q666h0stAvatar border
TS
q666h0st
Kejujuran Bripka Seladi Bisa Jadi Panutan Bagi Polisi di indonesia
MALANG - Brigadir Kepala (Bripka) Seladi (57) anggota
Satuan Polisi Lalulintas Polres Malang Kota, yang telah
menjadi idola warga Kota Malang ternyata juga sudah menjadi
kebanggaan Korps Bhayangkara. Utamanya, karena kejujuran,
dan kesederhanaan hidupnya, serta usaha sampingannya
sebagai pemulung. Baca Bripka Seladi, Polisi Jujur yang Jadi Pemulung sampah

Ketenaran yang begitu mendadak tersebut, tidak sedikitpun
membuat bapak tiga anak ini goyah. Dia tetap saja apa
adanya, dan sederhana. Pagi hari, sejak pukul 06.00 WIB,
sudah nampak sibuk mengatur lalulintas di Jalan Achmad Yani,
Kota Malang.
Berangkat dari Markas Polres Malang Kota, sekitar pukul
05.30 WIB, selepas apel pagi bersama. Seladi, mengendarai
sepeda onthelnya menuju titik tempatnya bertugas,
mengatur semerawutnya lalulintas jalanan kota pendidikan ini
di pagi hari.
Setelah selesai mengatur lalulintas, selama dua jam. Pria
yang setahun lagi memasuki masa pensiun tersebut, menuju
ke kantornya di Jalan DR Wahidin, untuk menjalankan tugas
menguji peserta ujian praktik SIM A. “Setiap hari, saya naik
sepeda ini untuk menjalankan tugas,” ujarnya polos.
Pria ini, tampilannya begitu sederhana. Badannya masih
nampak kekar, menunjukkan kerja kerasnya yang dijalani
selama ini. Tidak pernah ada keluhan sedikitpun yang keluar
dari mulutnya, tentang kondisi hidup serba sederhana
sebagai anggota polisi.
Tidak secuilpun, uang suap yang diberikan para peserta ujian
SIM A, diterimanya. Apabila ada yang tidak lulus tes, dia
memilih untuk mengajari peserta tes tersebut, agar saat
kembali mengikuti ujian tes bisa lulus tanpa menyuap.
“Saya pernah diajak minum kopi sama mereka peserta tes,
tapi saya menolaknya secara halus, karena meski hanya
segelas kopi pastinya sudah menjadi suap dan beban untuk
saya,” ungkapnya.

Suami dari Ngatiani tersebut, hingga saat ini juga masih
tinggal menumpang di rumah mertuanya, yang ada di Jalan
Gadang VI, No44, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Jauh
sebelum menjadi pemulung sampah, Seladi memang selalu
berwirausaha, untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Wirausaha mandiri secara kecil-kecilan, menjadi pilihannya,
agar tidak memanfaatkan seragam dan pangkat polisinya.
Seladi, masuk menjadi anggota Korps Bhayangkara, sejak
tahun 1978, dengan pangkat Bhayangkara Dua (Barada), atau
prajurit tamtama di Polri.
Menyadari gaji awalnya sebagai polisi, hanya Rp14.500/bulan,
dia memilih membuka usaha penjualan bensin eceran. Tetapi,
akhirnya usaha itu ditutupnya pada tahun 1982, karena
terbakar.
“Saat itu saya bertugas menjaga pengamanan Pemilu. Saya
tidak bisa menjaga sendiri kios bensin eceran itu, ternyata
saya pulang kerja sudah terbakar,” kenangnya, dengan penuh
keikhlasan.
Pada 1982, dia mulai membuka usaha jual kredit sepatu,
mebel, dan barang-barang elektronik. Modal usaha ini
didapatkan dari kredit koperasi, sebesar Rp50 juta. Saat
usahanya lancar, cobaan tiba-tiba datang. Pegawai sales yang
bekerja padanya, membawa lari semua hasil usahanya.
Akhirnya dia mengalami kebangkrutan senilai Rp125 juta.
Kebangkrutan itu, membawanya mengalami kesulitan keuangan.
Bahkan, gajinya sampai minus. Kondisi serba sulit itu, tidak
membuatnya melacurkan diri dengan menerima suap.
Pendiriannya tetap kuat, untuk menjaga integritas Satuan
Polisi Lalulintas Polres Malang Kota.
Pada awal sebagai polisi gajinya hanya Rp14.500/bulan. Saat
ini, sudah mencapai sekitar Rp5,7 juta/bulan. Tetapi, gajinya
banyak dihabiskan untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
“Pinjaman di koperasi masih menyisakan 20 kali angsuran,
sementara yang di bank bulan ini sudah bisa lunas, berkat
usaha sampingan sampah yang menjadi berkah buat saya dan
keluarga,” ujarnya tulus.

Kejujuran, kesederhanaan, dan ketekunannya menjadi
pemulung sebagai usaha sampingan di luar jam dinas,
membuat Kepala Polres Malang Kota AKBP Decky
Hendarsono, bangga memiliki anggota yang ulet, dan anti
suap.
Baginya, yang dilakukan Seladi, merupakan contoh dan
teladan yang baik bagi seluruh anggota Polri. “Saya tidak
mau memiliki anggota yang juga memiliki usaha menjadi
pemulung. Profesi itu juga sangat mulia, dan menghasilkan
uang halal. Saya lebih malu kalau anggota saya terlibat
kejahatan dan kriminalitas,” tegasnya.

Sumur : http://daerah.sindonews.com/read/1110258/23/kejujuran-bripka-seladi-bisa-jadi-panutan-bagi-polisi-lainnya-1463755992
Diubah oleh q666h0st 19-06-2016 10:48
0
2.1K
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan