prascockerAvatar border
TS
prascocker
[ FR ] Holiday Holishit : #AmazingKrakatoa , Krakatau bukan sekedar gunung
Holiday Holishit : #AmazingKrakatoa


Spoiler for Video:


Spoiler for Cagar Alam Krakatau:



13 Oktober 2013.
16 orang yang sebagian besar tak mengenal satu sama lain berkumpul di dermaga Muara Angke. Dalam otak berkecamuk pikiran, “ Seperti apa teman seperjalanan nanti? “ , “ Apakah teman perjalanan nanti merepotkan ? “ dan berbagai pertanyaan dalam benak masing – masing. Di sini awal mula dari kami. 16 orang yang akhirnya disatukan oleh ikatan pertemanan dalam satu perjalanan. Ya, kami Holiday Holishit.


29 November 2013, pukul 10.45 wib.
Dermaga penyebrangan Merak – Bakauheni. Gw, Bebey, Irwan, Kemal, Greg, Hizkia, Faisal dan Roy berada di kloter pertama yang tiba. Menunggu teman – teman yang mengikuti Open Trip #AmazingKrakatoa untuk berkumpul. 12 anggota Holiday Holishit kebetulan mempunyai waktu luang dan sisa uang sehingga bisa berkumpul kembali untuk melakukan perjalanan. Sayangnya 4 anggota lain, yang kebetulan pasangan suami istri, Mba Marsha dan Mas Adit, Mas Sukrai dan Mba Okky tidak bisa ikut karena ada keperluan. Tapi tidak usah khawatir. Peserta Open Trip kali ini membludak sehingga menyentuh 64 orang. So? Just enjoy the trip. Meet new people. Making friends.

Sebenarnya perjalanan dimulai dari semenjak kita keluar dari rumah kost. Cuaca hujan gerimis, menunggu 2 buah taxi dan harus mengejar bus dari Slipi untuk menuju Merak ternyata butuh perjuangan. Bahkan kloter kedua sempat salah naik bus dan nyasar ke kawasan BSD. Hehehe.... Kloter pertama tiba di Pelabuhan Merak menumpang bus Primajasa AC jurusan Kampung Rambutan – Merak yang kita cegat di seberang RS Harapan Kita. Bermodal 20.000 IDR sudah bisa mengarungi perjalanan Jakarta – Merak via tol. Dua jam perjalanan keluar masuk tol dan terminal akhirnya sampai juga. Satu persatu kloter maupun single fighter tiba. Tersanjung sekali dengan trip ini karena mendapat tamu single fighter dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Mas Faisal namanya. Sudah tiba di Jakarta Jumat dini hari dan sempat menginap semalam di kamar kost gw.


30 November 2013, pukul 01.30.
Karena kebetulan peserta trip mahasiswa aktif dan sedang UTS, keberangkatan rada tertunda. Kloter dari Bekasi baru tiba pukul 01.30. Segera ambil tiket dan langsung ke dermaga untuk naik ferry ke Bakauheni. Surya Nusantara, nama ferry yang kita tumpangi untuk menyeberang Selat Sunda kali ini. Sekilas, ferry ini nyaman sekali. AC yang dingin, bangku yang empuk, sofa berjejeran. Menyenangkan bukan? Hooo... jangan salah. 30 menit setelah berlayar. Teman – teman sudah ada yang tertidur pulas, kita di agresi. Diserang. Dibajak oleh ratusan anak kecoa kecil yang merayap dimana – mana. Kadang keluar dari kursi, di lantai, di tembok. Hehehe.. teman – teman yang sudah tertidur mulai terusik dan akhirnya bangun. Gak bisa tidur dan akhirnya kita rame – rame menikmati sajian film yang disediakan pihak ferry. Kompilasi Film Suzanna Terbaik, mulai dari Siluman Macan sampai Sundel Bolong. Bang Bokir....satenya Bang......

Spoiler for Pelabuhan Merak - Bakauheni:


Pukul 05.30 wib, ferry bersandar di Pelabuhan Bakauheni. Terima kasih Tuhan, cuaca cerah. Sebelum turun dari ferry kita diberikan anugerah pemandangan matahari terbit di Selat Sunda. Indah sekali... 15 menit kemudian. Kita sudah didalam angkot carteran. Total ada 7 mobil colt yang sudah dicarter, 6 angkot untuk penumpang dan 1 angkot untuk tas – tas peserta ditambah 3 porter yaitu gw, Kemal dan Irwan. Mengarungi jalan dari Bakauheni ke Dermaga Canti butuh waktu sejam. Tapi tidak berasa sama sekali. Di sisi kiri ada pemandangan Gunung Rajabasa. Jalanan naik turun perbukitan dan berkelok – kelok. Visit Lampung!! Serius... Lampung itu indah. Sesampai di Dermaga Canti kita sudah disambut oleh nakhoda kapal yang sangat lucu sekali. Namanya Pak Chandra. Kenapa lucu? Terus baca thread ini ya. Ternyata di Dermaga Canti proses berlayar butuh izin. Lumayan pegel tulis nama peserta dikalikan dua lembar untuk data ke Dinas Perhubungan. Oiya, pas kemarin kita sewa dua kapal Long Boat. Satu Long Boat bisa muat sampai 35 orang maksimal. Long Boat itu kapal yang biasa dipakai penduduk Pulau Sebesi menuju Dermaga Canti. Biasanya mengangkut pisang dan kokoa. Yaps.. dua komoditi tersebut merupakan hasil bumi terbesar di Pulau Sebesi. Long Boat pun bervariasi. Ada yang gw sebut Fun Boat, itu kapal milik Pak Chandra pribadi. Kenapa Fun Boat? Karena kapalnya non stop entertainment. Menyetel musik selama trip non stop. Mulai dari reggae, disko sampai dangdut. Yeah... Yang satu lagi gw sebut Racing Boat. Ini kapal yang gw tumpangi. Kecepatannya diatas rata – rata kapal lain. Berani melawan ombak besar tanpa ragu. Keren deh pokoknya. Oiya, sekarang untuk peserta pariwisata wajib menyewa pelampung selama trip. Wajib atau tidak diberangkatkan kapalnya.

Spoiler for Bakauheni Sunrise:


Spoiler for Gunung Rajabasa:


Spoiler for Dermaga Canti:


Setelah sarapan dan ganti pakaian, peserta mulai memilih kapal masing – masing. Pengalaman baru berlayar di Lampung. Gunung Rajabasa ada dibelakang, di depan ada Rakata dan Pulau Sebesi. Langit dan laut biru bertemu pegunungan yang hijau. Adem... Dapat ucapan terima kasih dari Bebey karena sudah diajak kesini. Yeah, I will explore Indonesia with you, My future wife. Gelombang bersahabat. 0 – 1,2 meter. Peserta berasa naik wahana Kora – Kora tapi gak ekstrem banget sih. Rama yang biasanya takut laut bersorak kegirangan di deck. Oiya, kali ini dia bawa pacar. Ehm.... Sejam berlayar kita sampai di Pulau Sebuku Kecil. Pasir putih menghampar. Air bening sekali tanpa sampah satu pun. Sesi foto – foto dimulai. Yang mau pemanasan buat snorkeling juga boleh. Seru... bisa foto dengan background Gunung Rakata dan Gunung Pulau Sebesi dikejauhan. Satu jam di sini kita menyeberang ke Pulau Sebuku Besar. Spot Snorkeling pertama. Kedalaman 3 – 4 meter banyak terumbu karang. Cuma karena gelombang yang lumayan jadi kurang menikmati. Karang pun banyak yang tertutup pasir. Akan tetapi karang di sini sehat kebanyakan. Gak ada yang patah. Rama dan Greg yang trip kemaren gak nyebur sekarang udah berani nyemplung. Bahkan Greg lompat dari atas kapal dan Rama berenang membimbing pacarnya yang masih takut tanpa pelampung !!! Oke..snorkelingan selesai. Kita menuju homestay di Pulau Sebesi. Nah, tragedi awal. Pacar Rama ternyata paranoid sama gelombang laut. Dia shock berat. Emang sih gelombang di sini lebih kejam daripada di Kepulauan Seribu. Bebey yang berusaha menolong turun ke bawah dan akhirnya malah muntah. Hehehe....That's ok. Karena hanya setengah jam berlayar kita sudah sampai di Pulau Sebesi.

Spoiler for Menuju Pulau Sebesi:


Spoiler for Pulau Sebuku Kecil:


Bayangan akan Pulau Sebesi yang ada dibenak gw runtuh. Gw kira Pulau Sebesi itu kecil seperti Pulau Harapan. Ini malah besar. Ada satu gunung di situ. Homestay di Pulau Sebesi dimiliki oleh Pemda Lampung. Jujur, agak kurang memadai. Kamar mandi yang airnya seret dan kondisi homestay yang kusam. Akan tetapi pemandangan pinggir lautnya lumayan indah. 1 homestay besar bisa menampung 15 orang dewasa. 1 homestay kecil bisa menampung 10 orang dewasa. Jangan harap ada AC, listrik baru menyala dari jam 18.00 – 06.00 . Gak lama makanan disediakan. Ikan, sayur asem, krupuk udang, nasi, semangka dan teri. Sikat..... dan tertidur. Istirahat sebentar untuk melanjutkan snorkeling dan hunting sunrise di sekitar Pulau Sebesi.

Spoiler for Pintu Homestay:


Spoiler for Pulau Sebesi:


Pukul 15.00 wib. Gw terbangun. Sebagian peserta ternyata masih terlelap di kamar masing – masing. Andi, guide kita selama perjalanan sudah siap berangkat. Bangunin peserta dan akhirnya sejam kemudian kita sudah kembali diatas kapal. Dengan segar bugar. Spot snorkeling berikutnya cuma 15 menit dari Dermaga Pulau Sebesi. Di sini kebanyakan karang tanduk dan masih sehat juga terumbu karangnya. Kurang menikmati underwaternya akhirnya gw naik ke dek. Bercanda gurau. Gilang yang sampai beli peralatan freediving juga enggan turun. Tetapi, setelah gw tengok kapal sebelah gw terperangah. Karena di kapal sebelah belum ada yang nyebur satu pun, Pak Chandra bermodal celana dalam memprovokatori peserta untuk nyemplung. Mana pakai sempaknya kebalik pula. Aahaha... Lagu dangdut pun terdengar nyaring dari sound system Fun Boatnya. Gilaaaa...

Setelah semua peserta naik ke kapal. Kapal berangkat lagi. Spot Sunset. Jangan kira kita bakal ke suatu pulau untuk menikmati sunset. Ditengah laut coy.. Sampai di spot nakhoda mematikan mesin kapalnya. Suasana jadi hening. Indah sekali anugerah Tuhan untuk negeriku, Indonesia. Yeah, you should proud guys, very proud. Indonesia is a dream land. Oiya, sempat liat ada gua di Pulau Sebuku Besar. Ternyata katanya itu sarang buaya air asin. Bahkan di Pulau Sebesi pun sekarang sering terlihat buaya di dermaga bila malam hari. Mulai dari yang besar sampai yang masih kecil. Dan kebetulan sekali, ternyata Irwan, salah satu teman gw sempet melihat buaya berenang pas snorkeling di Pulau Sebuku. Beruntung bangetttt..... Pas magrib kita sudah di homestay. Air sudah menyala di sebagian homestay. Yang belum ada yang memilih ke sumur ada yang memilih numpang mandi di homestay yang airnya nyala. Gw pribadi lebih memilih gak mandi. Jorok? Biarin, udah punya calon istri. Tetep ganteng juga sih. Makanan dihidangkan. Yang belum dapat giliran mandi bisa langsung santap malam. Setelah makan gw lebih fokus nongkrong sama Holiday Holishit. Ternyata Pulau Sebesi merupakan berkah buat cowo – cowo di Holiday Holishit. Kenapa? Karena di sini dapat dengan mudah menemukan jamur. Hehehe... Cukup dengan membayar warga 100.000 IDR sudah bisa memboyong dua plastik es berisi jamur kualitas tinggi. Yaudah deh, kebagian ngeliatin anak – anak berfantasi. Greg sama Gilang yang kocak. Greg yang berfantasi tembok homestay terbuat dari jelly dan Gilang yang berfantasi ada GOD Application di Andoidnya. What the fuck?

Spoiler for Snorkeling:


Spoiler for Sunset:


Menjelang tengah malam gw lebih suka main ke warung di sebelah homestay. Ngobrol sama penduduk. Dan melihat bagaimana mudahnya mereka diserang isu kuntilanak dengan foto. Padahal foto tersebut diambil pake 360 Application. Ya akhirnya kebagian jelasin deh kalo itu foto palsu. Gw, Pak Chandra, Andi, pengurus homestay Pak Hayun, Greg, Bebey, Kemal, Irwan mengobrol di warung. Ditemani empat botol Anker Bir sebagai penghangat suasana. Ini yang bikin gw rindu banget traveling. Kesederhaan, komunikasi, cerita dan dongeng. Sampai akhirnya kita harus tidur karena berangkat ke Anak Krakatau itu harus pagi karena perjalanan laut memakan waktu dua jam. Selamat malam Sebesi, selamat beristirahat.


1 Desember 2013, pukul 03.15 wib
Yee,,,kesiangan 15 menit. Untung kebangun karena Sofyan membuka pintu kamar. Gak pake cuci muka langsung bangunin peserta lain. Gak buru – buru juga sih soalnya abis itu pada ngeteh di warung. Hehehe... 05.30 wib kapal lepas tambat dari dermaga. Bintang – bintang di langit terlihat beramai – ramai tersenyum lucu. Seolah tahu bahwa ini saat yang kita nantikan. Mendaki Anak Krakatau yang dua hari sebelumnya masih berstatus Waspada Level II. Perjalanan kali ini semua peserta berada di lambung kapal. Biasanya ombak dipagi hari lebih ganas. Jadi untuk keselamatan tidak ada yang diatas dek sampai kondisi benar – benar aman. Memang sesaat setelah berlayar ombak berasa tinggi. Tapi raut muka nakhoda masih rileks, sampai akhirnya nakhoda sudah bisa merokok berarti aman buat naik ke dek. Sunrise diperjalanan kurang greget karena tertutup awan. Peserta pun kebanyakan masih tidur. Nikmati angin pagi yang sejuk di depan kapal yang bergoyang. Melupakan sejenak ibukota dan mencari inspirasi. Sungguh perjalanan yang seru, sampai akhirnya laut mulai tenang. Anak Krakatau sudah sangat dekat dan masih mengeluarkan asap putih abu – abu. Gunung Anak Krakatau, kita telah tiba. Pantai pasir hitam vulkanik dengan air yang sangat jernih. Eksotis. Terlihat beberapa tenda didirikan. Sepertinya ada yang camping. Vegetasi yang lebat dan bunga – bunga liar terlihat di tepian. Biawak liar seukuran anak kecil 7 – 8 tahun pun tidak takut dengan kehadiran manusia. Berjalan di sekitar semak belukar di pantai. Setelah melapor ke Ranger dan mendapat izin mendaki kita langsung bergegas. Melewati beberapa pohon lebat dan semak sampai bertemu hamparan pasir hitam. Yaps..kita sudah dibawah kaki gunung. Yang biasa olahraga pasti dengan mudah untuk mendaki karena kita hanya mendaki sampai punggung gunung, sekitar 150 Mdpl. Tidak usah terburu – buru. Nikmati saja pemandangan sekitar. Kepulauan bekas letusan Gunung Krakatau. Tidak terbayang betapa dahsyat letusan Krakatau di tahun 1883 lampau sehingga menyisakan kepulauan seperti itu. Satu jam mendaki akhirnya tiba di atas. Momen yang pas untuk foto. Tidak begitu ramai. Cuma ada rombongan dari Holiday Holishit dan satu rombongan lagi. Bersantailah disini. Nikmati perjuangan pendakian. Angin semilir dan pemandangan menakjubkan. Gunung Anak Krakatau, satu tujuan banyak cerita. Cerita di benak masing – masing teman yang mengikuti perjalanan ini. Cerita yang akan diceritakan kembali ke teman – teman kantor, kuliah, anak bahkan cucu kita nanti. Puji Tuhan saya berpetualang...



Menuruni gunung memang tidak sesulit mendakinya. Tetapi hamparan pasir bisa mebuat terpeleset. Jadi hati – hati ya. Di kaki gunung sangat hening. Cuma terdengar suara angin. Tiada suara ombak. Tetapi sayup – sayup terdengar, dan makin jelas terdengar.... Suara sound system Pak Chandra yang menyetel musik dangdut. Alamaaaak..... Brakk... hilang sudah romantisme penurunan gunung gw. Aahaha... Sesampai di pantai, peserta bisa langsung makan pagi. Sarapan ternyata sudah dibungkus dan dibawa ke sini. Bebas mau makan di mana saja asal jangan buang sampah sembarangan. Setelah ini kita akan berlayar ke salah satu tujuan utama gw mau ke Krakatau. Lagoon Cabe, spot snorkeling yang membuat kita serasa berenang di Sea World. Apakah itu benar? Let's check it out...

Spoiler for Vegetasi:


Spoiler for Mendaki:


Spoiler for Krakatau:


Pulau Rakata atau Krakatau Besar. Sisa dari letusan Gunung Krakatau 1883. Menjadi pulau subur yang sangat hijau, sangat rimbun dan di sini pula salah satu spot underwater terbaik. Lagoon cabe. Hanya 40 menit dari Anak Krakatau. Setibanya disana memang benar airnya sangat jernih tetapi terumbu karang bila dilihat dari atas biasa saja. Karena gerah dan kepanasan serta penasaran akhirnya gw jadi orang yang pertama nyebur. Oh God, hamparan karang terlihat tak ada putusnya. Ratusan ikan berbagai jenis. Mulai yang besar sampai yang seujung jari. Anemon dan Nemo dimana – dimana. Ini bukan Sea World. Ini surga underwater. Ahahaha.... sayang sekali beberapa teman ada yang sudah terkuras tenaganya hingga tidak menceburkan diri di sini. Beberapa anggota Holiday Holishit juga sudah turun. Beberapa mulai berani tidak menggunankan life vest supaya bisa menyelam bebas. Yah, freediving memang sudah mulai meracuni beberapa anggota. Fun freedive yah walau cuma 3 – 5 meter luamayan kok bisa melihat beberapa karang yang gak ada di permukaan. Tapi ingat, menangkap Nemo di sini sangat mudah. Jangan sekali – kali membawa satu pun hewan atau karang di sini. Bahkan jangan disentuh. Cukup lihat saja. Jaga kelestarian alam. Supaya lain waktu kita bisa kembali ke sini lagi. Bersama anak, cucu, suami, istri atau bahkan selingkuhan kita. Peace.... Oke ini saatnya pulang. Sudah terik dan harus bergegas karena besok kembali ke rutinitas.

Spoiler for Pulau Rakata:


Spoiler for Lagoon Cabe:
Diubah oleh prascocker 07-12-2013 11:44
0
7.2K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan