madokaichiAvatar border
TS
madokaichi
[With Pictures] History of FIre Arms in Japan
History of FIre Arms in Japan


Arquebus,Musket and Bronze or Swivel Cannon Periode

Jepangsebagai salah satu negara yang memiliki sejarah militerisme dan Nasionalisme paling panjang di dunia ternyata sudah cukup lama mengenal senjata api dan sudah mengaplikasikannya dalam berbagai pertempuran sejak abad ke-13. Jepang memiliki kemampuan untuk mengadopsi teknologi baru dan mengembangkannya secara mandiri dengan kecepatan dan ketrampilan adaptasi yang luar biasa.

Di era Sengoku Jidai, Jepang mengembangkan versi Arquebuse-nya sendiri yang mereka peroleh teknologinya dari para Nanban Portugal dan Spanyol yang mulai berdatangan sejak tahun 1543. Mereka juga mengembangkan Swivel Cannon dan Demi Cannon yang teknologinya mereka peroleh dari kedua negara pelaut itu. Kemampuan manufaktur dan industri lokal Jepang di era itu sempat menjadikan angkatan perang Jepang di bawah Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu menjadi salah satu pemakai fire arms terbesar di dunia dari segi jumlah kepemilikan senjata api dan yang paling kompleks penggunaannya dan pengaplikasiannya di medan tempur.

Sakaku era, atau seclusion era dimana Tokugawa Iemitsu menyerukan untuk menutup Jepang dari pengaruh asing, terutama bangsa Eropa yang menyebarkan agama Kristen di Jepang akhirnya membuat perkembangan teknologi dan pengembangan taktik penggunaan senjata api di Jepang menjadi cukup mandeg dan cukup tertinggal dibanding negara-negara Eropa daratan yang pada saat itu dilanda perang besar dimana-mana. Sebaliknya Jepang mengalami masa damai dan pengembangan sastra dan budaya yang sangat signifikan di bawah pemerintahan Tokugawa. Jadi sebenarnya, senjata api di Jepang masih digunakan oleh para prajurit Tokugawa tapi frekuensi penggunaanya saja yang menjadi sangat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan di era Sengoku Jidai ataupun Imjin War.

Sebagai bukti nyata bahwa senjata api masih digunakan dan dikembangkan secara internal oleh bangsa Jepang, terdapat sekitar 200 lebih gunsmith/bengkel pembuat senjata di Jepang pada akhir era Tokugawa/Periode Edo.

Kunitomo Ikkansai pada tahun 1820-an mengembangkan airgun versi Jepang yang menggunakan teknologi yang diakusisi dari pos dagang Belanda di Pulau Dejima. Airgun ini menggunakan teknologi mekanisme Flintlock. Jepang sendiri di awal tahun 1800-an banyak mempelajari ilmu pengetahuan Barat yang mereka peroleh melalui Belanda dan proses pembelajaran ini di era tersebut kerap disebut dengan “Rangaku”.


Salah seorang bangsawan Samurai dari Nagasaki bernama Takashima Shuhan pada tahun 1840-an mulai mengimport dalam jumlah besar flintlock musket dari Belanda yang dikenal dengan “Gewehr”. Dia mulai mengadopsi taktik militer dan persenjataan barat dan menunjukannya kepada Shogun Tokugawa dalam sebuah parade militer di Tokumarugahara yang terletak di sebelah utara kota Edo.
Kedatangan Commodore Perry dan kebijakannya untuk membuka Jepang secara paksa membuat Jepang mulai mengadopsi flintlock musket dan melengkapi seluruh prajurit mereka dengan senjata baru dan melatihnya dengan standar taktik yang digunakan oleh Barat (walau proses ini mendapatkan tantangan dari banyak samurai dan bangsawan lokal).
0
20K
52
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan