Pernahkah terlintas dipikiran kalian untuk melanjutkan SMA keluar negeri, dapat beasiswa, dan berinteraksi langsung dengan anak-anak SMA dari hampir seluruh negara di dunia di dalam satu sekolah?

Kalau belum pernah, coba ubah kalimat pertanyaan di atas menjadi satu kalimat pernyataan tegas yang dimulai dengan “Saya bercita-cita…”

Adakah sekolah sejenis itu? Ada.


Usai perang dingin di Eropa, tepatnya pada tahun 1962 tercetuslah ide dari seorang pendidik bernama Kurt Hahn untuk mengumpulkan semua anak dari berbagai pelosok di dunia di dalam satu sekolah dan mendidik mereka menjadi calon pemimpin masa depan yang dapat menciptakan dan menghargai perdamaian dunia.

Sekolah itu bernama United World Colleges (UWC).

Saat ini ada 14 UWC yang tersebar di seluruh benua kecuali Australia dan Antartika, 3 di Asia, 4 di Amerika, 6 di Eropa dan 1 di Afrika. Dan setiap tahunnya UWC selalu menawarkan spot untuk beberapa pelajar dari Indonesia.

Fasilitas dasar yang pasti ada di tiap UWC adalah klinik lengkap dengan dokter dan susternya, gym ,dan perpustkaan.

UWC menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB) yang diterima oleh universitas – universitas ternama di dunia, dan butuh 2 tahun untuk menamatkan program IB ini.


Selain 3 kelas High Level dan 3 kelas Standard Level, siswa juga diharuskan untuk mengambil kelas Theory of Knowledge (TOK) dan CAS.

Dan pada semester terakhir mereka harus menulis 4000 kata Extended Essays berdasarkan pada pengumpulan data research yang dilakukannya pada libur musim panas.

Sesibuk apakah para siswa UWC? Sangat sibuk, karena ada Academic Life dan ada UWC Life.

Dengan jadwal kelas, tugas rumah, dan kegiatan esktrakurikuler yang padat, para siswa juga diharuskan untuk berinteraksi secara sosial dan budaya, melakukan community service,

pergi ke community meeting,

belum lagi kalau ada continental week di mana pelajar ini harus masak makanan dari negara asalnya untuk satu sekolah,
belum lagi perform di International Night yang persiapannya saja 2 bulan lamanya dan untuk berpartisipasi harus ikut audisi dulu. Intinya, sibuk banget.

Tetapi itu semua berbuah manis. Belum juga lulus dari UWC, para siswa tahun kedua sudah mendapatkan tawaran beasiswa dari berbagai universitas dan college di Amerika Serikat dan di Eropa.
Kalau di Indonesia kita yang mencari universitas, tetapi di UWC, universitas yang mencarimu. Istilah yang lebih tepat: mereka berebut mendapatkan lulusan UWC.

Apakah kamu yang akan menjadi delegasi Indonesia untuk tahun ajaran 2015 – 2017 di UWC?