- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cerita Pejalan Domestik
BALI UNSPOILED : PULAU MENJANGAN - TULAMBEN - AMED - PANTAI GREENBOWL
TS
prascocker
BALI UNSPOILED : PULAU MENJANGAN - TULAMBEN - AMED - PANTAI GREENBOWL
BALI UNSPOILED
PULAU MENJANGAN – AMED – TULAMBEN – PANTAI GREENBOWL
Bali, hampir semua traveler pasti pernah menginjakan kaki di pulau ini. Dengan wisata pantai, pura, kultur dan club yang menjamur. Tapi di sini gue akan bercerita tentang sisi lain Bali. Suatu kawasan yang sangat jarang didatangi khususnya oleh wisatawan lokal.
PULAU MENJANGAN – AMED – TULAMBEN – PANTAI GREENBOWL
Bali, hampir semua traveler pasti pernah menginjakan kaki di pulau ini. Dengan wisata pantai, pura, kultur dan club yang menjamur. Tapi di sini gue akan bercerita tentang sisi lain Bali. Suatu kawasan yang sangat jarang didatangi khususnya oleh wisatawan lokal.
Quote:
RABU, 9 DESEMBER 2015
Gue bersama Zulham, sepupu gue sedang dalam perjalanan menuju Slipi Jaya untuk menjemput Adit. Setelah itu kita akan menuju Bandara Soekarno Hatta untuk menemui Mei. Oiya, hari ini gue akan mengunjungi Bali lagi. Memang ini bukan kali pertama gue mengunjungi Bali. Dari naik motor, mobil, kereta dan pesawat sudah pernah gue cobain untuk mencapai pulau ini. Tetapi kali ini gue merasakan aura yang berbeda. Gue merasakan perjalanan kali ini bakal sangat menyenangkan.
Singkat cerita kita semua sudah lengkap. Gue, Zulham, Mei dan Adit, sedangkan satu rekan lagi yaitu Wulan sudah duluan terbang ke Bali dari hari sebelumnya. Perjalanan kali ini kita menumpang maskapai negeri tetangga yang sering promo. Hehehe.. Sembari menunggu boarding ada baiknya kita selfie dulu.
The Team
Kita tiba di Bandara Ngurah Rai setelah senja berakhir. Wulan sudah menunggu di terminal kedatangan domestik. Malam ini kita akan langsung menuju Banyuwedang dengan mobil sewaan yang sudah menunggu di parkiran bandara. Banyuwedang merupakan salah satu dermaga penyebrangan menuju Pulau Menjangan. Pulau yang terkenal dengan spot snorkeling cita rasa diving ini memang sudah terkenal karena akses yang dekat dengan Banyuwangi sehingga sering di kunjungi pula oleh wisatawan dari Pulau Jawa.
Setelah makan di Nasi Pedas Ibu Andika, kita langsung kebut menuju arah Gilimanuk. Gak ngebut juga sebenarnya karena di trip ini kebetulan cuma gue yang bisa nyetir dan gue udah ngantuk gegara belom sempet tidur serta kebanyakan makan. Hhahaha.... Tiga jam perjalanan akhirnya kita sampai di Homestay Banyuwedang. Gak pake lama Wulan dan Mei langsung masuk kamar karena udah kepalang capek dan ngantuk. Sedangkan gue, Zulham dan Adit masih sempet ngobrol bareng sama Dedu, guide kita selama nanti ke Pulau Menjangan yang sekalian sohib gua di Gilimanuk.
Gue bersama Zulham, sepupu gue sedang dalam perjalanan menuju Slipi Jaya untuk menjemput Adit. Setelah itu kita akan menuju Bandara Soekarno Hatta untuk menemui Mei. Oiya, hari ini gue akan mengunjungi Bali lagi. Memang ini bukan kali pertama gue mengunjungi Bali. Dari naik motor, mobil, kereta dan pesawat sudah pernah gue cobain untuk mencapai pulau ini. Tetapi kali ini gue merasakan aura yang berbeda. Gue merasakan perjalanan kali ini bakal sangat menyenangkan.
Singkat cerita kita semua sudah lengkap. Gue, Zulham, Mei dan Adit, sedangkan satu rekan lagi yaitu Wulan sudah duluan terbang ke Bali dari hari sebelumnya. Perjalanan kali ini kita menumpang maskapai negeri tetangga yang sering promo. Hehehe.. Sembari menunggu boarding ada baiknya kita selfie dulu.
The Team
Kita tiba di Bandara Ngurah Rai setelah senja berakhir. Wulan sudah menunggu di terminal kedatangan domestik. Malam ini kita akan langsung menuju Banyuwedang dengan mobil sewaan yang sudah menunggu di parkiran bandara. Banyuwedang merupakan salah satu dermaga penyebrangan menuju Pulau Menjangan. Pulau yang terkenal dengan spot snorkeling cita rasa diving ini memang sudah terkenal karena akses yang dekat dengan Banyuwangi sehingga sering di kunjungi pula oleh wisatawan dari Pulau Jawa.
Setelah makan di Nasi Pedas Ibu Andika, kita langsung kebut menuju arah Gilimanuk. Gak ngebut juga sebenarnya karena di trip ini kebetulan cuma gue yang bisa nyetir dan gue udah ngantuk gegara belom sempet tidur serta kebanyakan makan. Hhahaha.... Tiga jam perjalanan akhirnya kita sampai di Homestay Banyuwedang. Gak pake lama Wulan dan Mei langsung masuk kamar karena udah kepalang capek dan ngantuk. Sedangkan gue, Zulham dan Adit masih sempet ngobrol bareng sama Dedu, guide kita selama nanti ke Pulau Menjangan yang sekalian sohib gua di Gilimanuk.
Quote:
KAMIS, 10 DESEMBER 2015
Udara segar di sekitar Taman Nasional Bali Barat membuat gue jadi bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah cuci muka dan minum the manis segar, gak pake lama langsung hunting sunrise yang muncul dari balik bukit dengan drone yang emang udah gue siapin buat jepret foto – foto ciamik nanti. Sepuluh – lima belas menit terbang cukup buat take foto dan video, setelahnya bangunin temen – temen karena pagi ini kita akan menyeberang ke Pulau Menjangan.
Desa Banyuwedang
Sebagian kawasan Taman Nasional Bali Barat
Dari homestay kita menuju Dermaga Banyuwedang hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit dengan kendaraan bermotor. Dermaga Banyuwedang ini menurut gue adalah dermaga terbersih dan paling rapi yang pernah gue temui. Kapal – kapal di sini menggunakan nomor urut dan tertata rapi. Kapten dan kru kapal juga sangat ramah kepada tamu menjadikan Dermaga Banyuwedang sebagai dermaga favorit untuk menyeberang ke Pulau Menjangan.
Dermaga Banyuwedang
Satu jam kurang lebih dari Dermaga Banyuwedang kita sampai di Pulau Menjangan. Selama perjalanan karena cuaca cerah kita bisa melihat keperkasaan Gunung Raung dan Gunung Baluran di kejauhan. Sungguh teduh dan indah. Tiba di Pulau Menjangan kami memutuskan untuk treking ringan ke Pura Ganesha. Hahaha...gak treking juga sih, jalurnya sudah di con-block rapi dan gak terlalu jauh juga dari dermaga Pulau Menjangan. Oiya, Pulau Menjangan ini tidak berpenghuni, hanya ada satwa liar seperti kera, rusa, burung dan beberapa reptil lain yang tinggal di pulau ini. Lima menit berjalan kaki sampailah kita di Pura Ganesha. Ikon dari Pulau Menjangan. Bila mampir saat weekend dipastikan kalian tidak akan boleh mengunjungi pura karena dipakai untuk sembahyang. Karena kita berkunjung saat weekday beruntunglah kita dapat kesempatan berfoto ria di pura Ganesha.
Menuju Pulau Menjangan
Pura Ganesha dengan background Gunung Baluran
Foto ria di Pura Ganesha
Puas berfoto ria sekarang saatnya untuk snorkeling...!!! Spot pertama adalah Pos 2. Dinamakan seperti itu karena memang dekat dengan pos penjagaan pulau. Spot snorkeling di Pos 2 merupakan spot hard corals dan ribuan ikan warna - warni serta tebing bawah laut yang menakjubkan. Tidak jauh dari Pos 2 terdapat spot underwater cave yang sangat asyik untuk ditelusuri bila bisa menyelam. Untuk yang gak bisa menyelam gak perlu takut, ini pulau untuk snorkeling cita sara diving .
Setelah kehabisan nafas di Pos 2 kita menuju Spot Temple Point. Nah kali ini kita beruntung karena banyak sekali lumba - lumba yang kebetulan melintas. Ternyata sekarang sedang musim ikan tongkol yang menjadi makanan lumba - lumba. How luck we are...!!! Nah sekarang kita bahas tentang Spot Temple Point. Berbeda dari Pos 2 di Temple Point berisikan beragam soft coral dan ikan - ikan besar. Kedalaman sekitar 2 - 5 meter dan sangat jernih sayangnya tidak banyak berfoto di sini hanya banyak video yang gue take sebagian bisa di saksikan di atas.
Teknik menyelam Adit di Pos 2
Salah satu underwater cave yang TS masuki di Pos 2
Menjelang sore kita pun balik ke Dermaga Banyuwedang karena perut sudah lapar dan kita lupa membawa makan siang. Hahaha.... Satu lagi keunikan dari Dermaga Banyuwedang yaitu kamar bilas di dermaga semuanya merupakan air panas belerang dari hotspring terdekat. Jadi setelah snorkeling puas mandinya pakai air panas pulak. Nyossssss.......
Perjalanan kami lanjutkan setelah mandi dan berpamitan dengan para guide di Banyuwedang. Jangan lupa membeli arak Bali di daerah sini karena terkenal dengan kemurnian dan keasliannya loh. Tujuan selanjutnya adalah Tulamben via Lovina. Yaps..jalan menuju Tulamben memang melewati Pantai Lovina yang terkenal dengan Dolphin Tournya. Kita sempat mampir untuk menikmati senja sejenak karena memang tidak banyak yang bisa dilihat di pantai ini.
Foto sebelum pisah sama Bli Dedu. Dedu yang menghadap belakang. Hihihi...
Pantai Lovina di senja hari
Udara segar di sekitar Taman Nasional Bali Barat membuat gue jadi bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah cuci muka dan minum the manis segar, gak pake lama langsung hunting sunrise yang muncul dari balik bukit dengan drone yang emang udah gue siapin buat jepret foto – foto ciamik nanti. Sepuluh – lima belas menit terbang cukup buat take foto dan video, setelahnya bangunin temen – temen karena pagi ini kita akan menyeberang ke Pulau Menjangan.
Desa Banyuwedang
Sebagian kawasan Taman Nasional Bali Barat
Dari homestay kita menuju Dermaga Banyuwedang hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit dengan kendaraan bermotor. Dermaga Banyuwedang ini menurut gue adalah dermaga terbersih dan paling rapi yang pernah gue temui. Kapal – kapal di sini menggunakan nomor urut dan tertata rapi. Kapten dan kru kapal juga sangat ramah kepada tamu menjadikan Dermaga Banyuwedang sebagai dermaga favorit untuk menyeberang ke Pulau Menjangan.
Dermaga Banyuwedang
Satu jam kurang lebih dari Dermaga Banyuwedang kita sampai di Pulau Menjangan. Selama perjalanan karena cuaca cerah kita bisa melihat keperkasaan Gunung Raung dan Gunung Baluran di kejauhan. Sungguh teduh dan indah. Tiba di Pulau Menjangan kami memutuskan untuk treking ringan ke Pura Ganesha. Hahaha...gak treking juga sih, jalurnya sudah di con-block rapi dan gak terlalu jauh juga dari dermaga Pulau Menjangan. Oiya, Pulau Menjangan ini tidak berpenghuni, hanya ada satwa liar seperti kera, rusa, burung dan beberapa reptil lain yang tinggal di pulau ini. Lima menit berjalan kaki sampailah kita di Pura Ganesha. Ikon dari Pulau Menjangan. Bila mampir saat weekend dipastikan kalian tidak akan boleh mengunjungi pura karena dipakai untuk sembahyang. Karena kita berkunjung saat weekday beruntunglah kita dapat kesempatan berfoto ria di pura Ganesha.
Menuju Pulau Menjangan
Pura Ganesha dengan background Gunung Baluran
Foto ria di Pura Ganesha
Puas berfoto ria sekarang saatnya untuk snorkeling...!!! Spot pertama adalah Pos 2. Dinamakan seperti itu karena memang dekat dengan pos penjagaan pulau. Spot snorkeling di Pos 2 merupakan spot hard corals dan ribuan ikan warna - warni serta tebing bawah laut yang menakjubkan. Tidak jauh dari Pos 2 terdapat spot underwater cave yang sangat asyik untuk ditelusuri bila bisa menyelam. Untuk yang gak bisa menyelam gak perlu takut, ini pulau untuk snorkeling cita sara diving .
Setelah kehabisan nafas di Pos 2 kita menuju Spot Temple Point. Nah kali ini kita beruntung karena banyak sekali lumba - lumba yang kebetulan melintas. Ternyata sekarang sedang musim ikan tongkol yang menjadi makanan lumba - lumba. How luck we are...!!! Nah sekarang kita bahas tentang Spot Temple Point. Berbeda dari Pos 2 di Temple Point berisikan beragam soft coral dan ikan - ikan besar. Kedalaman sekitar 2 - 5 meter dan sangat jernih sayangnya tidak banyak berfoto di sini hanya banyak video yang gue take sebagian bisa di saksikan di atas.
Teknik menyelam Adit di Pos 2
Salah satu underwater cave yang TS masuki di Pos 2
Menjelang sore kita pun balik ke Dermaga Banyuwedang karena perut sudah lapar dan kita lupa membawa makan siang. Hahaha.... Satu lagi keunikan dari Dermaga Banyuwedang yaitu kamar bilas di dermaga semuanya merupakan air panas belerang dari hotspring terdekat. Jadi setelah snorkeling puas mandinya pakai air panas pulak. Nyossssss.......
Perjalanan kami lanjutkan setelah mandi dan berpamitan dengan para guide di Banyuwedang. Jangan lupa membeli arak Bali di daerah sini karena terkenal dengan kemurnian dan keasliannya loh. Tujuan selanjutnya adalah Tulamben via Lovina. Yaps..jalan menuju Tulamben memang melewati Pantai Lovina yang terkenal dengan Dolphin Tournya. Kita sempat mampir untuk menikmati senja sejenak karena memang tidak banyak yang bisa dilihat di pantai ini.
Foto sebelum pisah sama Bli Dedu. Dedu yang menghadap belakang. Hihihi...
Pantai Lovina di senja hari
Quote:
JUMAT, 11 DESEMBER 2015
Nafsu tak terbendung untuk segera menyelami markas besar freediving dan scuba di Bali yang menggebu membuat gue bangun lebih awal. Btw kita tiba di Tulamben malam hari dan menginap di Matahari Tulamben Dive and Spa yang menempuh jarak tiga jam perjalanan kendaraan bermotor dan Banyuwedang. Matahari Tulamben sangat rekomen untuk menginap. Kru hotel yang ramah, kamar yang bersih dan lokasi yang strategis serta harga yang terjangkau semua menjadi kelebihan hotel ini.
Rutinitas bangun pagi berikut adalah hunting sunrise, tetapi karena terhalang bukit jadinya lebih fokus ke foto Gunung Agung saja. Gunung perkasa yang disucikan masyarakat Bali. Dari hotel memang Gunung Agung terlihat jelas karena cuaca juga sedang cerah sekali. Take foto dan video lima belas menit langsung sarapan bersama kawan - kawan sebelum mengeksplor bawah laut Tulamben yang terkenal dengan USAT Liberty Shipwreck.
Gunung Agung dari depan Matahari Tulamben
Sarapan di tepi kolam Matahari Tulamben. Lezat sekali makanannya...!!!
Kelar sarapan, kita langsung berjalan kaki menuju spot Usat Liberty. Sebetulnya bisa langsung berenang dari Matahari Tulamben karena tepat depan restoran adalah spot coral garden. Berhubung ingin menghemat tenaga jadi kita berlima memilih jalan kaki dua ratus - tiga ratus meter menuju spot USAT LIBERTY.
USAT Liberty adalah kapal angkut milik Amerika Serikat yang rusak di terjang torpedo kapal selam Jepang pada tahun 1942 masa perang dunia kedua di Selat Lombok. Untuk menyelamatkan isi dan kargonya maka USAT Liberty di tarik menuju Singaraja untuk di perbaiki. Entah malang atau beruntung USAT Liberty tidak dapat melanjutkan perjalanan sehingga karam di tepi pantai Tulamben. Setelah 21 tahun teronggok begitu saja pada tahun 1963, Gunung Agung meletus. Lava dari Gunung Agung menyebabkan USAT Liberty tenggelam ke dalam laut sedalam sembilan sampai tiga puluh meter. Sekarang USAT Liberty telah berubah menjadi rumah bagi ikan dan terumbu karang yang sangat indah dan mengagumkan. Selanjutnya biar foto yang berbicara
Kita menemukan Hawsbill Sea Turtle yang langka..!!
Adit berusaha untuk mendokumentasikan penyu langka ini
Bisa di ajak selfie
Eel Garden di kedalaman tujuh meter
Memasuki lambung shipwreck
Keluar dari lambung shipwreck
Flying without wings
Salah satu lorong di buritan shipwreck
Never dive alone
Puas dengan USAT Liberty kita check out dari hotel dan menuju Amed yang berjarak dua puluh kilometer dari Tulamben. Kawasan Bali Timur terlihat gersang. Mirip dengan Taman Nasional Baluran tapi tanpa satwa - satwanya. Haha....tapi memang sangat menakjubkan. Kita juga sempat berhenti di salah satu jembatan ikonik yang memiliki background Gunung Agung.
Jembatan Abang
Sunrise Cafe and Restaurant menjadi basecamp selama kita di Amed. Makan siang yang terjangkau dan terletak di pinggir pantai Teluk Jemeluk menjadi salah satu keunggulan tempat ini. Teluk Jemeluk, Amed terkenal dengan ikon Submarine Mailbox atau kotak pos bawah laut yang berbentuk pura. Dengan kedalaman hanya 2 meter saja snorkeling di Teluk Jemeluk memang sangat bagus untuk pemula. Walau begitu bagi pecinta kedalaman sekarang terdapat patung - patung yang di tenggelamkan di kedalaman 7 - 8 meter hasil hibah dari seniman Bali.
Selain underwater view, di Teluk Jemeluk ada satu spot dimana kita bisa berfoto dari ketinggian. View yang keren dengan background Gunung Agung dan perairan Teluk Jemeluk secara keseluruhan. Bukit Bintang namanya. Dijamin saat berkunjung ke kawasan ini hanya beberapa wisatawan lokal yang terlihat, sisanya wisatawan mancanegara. Mari cekidot foto - fotonya.
Gerombolan ikan di Teluk Jemeluk
Submarine Mailbox
Trigger Fish
Bukit Bintang Amed
Puas main - main di Bali Timur, menjelang sore kita melanjutkan perjalanan ke Kuta, Bali Selatan. Karena memang di Poppies gue punya langganan hotel maka gak pake lama langsung menuju Sari Jaya Cottage. Perjalanan dari Teluk Jemeluk menuju Poppies sekitar 3 jam perjalanan santai.
Nafsu tak terbendung untuk segera menyelami markas besar freediving dan scuba di Bali yang menggebu membuat gue bangun lebih awal. Btw kita tiba di Tulamben malam hari dan menginap di Matahari Tulamben Dive and Spa yang menempuh jarak tiga jam perjalanan kendaraan bermotor dan Banyuwedang. Matahari Tulamben sangat rekomen untuk menginap. Kru hotel yang ramah, kamar yang bersih dan lokasi yang strategis serta harga yang terjangkau semua menjadi kelebihan hotel ini.
Rutinitas bangun pagi berikut adalah hunting sunrise, tetapi karena terhalang bukit jadinya lebih fokus ke foto Gunung Agung saja. Gunung perkasa yang disucikan masyarakat Bali. Dari hotel memang Gunung Agung terlihat jelas karena cuaca juga sedang cerah sekali. Take foto dan video lima belas menit langsung sarapan bersama kawan - kawan sebelum mengeksplor bawah laut Tulamben yang terkenal dengan USAT Liberty Shipwreck.
Gunung Agung dari depan Matahari Tulamben
Sarapan di tepi kolam Matahari Tulamben. Lezat sekali makanannya...!!!
Kelar sarapan, kita langsung berjalan kaki menuju spot Usat Liberty. Sebetulnya bisa langsung berenang dari Matahari Tulamben karena tepat depan restoran adalah spot coral garden. Berhubung ingin menghemat tenaga jadi kita berlima memilih jalan kaki dua ratus - tiga ratus meter menuju spot USAT LIBERTY.
USAT Liberty adalah kapal angkut milik Amerika Serikat yang rusak di terjang torpedo kapal selam Jepang pada tahun 1942 masa perang dunia kedua di Selat Lombok. Untuk menyelamatkan isi dan kargonya maka USAT Liberty di tarik menuju Singaraja untuk di perbaiki. Entah malang atau beruntung USAT Liberty tidak dapat melanjutkan perjalanan sehingga karam di tepi pantai Tulamben. Setelah 21 tahun teronggok begitu saja pada tahun 1963, Gunung Agung meletus. Lava dari Gunung Agung menyebabkan USAT Liberty tenggelam ke dalam laut sedalam sembilan sampai tiga puluh meter. Sekarang USAT Liberty telah berubah menjadi rumah bagi ikan dan terumbu karang yang sangat indah dan mengagumkan. Selanjutnya biar foto yang berbicara
Kita menemukan Hawsbill Sea Turtle yang langka..!!
Adit berusaha untuk mendokumentasikan penyu langka ini
Bisa di ajak selfie
Eel Garden di kedalaman tujuh meter
Memasuki lambung shipwreck
Keluar dari lambung shipwreck
Flying without wings
Salah satu lorong di buritan shipwreck
Never dive alone
Puas dengan USAT Liberty kita check out dari hotel dan menuju Amed yang berjarak dua puluh kilometer dari Tulamben. Kawasan Bali Timur terlihat gersang. Mirip dengan Taman Nasional Baluran tapi tanpa satwa - satwanya. Haha....tapi memang sangat menakjubkan. Kita juga sempat berhenti di salah satu jembatan ikonik yang memiliki background Gunung Agung.
Jembatan Abang
Sunrise Cafe and Restaurant menjadi basecamp selama kita di Amed. Makan siang yang terjangkau dan terletak di pinggir pantai Teluk Jemeluk menjadi salah satu keunggulan tempat ini. Teluk Jemeluk, Amed terkenal dengan ikon Submarine Mailbox atau kotak pos bawah laut yang berbentuk pura. Dengan kedalaman hanya 2 meter saja snorkeling di Teluk Jemeluk memang sangat bagus untuk pemula. Walau begitu bagi pecinta kedalaman sekarang terdapat patung - patung yang di tenggelamkan di kedalaman 7 - 8 meter hasil hibah dari seniman Bali.
Selain underwater view, di Teluk Jemeluk ada satu spot dimana kita bisa berfoto dari ketinggian. View yang keren dengan background Gunung Agung dan perairan Teluk Jemeluk secara keseluruhan. Bukit Bintang namanya. Dijamin saat berkunjung ke kawasan ini hanya beberapa wisatawan lokal yang terlihat, sisanya wisatawan mancanegara. Mari cekidot foto - fotonya.
Gerombolan ikan di Teluk Jemeluk
Submarine Mailbox
Trigger Fish
Bukit Bintang Amed
Puas main - main di Bali Timur, menjelang sore kita melanjutkan perjalanan ke Kuta, Bali Selatan. Karena memang di Poppies gue punya langganan hotel maka gak pake lama langsung menuju Sari Jaya Cottage. Perjalanan dari Teluk Jemeluk menuju Poppies sekitar 3 jam perjalanan santai.
Diubah oleh prascocker 27-01-2016 15:51
0
3.4K
Kutip
5
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan