
memasukki kayuAgung, kemacetan Parah terjadi dan beberapa kilometer selepas kayuAgung, motor saya & Onez terkena ranjau paku, Untungnya saya sudah menggunakan "anti bocor" (bukan iklan capres loh emoticon-Big Grin ), saya hanya tertawa sambil mencabut dan melempar paku tsb ke seorang tukang tambal ban yg kami curigai sebagai pelaku,

Jam 17.00 wib, akhirnya kami tiba di palembang, cukup cepat mengingat motor Onez bermasalah, hal tsb karena dia sangat jarang berhenti (saya saja yg berhenti & kemudian mengejar), jarang menggunakan rem termasuk saat memasukki tikungan..salut untuk skill riding anak muda satu itu, seandainya motornya normal & dia menggunakan mtr yg sama dgn saya, saya yakin tak akan mampu menempelnya.

Kami menginap di Hotel Mulia Palembang @ 100rb /hari. Posisinya tepat didepan asrama haji palembang (arah ke Bandara), dimana parkiran motor sangat aman didalam hotel.
Sekitar jam 19.00 saya & Onez keluar penginapan, hendak explore Palembang sambil mencari makan. Saat di Jembatan Ampera, saya bertemu dengan banyak rekan2 baru, ada rombongan dari Bengkulu, Lubuk Linggau, Medan dan Jambi. Kesempatan ini saya gunakan utk memperkenalkan Forum Bikepacker yg ternyata disambut mereka dgn sangat antusias, karena didaerah mereka memang tidak ada komunitas tsb.Yang bisa menjadi wadah buat mereka.
Spoiler for "Foto2 di Kota Palembang":

sesudahnya kami sempat "rolling" di kota palembang sebelum kembali ke penginapan.
Hari ini benar2 sangat menyenangkan buat saya sekaligus menyedihkan, karena: rompi kesayangan saya, sarung tangan safety, 2 btl aqua, 1 btl pocari, 1 silver queen terjatuh & hilang entah kemana.

30 Juli 2014 (D=2) Palembang-Jambi-Rengat, Riau
Tanpa terasa, Jam 02.00 wib kami baru kembali ke penginapan, alamat terlambat bangun besok nih.emoticon-Hammer (S)

Sekitar jam 08.00 wib saya terbangun karena tlp dari Reno dgn posisi di Jambi yg mengatakan bahwa; jam 12.00 wib paling telat dia harus check out dari hotel, sedangkan Joshua & seorang rekannya sudah lanjut ke Sumbar...saya minta dia jalan saja duluan dan saya akan mengejar nantinya...sial seribu sial, saya kembali tertidur emoticon-Hammer2 dan baru berangkat menuju Jambi jam 11.00 wib sendirian, sedangkan Onez akan kebengkel terlebih dahulu sebelum nantinya akan menyusul.Peta jalur palembang - Jambi - Rengat.
Jalur palembang Jambi ini beraspal sangat mulus tapi sangat sangat padat, untungnya sekalipun harus 3 kali berhenti (makan nasi, makan bakso & ngopi), tetapi karena solo riding waktu tempuh saya cukup cepat, jam 15.10 saya sudah tiba di Jambi, masalah terjadi; salah satu HP saya ternyata tertinggal di Penginapan di palembang, sedangkan satu lg chargernya jatuh dijalan, , untungnya saya ingat nama hotel tempat mereka menginap, lgs saya menuju hotel marisa dan ternyata Reno sudah check out sejak jam 11.48. Tidak masalah; Reno akan berhenti saat malam dan moment tsb akan saya gunakan utk mengejarnya, saya menyempatkan dahulu utk mencicipi pempek Jambi yg tersohor itu dan baru jam 16.20 melanjutkan perjalanan menuju Rengat, Riau.
*dibagian ini karena lupa menutup sidebag kiri; banyak barang lain yg juga jatuh, mayoritas adalah makanan, vitamin C dan obat2an (saya sedang sakit dan meminum antibiotik sejak 1 minggu sebelum lebaran)

Selepas Kota Jambi menuju Riau, akhirnya saya dapat merasakan nikmatnya touring kali ini, jalur sepi, mulus dengan tikungan2 yg mengasyikkan dan dikelilingin perbukitan, hutan & perkebunan kelapa sawit sangat menghibur saya, hanya saja setiap memasuki perkampungan saya harus extra waspada dengan banyaknya aneka ternak warga yg dilepas liar.
*FYI: Di beberapa daerah di Sumatra (terutama di Sumbar) kalau anda menabrak seekor hewan ternak betina, maka: ganti ruginya akan dihitung sampai anak-cucu hewan tsb yg akan lahir dikemudian hari, sehingga harga menabrak seekor ayam betina, misalnya; bisa sampai berjuta juta rupiah. emoticon-Hammer (S)

Saya Memacu Andini sendirian dan jarang bertemu kendaraan lain di bagian ini, sayangnya memasuki perbatasan Riau jalan hancur (sedang proses perbaikan) dan banyak jebakan betmen..dengan sisa2 bat hp saya menghidupkan HP dan membaca pesan kalau Reno sudah tiba di Rengat, Riau menjelang magrib..saya melanjutkan perjalanan dan inilah awal cuaca buruk yg terjadi dalam seluruh bagian Touring Lebaran 2014 ini. Keanehan alam mulai menampakkan tanda2nya, dimana angin bertiup sangat kencang menerbangkan banyak benda2 ditengah jalan (termasuk helm pengguna mtr yg akan saya dahului hehe)...saya harus extra hati2, karena ada beberapa pohon yg ikut bertumbangan. Sekitar jam 19.30 saya tiba di Rengat dan akhirnya bertemu Reno di sebuah penginapan ber AC seharga 150rb/hr yg posisinya hanya 100 meter dr bunderan Rengat.

sebenarnya Fisik saya masih sangat on fire utk melanjutkan perjalan, tapi benar2 beruntung saya, baru saja mendengarkan keluhan seorang warga ttg hujan yg 3 bulan tdk turun; tiba2 hujan turun dengan sangat sangat deras (salah satu hujan terderas yg pernah saya lihat). Kemudian saya jalan kaki ke sebuah rumah makan padang, keberuntungan kembali terjadi, pemilik warung satu kampung dgn nenek saya dari pihak ibu yg berasal dari Pariaman, Sumbar (sama sama berasal dari sub suku Guci-Piliang). Sehingga makan dgn 2 potong ayam, kopi susu, nasi 3 porsi hanya Rp 12.000 saja.

31 Juli 2014 (D=3) Rengat - Pekanbaru - Duri
Sekitar jam 08.00 wib saya dan Reno melanjutkan perjalanan menuju Pekan Baru dengan kecepatan yg cenderung santai, matahari masih malu malu kucing, Reno berada didepan dan sedikit masalah terjadi pada saya; mungkin karena pengaruh obat yg saya minum; saya terpaksa berkali -kali merapat ke sebuah pohon di pinggir jalan utk buang air kecil dan kemudian kembali ngebut (sambil menikmati touring) mengejar Reno yg sama sekali tidak sadar kalau saya sempat hilang beberapa kali dari belakangnya. Peta jalur Rengat-pekanbaru-Duri

Sebenarnya tidak jauh dari kota Rengat ini ada tugu Khatulistiwa, tapi kami tidak menyadarinya.
Jalur lintas provensi Riau yg kaya raya ini karena bawah minyak & atas minyak (Kebun sawit) yg sayangnya dikuasai pengusaha asing cenderung jelek, bagian terburuk sepanjang lintas timur ini ada di daerah seputaran kota Duri. Pantes aja gubernurnya bolak balik ditangkap KPK dan jadi biang kabut asap.

Jam 13.00 wib, kami tiba di Pekan Baru dan sempat tersasar di Kota yg benar2 bikin pusing ini.Kami sempat mengarah ke sebuah jembatan yang melewati sungai, siall..ternyata jembatannya belum jadi, mau ga mau kami putar balik, saat itu muncul mobil plat BG (Sumatra Selatan) yang juga tersasar dan bertanya kepada kami yang sama2 sedang tersasar hahaha. Untungnya saya mendapatkan petunjuk dari warga lokal untuk melewati sebuah gang kecil saja (sangat kecil) agar tidak bingung berputar putar lagi, benar saja, gang tsb ternyata langsung tembus ke sebuah pasar dan jalan utama. Ohh iya beberapa minggu kemudian setelah tiba di Jakarta Kembali, saya mendengar cerita dari Onez kalau dia juga tersasar di tempat2 yang sama :emoticon-Cape d... (S).
Spoiler for "Masjid Raya Pekan baru yg seperti bangunan2 lainnya di PekanBaru; bercorak sangat Melayu":

sejujurnya saya sedih selama touring menjelajah Sumatra ini, Tak terlihat satupun bekas sisa2 peninggalan kerajaan Sriwijaya yg pernah membawa nusantara ke era keemasan. Semuanya dibantai & dimusnahkan oleh penguasa2 (kerajaan) penerusnya yg justru membawa Nusantara ke era kegelapan & kehancuran moral.

Perjalanan berlanjut ke arah Duri dengan kondisi jalan yg semakin jelek diiringi hujan gerimis yg mulai turun sampai akhirnya menjelang Magrib; Reno meminta kami utk istirahat & bermalam di sebuah SPBU terakhir sebelum pertigaan arah Dumai.
Kami mengunjungi sebuah warung di depan SPBU dan menghadapi keluhan warga ttg hujan yg sudah lama tidak kunjung datang, keajaiban kembali terjadi, belon kering bibir saya mengatakan bahwa hujan akan segera tiba dalam hitungan menit..HUJAN yg sangat lebat pun datang.
Disini saya berkomunikasi dengan Onez yg diluar dugaan saya sudah mendekati Duri juga, padahal masalah motornya ternyata tidak bisa diatasi di Palembang dan dia tetap melanjutkan perjalanan dgn motornya yg masih bermasalah.

menjelang tidur di SPBU ini, saya mendapat peringatan dari beberapa warga kalau SPBU ini banyak pencopet yg menyamar sebagai pemudik, sehingga saya & Reno memutuskan utk tidur secara bergantian. berkali kali berdatangan org2 yg menyamar sebagai pemudik, tapi kelewat bodoh; mana ada pemudik di malam yg dingin ini tidak mengenakan jaket, boncenger yg tanpa helm dan motor yg tdk memiliki plat nomor, hanya membawa sebuah daypack yg terlihat kosong emoticon-Ngakak.Mereka mengambil posisi pura2 tidur didekat kami tapi sambil merokok..Saya berpatroli berkali kali dan memutari SPBU sambil tiba2 muncul dari sisi belakang orang2 tsb tanpa mereka duga & berdiri tepat disamping posisi mereka yg tidur2an sambil menatap tajam ke mereka dgn cara yg mengancam, disini saya memberi pesan kepada mereka, seolah olah saya berkata: "Loe berani nyopet gw, bakal gw bunuh & mutilasi dgn cara yg kejam kalian". taktik ini terbukti berhasil, mereka tdk berani mengganggu kami (apalagi melihat tubuh Reno yg besar spt Bima dalam pewayangan dgn mengenakan celana TNI pulak), mereka hanya berani mengancam petugas SPBU. Tapi kami tetap cemas, kalau 2- 5 org saya & reno masih yakin mampu menghadapinya, tapi kalau keroyokan 1 kampung (lebih dari 10 org) kami tidak akan berdaya.
Diubah oleh Revandhiya 23-01-2015 20:36
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
27.9K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan