tRayO the gREatAvatar border
TS
tRayO the gREat
[CATPER] Keluyuran di Lampung Barat, Tanjung Setia - Danau Ranau - Pulau Pisang
Quote:



Udah lama banget ane pengen ke lampung barat, pertama waktunya ga pernah pas, temen barengannya ga ada, intinya ga kesampaian mulu. Sampai akhirnya jadi juga, awalnya direncanakan sama babul dan eky. Cuma seperti sering terjadi sebelumnya eky membatalkan, kali ini alasannya demi mengutamakan masa depan, hahaha. Rencana juga sempat goyah karena babul mengalihkan ke Ujung Kulon, tapi gw nolak dan kekuh, sampai akhirnya kita bulat sepakat ke lampung barat. Direncanakan dengan cukup singkat, tripnya jadi sedikit amburadul di awal, mulai sibuk cari mobil, tanpa itinerary sama sekali, cari peserta, cari tambahan mobil, sampai akhirnya satu mobil aja nyaris ga penuh, ancur dah.. emoticon-Cape d... (S) untungnya tetap jadi… *horee.. emoticon-Kiss (S)

Kita berangkat dari Jakarta dan ngumpul di Plaza Slipi Jaya rabu malem tanggal lima juni, jadi kita cuti di hari jumat kejepit, rifa datang duluan, baru ane dan babul, kemudian gak lama ira muncul, mobil yang kita sewa akhirnya datang juga, sedikit terlambat. Dan agung datang terakhir. Dapet info dari temen yang asli lampung/liwa, kebanyakan menyarankan agar ambil jalur trans sumatera aja via liwa ketimbang melalui tanggamus/kota agung. Akhirnya sambil nunggu ferry merapat kita menyepakati jalur tersebut. Katanya aih, jalur tersebut bisa ditempuh dalam enam jam. Pilihan yang SALAH.

Pegel banget dijalan, macet, truk besar yang berjalan lambat, jalan rusak, perbaikan jalan menjelang arus mudik lebaran dua bulan mendatang, komplit banget bikin capeek. Jam 1 kita masih di Kotabumi, padahal jam 5 kita sudah turun kapal. Belum lagi kesel banget nyari pom bensin yang buka dan jualan premium, semuanya beralasan habis. Lucunya di satu pom bensin kita diinfokan habis tapi di salah satu mesin pompa, seseorang sedang sibuk mengisi puluhan drum diatas pick up. Huh, penggelapan bbm subsidi menjelang kenaikan harga. Agung pun nekad mengambil gambar mobil, orangnya yang sedang mengisi, dan nomer spbu tersebut. Sampai-sampai orang tersebut mencurigai kita dan sempat mengajak agung masuk ke kantor spbu. Heii orang pertamina kita punya bukti nyata!!!

Spoiler for luksiyem yang dipakai kita berlima..:


Skip. akhirnya kita sholat saja di spbu tersebut dan makan disebuah rumah makan di seberangnya, cukup enak lho. Babul seperti biasa, makan dengan porsi wow dan dia mencoba makan seruit, dan ane pilih menu ikan goreng, ahh lupa nama ikannya , yang jelas ikan tawar khas daerah tersebut dan dagingnya tebal, digoreng kering, plus sayur-sayuran. Setelah itu kita melanjutkan perjalanan lagi dan hujan pun mulai turun. mulai dari situ hingga kita sampai krui, hujan terus turun dan cukup lebat yang membuat jalanan tergenang dan ekstra hati-hati terhadap jebakan betmen jalanan berlubang.

Tepat jam lima sore akhirnya kita tiba di Taman Nasional Bukit Barisan, waduh mudah-mudahan kita ga kemalaman di dalam hutan. Tapi ternyata kondisinya lumayan diluar bayangan lho. Kita sendiri rada-rada aneh dengan kondisi ini, status taman nasional tapi dilewati oleh jalan, banyak rumah-rumah, dan beberapa alat berat seperti excavator kita temui terparkir dipinggir jalan. Kok bisa? tanya kenapa... emoticon-Bingung (S)Khusus alat berat terjawab, yaitu sedang memperbaiki jalan, hehe. yang lain entah kenapa bisa… *hening.. Lanjoot..

Sebelumnya ane udah searching beberapa homestay dan cottage yang recommended di Krui, dan kita putuskan pilih Lovina Krui Surf karena bangunannya yang unik mirip rumah adat Lombok. Babul coba menghubungi nomor yang didapat dari Trip Advisor, dan ternyata masih ada room yang available, tarifnya masuk akal, dan akhirnya kita booked Lovina tanpa ragu. Masih melanjutkan perjalanan, saat hari mulai gelap, akhirnya kita tiba di kota Liwa, berbekal petunjuk arah dari Mba Siska (owner lovina) perlahan kita telusuri jalan yang semakin gelap. Katanya 15 menit dari pasar liwa, ini kita sampai lewati 3 jembatan besar? apa ngga salah arah. Driver kita Pak Pram udeh mulai semakin bawel, apalagi dia ga mau ikutan makan siang, pasti capek banget dan laper. Kita juga nakut-nakutin Babul supaya dia telpon Mba Siska lagi, tapi doi udah tengsin berkali-kali telepon nanya arah, wkwkwk…emoticon-Ngakak (S)

Sampai akhirnya, alhamdulillah kita temukan plang kawasan wisata tanjung setia. Sebenernya dari pasar tadi, menurut ane ga mungkin bisa dicapai dalam 15 menit, jadi kita sempat was-was sekitar 30 menit tapi belom nyampe. Dan kita pun masuk ke gerbang kawasan cottage tanjung setia, karena sudah maghrib, gardu yang kusam, jalan berkubang, hii.. cottage horror nihh.. Gak koq, ternyata diujung jalan rusak, berderet cottage berbagai versi dan budget. Salah dua yang keliatan bagus adalah Lovina Krui Surf dan cottage besar-besar di sebelahnya, ga tau namanya saya. Jalan rusak itupun saat saya pulang sedang diratakan dengan batu-batu kerikil. Masuk gerbang Lovina, kita langsung disambut oleh Mbak Siska, dan langsung check in, udah pegel banged di mobil, gak tahan pengen istirahat, mandi, dan pengen makan.,,

Spoiler for jalan menuju cottage:


Selesai mandi dan istirahat sejenak, kita putuskan untuk keluar cari makan, tempat wisata ini sangat sepi, tanpa kehidupan malam, pantas saja bule di krui sudah punya pakem “surf, eat, and sleep”, gak lebih. Muter-muter ga ada rumah makan di wilayah Tanjung Setia, akhirnya kita putuskan makan mie ayam saja karena kita malas menuju krui. Yang jualan mie ayam serem lho, orangnya tinggi berkumis dan agak legam, dan dingin banget ngelayanin kita. Pak Pram coba ngobrol memcah suasana, “Asli sini mas?”, “Enggak saya orang jawa”, singkat bapak tukang mie. Pak Pram coba nebak-nebak, “Semarang, Jogja, Surabaya?!“, ane ikutan nebak asal bapak tukang mie, “Purwakarta, Surabaya? Bandung?!!“. “Iya saya asli Bandung, dan disini ikut istri”, kata Bapaknya singkat. Pak Pram nyeletuk lagi, “Orang Bandung kok item”. Dan hahahahaha, gelak tawa pun pecah. emoticon-Ngakak

Selesai makan mie dan emang belum kenyang, dipinggir jalan beberapa ibu-ibu duduk di bangku kecil menjajakan dagangan dengan diterangi lampu minyak. “Wah asik tuh serabi, kompak kita berseru”, ternyata pas kita dekati yang dijual adalah gorengan, wkwkwk. Kemudian kita kembali ke cottage. Gw, Pak Pram, Ira, dan Rifa memilih tidur, cmiiw. Sedangkan Agung dan Babul masih ngobrol dengan Mbak Siska dan Bram, mungkin sambil main billiard. Bodo amat, saya capek.. *ZzzzzZZzzzz..

Bangun pagi barulah saya sempat eksplor pantai dan cottage, foto-foto narsis, liat deburan ombak kecil karena masih pagi.. kemudian menyusuri pantai sampai cottage terujung, makanya saya bisa menyimpulkan tempat yang bagus hanya dua. yang lain lebih cocok sebagai budget cottage, walaupun ane ga tanya-tanya rate kamarnya.

Spoiler for lovina krui surf:


Pantai tanjung setia memiliki hamparan pasir putih, cukup lembut tapi tak selembut pasir di pulau peucang. Kita beruntung walau di perjalanan berangkat diguyur hujan deras, namun kita dua hari disana cuacanya cerah, langit yang biru, ombak yang fantastis, bule-bule seliweran dengan papan selancarnya, gopro yang menempel.. -ahh belom kebeli-beli juga tuh most versatile camera. Kemudian saya balik ke cottage untuk sarapan, menunya nasi goreng telur mata sapi, cukup enak. Sambil sarapan kita mendiskusikan itinerary, saya vote agar ngga bolak balik dan efisiensi jarak, agar kita hari pertama ke danau ranau saja, pulau pisang di hari kedua, karena kita rencana pulang lewat tenggamus/kota agung, kapok euyy lewat jalan trans sumatera. Jadi habis sarapan kita capcuss langsung menembus bukit barisan dan menuju danau ranau. Yuksss..

Spoiler for pantai tanjung setia:


Sebelum berangkat menuju Danau Ranau, Mbak Siska sudah berpesan agar kita melihat view Danau Ranau dari WIsma Pusri saja daripada Wisata Lombok yang tertera di plang DLLAJ. Dan Mbak Siska juga merekomendasikan tempat makan bakso ikan tuhuk (-ikan marlin) di Krui. Kita berangkat dari Lovina jam 9, masuk kota Liwa kita langsung cari mini market untuk menambah perbekalan makanan dan uang di atm. Tepat jam 11 kita tiba di Wisma Pusri Danau Ranau, wuahh indahnya Danau Ranau diatas bukit dengan latar Gunung Seminung yang anggun. Kita pilih makan dulu di rumah makan depan Wisma Pusri baru masuk ke Danau Ranau. Oia, disini kita bayar tiket masuk, 5 ribu rupiah kalau ga salah. Udah lupa euyy, kelamaan sih nulis catpernya, wkkwkw..

Masuk Wisma Pusri, cottage disini terlihat bersih dan terawat, tapi tetep sepi pengunjungnya walaupun saat itu sebenarnya long wikend kejepit. Cantik tempatnya, viewnya bagus, udaranya sejuk karena di kaki bukit. Berjalan di pinggir danau hingga ke dermaganya, banyak kapal disewakan dengan tarif 200 ribu untuk menyeberang danau menuju objek wisata pemandian air panas. Babul sepertinya sangat tergoda, tapi kita dikejar waktu karena masih ingin mampir ke Lembah Batu Brak dan ga mau kemalaman saat melewati Taman Nasional Bukit Barisan. Niat menyeberang pun kita lewatkan, kita sisakan di kunjungan lampung berikutnya aja. emoticon-Smilie

Spoiler for romantisme gn seminung bersama danau ranau *lebay:


Balik arah dari Danau Ranau, hujan kembali turun mengiringi perjalanan ke Batu Brak, untungnya setiba di lokasi hujan telah berhenti. Lembah Batu Brak sendiri bukanlah tempat wisata. Jadi tanya-tanya ke penduduk sekitar pun belum tentu tahu apa yang kita maksud. Babul dengan semangat menyatakan kalau ini adalah Ngarai Sianoknya Lampung, “Ahh itu cuma longsoran tanah aja”, canda ane dengan nada skeptis. Sembari mengisi bensin eceran 8 ribu per liter, kita ditunjukkan posisi lembah yang dimaksud di belakang Istana Paksi Pak Skala Bghak. Ane langsung turun duluan, dan benar saja, turun beberapa anak tangga langsung terlihat hamparan sawah dan lembah dengan ngarai batu brak di hadapan saya, hijau alami. Anak-anak berlarian untuk mandi sore di mata air tepat di kaki lembah. Ibu-ibu yang lewat membawa cucian menawarkan saya untuk turun dan mandi. Tapi kalau saya mandi sampai atas pasti keringetan lagi karena naik tangga, haha. Puas foto-foto disini kita langsung bertolak menuju Krui, semoga tidak kemalamandi Bukit Barusan. Karena kita juga mengejar Bakso Dua Samudra sebelum tutup.

Rumah Makan Bakso Dua Samudra persis terletak di depan gerbang Pantai Wisata Krui, sekaligus tempat penyeberangan ke Pulau Pisang. Buka dari jam 11:00 – 22:00. KIta semua pesan bakso kecuali Babul pesan mie ayam, lho curiga banget ane, kan dia yang mau bakso ikan dan nanyain ke Mbak Siska yang rekomen. Dan bener aja, ternyata sehabis mie ayam dia pesen lagi satu porsi bakso, hahaha. Satu kata, maknyus ajib aka jos gandoss. Bakso ikan tuhuk (-ikan marlin) ala Bakso Dua Samudra ennnaaaaakkk banget. Mungkin ini bakso terenak yang pernah gue makan. Ketika tutup dandang dibuka, semerbak aroma kuah bakso ikan langsung menyeruak menusuk lidah dan perut, ditemani sambal khas Krui (sambal cabai pedas dengan kacang halus) rasanya memang satu porsi juga kurang, hehe. Sayang banget ga kepikiran untuk bungkus baksonya dan bawa ke Jakarta.

Spoiler for lembah batu brak:


Spoiler for bakso ikan tuhuk (aka marlin) ala RM Dua Samudra:


Spoiler for meriam di istana paksi pak skala bghak:


Kita semua kenyang, balik ke Lovina dan menyelesaikan hari pertama dengan baik dan sesuai rencana. Malamnya karena tidak terlalu lelah, kami semua ngobrol di Cafe Lovina sambil main biliard, Bram “membantu” (kenapa tanda kutip? tunggu di part selanjutnya.) koordinasi penyewaan kapalnya. dan sampai akhirnya satu persatu dari kita masuk ke cottage memejamkan mata..

*bersambung..
Diubah oleh tRayO the gREat 26-08-2013 15:42
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
9K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan