(buku) Menyongsong 2014-2019 : Memperkuat Indonesia Dalam Dunia Yang Berubah
TS
kenyot10
(buku) Menyongsong 2014-2019 : Memperkuat Indonesia Dalam Dunia Yang Berubah
Spoiler for sumber:
Profesionalisme TNI dibangun melalui pembangunan postur pertahanan negara yang diselenggarakan secara bertahap, mulai dari 2012 sampai dengan 2029 yang dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama selesai pada 2014, tahap kedua yang akan dimulai pada 2014-2019, tahap ketiga yang akan dilaksanakan pada 2020-2024, dan tahap keempat akan dilaksanakan pada 2025-2029. Pada pembangunan postur pertahanan tahap kedua, alokasi anggaran pertahanan untuk mewujudkan pembangunan postur pertahanan pada tahap II berkisar 2,2% sampai dengan 2,61% dari PDB.
Selain postur pertahanan yang ideal, persyaratan lain dari TNI yang profesional adalah terjaminnya kesejahteraan prajurit. Oleh karena itu, tahapan pembangunan pertahanan 2014-2019 hendaknya juga memperhatikan peningkatan kesejahteraan prajurit TNI. Pembangunan postur pertahanan militer dapat diuraikan sebagai berikut:
Spoiler for tni ad:
Pada pembangunan postur pertahanan tahap kedua ini, TNI AD akan melanjutkan realisasi pembangunan Kostrad menjadi 4 divisi dan Pengembangan Penerbad (Penerbang angkatan darat) dalam melayani setiap Kodam dengan kekuatan 1 skuadron heli ringan, Grup Penerbad dan Lanudad (Landasan udara angkatan darat). Penambahan beberapa unit skuadron heli angkut dan serbu.
Pembangunan kekuatan Kewilayahan TNI AD pada tahap ini diarahkan untuk mewujudkan pemantapan kekuatan kewilayahan yang berdaya tangkal melalui pembentukan Makorem, Kodim, Koramil serta Mabrigif dan perkuatannya serta Mabrigkav dan pembentukan baru satuan Kodam yang terdiri dari Yonif Linud dan Yonif Raider secara bertahap dengan prioritas pada Kodam yang memiliki perbatasan darat dengan negara lain.
Spoiler for tni al:
Pembangunan Postur TNI AL pada Tahap II diarahkan untuk melanjutkan tahapan peningkatan kemampuan KRI, Pesud, Marinir dan Pangkalan. Pembangunan postur TNI AL tampak dalam tabel di bawah ini.
Spoiler for tni au:
Pembangunan Postur TNI AU untuk melanjutkan pembangunan pada tahap I yang telah dirancang, melalui penambahan Skadron Udara, Satuan Radar, Satuan Rudal dan Satuan Meriam, Korpaskhasau dan Pangkalan Udara. Pembangunan postur TNI AU tampak dalam tabel di bawah ini.
DINAMIKA ANCAMAN
Garis 0 pada masing-masing grafik memiliki peran penting untuk menunjukkan aman atau tidaknya Indonesia dalam menghadapi potensi ancaman dari aktor-aktor tersebut. Jika grafik suatu aktor berada di atas garis 0, Indonesia aman dari potensi ancaman tersebut. Sebaliknya, jika grafik aktor terkait berada di bawah garis 0, atau berada di bilangan negatif, Indonesia tidak aman dari potensi ancamannya.
Spoiler for 1:
Dari ketiga negara yang berada pada grafik di atas, Amerika Serikat memiliki potensi yang paling besar untuk menjadi ancaman bagi keamanan Indonesia. Hal ini didasarkan pada perhitungan kekuatan militer AS dan kesiapan operasionalnya, terutama kemampuannya untuk melakukan kontrol dimensi-dimensi penting pertahanan dan keamanan wilayah serta senjata-senjata strategis pemusnah massal.
Tentu hal ini tidak berarti bahwa AS akan melakukan serangan militer terhadap Indonesia, melainkan mampu melakukan kontrol terhadap titik-titik strategis di wilayah Indonesia. Selain itu dari berbagai aspek, AS mampu memberikan tekanan-tekanan politik terhadap Indonesia.
Tren potensi ancaman yang ditunjukkan oleh AS tampak fluktuatif pada lima tahun yang akan datang. Bermula sangat tinggi pada tahun 2014, kemudian turun cukup drastis pada dua tahun selanjutnya. Akan tetapi, mulai tahun 2017 hingga tahun 2019, potensi ancaman atau tekanan yang diberikan oleh Amerika Serikat mulai meningkat mendekati angka -0.1. Ini mungkin terkait dengan upaya AS untuk menghadapi peningkatan kekuatan militer dan manuver China di kawasan.
China, yang disebut-sebut sebagai ‘calon pengganti kekuatan Amerika Serikat’ ternyata justru menunjukkan kecenderungan potensi ancaman yang menurun secara perlahan dari 2014 hingga 2019. Meskipun China melakukan pembangunan kekuatan militer, kekuatan militer China masih jauh lebih kecil daripada AS terlebih jika dilihat dari sebaran geografis penempatan militer dan jaringan aliansi AS di dunia. Selain itu, China akan cenderung berusaha menjalin hubungan baik dengan Indonesia dan ASEAN
secara umum, seperti yang tampak dalam beberapa tahun terakhir. China juga membutuhkan lingkungan strategis yang mendukung kepentingan-kepentingan ekonominya. Oleh karenanya, sampai 2019, potensi ancaman yang dimiliki China tidak akan sebesar kekuatan yang ditunjukkan Amerika Serikat. Akan tetapi, penting untuk dicatat, persaingan antara China dan Amerika Serikat yang mempengaruhi politik keamanan global dan regional tidak dapat diabaikan. Hal ini akan dianalisa lebih lanjut pada bagian Analisa
Dinamika Ancaman.
Terakhir, India merupakan negara yang paling rendah potensi ancamannya dibandingkan dengan AS dan China. Selain itu, India juga menunjukkan tren yang menurun (mendekati angka 0). Bahkan, hingga 2019, potensi ancaman India hanya separuh dari potensi ancaman China.
Spoiler for 2:
Negara-negara yang ada pada grafik di atas memiliki satu persamaan, yakni secara geografis dekat dengan Indonesia. Berdasarkan grafik di atas, Indonesia aman dari potensi ancaman Filipina, Malaysia dan Singapura. Filipina adalah satu-satunya negara di antara ketiga negara di atas yang selalu berada di atas garis 0, atau dengan kata lain yang potensi ancamannya selalu dapat dihadapi Indonesia.
Pada 2014-2018, grafik potensi ancaman Malaysia terhadap keamanan Indonesia bernilai positif. Ini berarti, pada tahun-tahun tersebut Indonesia masih aman dari potensi ancaman Malaysia. Hal yang menarik untuk diperhatikan adalah pada 2019, potensi ancaman yang datang dari Malaysia justru bernilai negatif. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya masalah- masalah keamanan antara kedua negara yang meliputi perbatasan, politik identitas, dan persaingan-persaingan yang berdimensi maritim. Meskipun
demikian, potensi ancaman yang muncul dari Malaysia pada tahun tersebut tidak lebih besar dibandingkan dengan Singapura. Singapura sendiri menunjukkan tren yang lebih fluktuatif. Pada 2014 dan 2015, Singapura bukanlah potensi ancaman yang berbahaya bagi Indonesia. Namun, mulai 2016 situasinya berubah, yaitu Singapura akan mempunyai kekuatan yang lebih besar. Sebab, Singapura akan menjadi bagian kuat dari strategi AS di
Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Pada periode 2018-2019 potensi ancaman Singapura akan melebihi potensi ancaman Australia. Hal ini dimungkinkan karena seiring dengan bertambah kuatnya Singapura karena AS, Australia mengutamakan kebijakan yang tidak ofensif baik untuk bidang militer, ekonomi maupun politik.
Berdasarkan grafik di atas, jelas terlihat bahwa Australia mempunyai kekuatan militer dan ekonomi yang besar yang ditopang oleh kemapanan sistem politik. Akan tetapi, kecenderungan politik yang berkembang menunjukkan tren bahwa Australia akan menjadikan Indonesia sebagai fokus kebijakan luar negeri (Jakarta-Centric dan bukan Washington-Centric) tanpa meninggalkan kerja sama dengan AS. Akibatnya, potensi ancaman militer Australia terhadap Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun. Terdapat fluktuasi hubungan Indonesia dan Australia karena
kasus penyadapan, namun Australia tampaknya akan lebih membutuhkan Indonesia baik secara bilateral maupun dalam menghadapi masalah keamanan regional.
Kekuatan Pertahanan Indonesia dalam Menghadapi Ancaman
Spoiler for 1:
Indonesia juga hampir tidak dapat menanggulangi ancaman yang datang dari Amerika Serikat. Secara rata-rata kekuatan Indonesia pada 2014-2019 hanya dapat menanggulani sepersepuluh kekuatan Amerika Serikat. Hal ini dapat diartikan pula, jika AS menggelar kekuatannya mendekati 10 persen di sekitar kawasan Indonesia, hal ini perlu diwaspadai. Begitu juga, jika dihadapkan dengan ancaman yang datang dari China dan India. Kekuatan Indonesia pada 2014-2019 hanya mampu menanggulangi seperlima dari kekuatan China pada tahun yang sama yang juga berarti Indonesia perlu mewaspadai apabila China sampai menggelar mendekati 20 persen kekuatannya di sekitar kawasan Indonesia. Untuk ancaman yang datang dari India pada 2014-2015, secara rata-rata Indonesia hanya mampu menanggulangi 40 persen dari kekuatan India. Ini juga berarti, Indonesia perlu mewaspadai apabila India menggelar kekuatannya mendekati 40 persen kekuatannya di sekitar Indonesia.
Spoiler for 2:
Jika dihadapkan pada kekuatan Australia pada 2014-2019, secara rata-rata kekuatan Indonesia hanya mampu menanggulangi 70 persen dari kekuatan Australia. Sedangkan untuk Malaysia pada tahun yang sama, secara rata-rata kekuatan Indonesia dan Malaysia berimbang. Kekuatan Malaysia berada di atas Indonesia pada 2014 hingga 2018, baru pada 2019 Indonesia dapat melampaui kekuatan Malaysia.
Itupun dengan perbedaan kekuatan yang tidak terlampau jauh. Untuk Singapura, secara rata-rata Indonesia mampu menanggulangi ancaman dari Singapura meskipun dengan perbedaan kekuatan yang tidak terlalu jauh. Indonesia baru dapat melampaui kekuatan Singapura pada 2016 dan dengan kecenderungan yang terus menguat sampai 2019. Sedangkan untuk Filipina, Indonesia secara rata-rata dapat menanggulangi kekuatan Filipina, akan tetapi perlu dicermati peningkatan kekuatan Filipina yang semakin baik setelah 2016.