chanliew
TS
chanliew
Curahan Hati ane yang kedua
Hari itu hari jumat, beberapa hari setelah aku berkonsultasi dengan guru agamaku, dan biasanya ada kegiatan Kerohanian Buddha setelah pulang sekolah. Dalam kegiatan itu biasanya guru agama kami, Pak Saring Sentosa, mengajar kami pelajaran agama Buddha seperti biasa, dengan diselipkan cerita pengalaman beliau yang penuh dengan spiritual.

Aku duduk di sudut depan, dekat jendela dan meja guru, bersama sepupu, kakak kelas dan juga sebagai sahabat terbaik ku, Sri Maryani Saputra. Hanya kepadanya aku dapat bercerita tentang hal-hal yang aku lihat, karena hanya dia yang mengerti apa yang aku rasakan. Ketika sedang fokus melihat Pak Saring bercerita, ada seorang perempuan, memakai baju rumahan biasa, masih muda sekitar 17 tahun, dengan bekas bekas lilitan tali mengelilingi lehernya. Dia sedih, tampak dari raut wajahnya, seorang perempuan dengan etnis Chinese, seperti ingin menangis tetapi tidak. Aku hanya bingung, tak tahu harus berbuat apa. Pak Saring yang mungkin sadar aku memerhatikan perempuan tersebut, berhenti bercerita, lalu berkata padaku, "Doakan saja, semoga dia berbahagia". Aku langsung mendoakan nya dalam hati, percaya tidak percaya, dia tersenyum, tidak ada yang berubah dengan fisiknya, tetapi sedikit lebih baik. 

Pak Saring bercerita bahwa dia adalah anak yang bersekolah di sekolah ini, yang meninggal karena gantung diri. Aku tak ingat dengan pasti apa penyebabnya dia gantung diri, tetapi yang aku ingat adalah dia sudah memberikan tanda kepada temannya bahwa dia ingin bunuh diri.

Di dalam Rohbud sendiri, kami sering membahas tentang masalah ini, hal-hal yang berkenaan dengan spiritual, yang mungkin untuk beberapa orang ini adalah hobby, tetapi sebenarnya tidak. Hal-hal seperti ini dapat membuat kita belajar, agar tidak salah dalam bertindak. 

Hal-hal spiritual seperti ini biasa nya, secara tidak langsung, percaya atau tidak percaya, ada dalam hidup kita. Ada orang yang percaya dan ada juga yang tidak. Aku tak pernah memaksa orang untuk percaya dengan apa yang aku katakan, yang aku mau hanyalah orang tersebut dapat berhati-hati. Karena ada beberapa orang yang terkadang sedikit sombong, menganggap hal-hal spiritual adalah hal yang tak benar, dan bahkan menantang nya. 

Sejak aku memiliki karunia yang diberikan Tuhan ini, banyak sekali orang yang datang kepadaku untuk meminta bantuan. Ada yang hanya sekedar penasaran, sekedar iseng dan ada juga yang benar-benar serius membutuhkan bantuan. Tak sedikit pula yang berbicara di belakang ku tentang apa yang aku miliki ini. Ada yang bilang aku penganut ilmu hitam, ada juga yang bilang bahwa kekuatan ku ini adalah bisikan setan yang mengintip catatan Tuhan, ada juga yang berkata bahwa aku sebenarnya tak bisa melihat hal-hal seperti itu.

Aku tak pernah sama sekali memaksa orang untuk percaya apa yang aku katakan pada mereka tentang hal yang mereka tanyakan padaku. Untuk apa mereka bertanya kalau cuma untuk menghabiskan energi ku untuk melihat hal yang mereka ingin tahu tetapi mereka tidak benar-benar percaya pada ku? Aku hanya berkata apa adanya, sesuai dengan penglihatan ku.

Lambat laun, orang-orang di sekolah tak hanya bertanya tentang makhluk gaib saja, tetapi sudah lebih ke hal percintaan, mencari barang mereka yang hilang, sifat-sifat orang terdekat mereka, dan masih banyak lagi. Terkadang aku lelah, tetapi rasa kasihan ku terus muncul, sehingga aku harus menjawab pertanyaan mereka agar mereka puas. Entah kenapa, dapat membantu orang dengan hal yang aku miliki ini rasanya sangat bahagia. 

Aku, seperti anak-anak sekolahan yang lainnya, masih ingin kesenangan dan terkadang tak ingin di ganggu. Pernah terlintas di pikiran ku, ingin ku jawab semua pertanyaan mereka semua dengan kebohongan, agar mereka tak percaya padaku lagi sehingga mereka tak terus datang kepadaku untuk bertanya. Tetapi Pak Saring selalu mengingatkan ku, untuk membantu orang dengan ikhlas, karena apa yang aku miliki ini adalah karunia Tuhan, dan tak semua orang memilikinya. 

Waktu berlalu setelah hidup baru ku dimulai dan tiba saatnya untuk aku memberitahu mama ku. Aku bisa terbilang lumayan jarang bertemu dengan mama, karena perbedaan jadwal kegiatan. Aku bersekolah dari pukul tujuh pagi, hingga sore sekitar jam tiga atau empat, tak tentu. Sedangkan mama ku bekerja, dari pagi pukul delapan hingga siang sekitar pukul tiga, pulang untuk beristirahat sejenak, lalu pergi lagi dari pukul empat hingga sebelas malam. Ketika mama pulang, biasanya aku sudah tidur, sehingga tak ada waktu ku untuk berbicara padanya.

Suatu siang, aku tak ada kegiatan di sekolah, pulang pukul dua siang. Kebetulan mama ku juga pulang cepat sekitar pukul setengah tiga siang. Pada saat itu lah aku memberitahu nya tentang yang aku miliki ini. Awalnya tak percaya, hanya mengatakan itu adalah imajinasi ku. Aku tak memaksa nya untuk percaya, seperti yang aku lakukan pada orang lain. Aku tak menyalahkan nya, karena ini adalah hal yang sulit dibuktikan. 

Seiring berjalan nya waktu, mama, yang sebelum nya tak percaya sama sekali menjadi percaya, tetapi ada tindakan yang ia lakukan. Mama meminta paman ku untuk mencari orang yang mengerti spiritual, untuk menghilangkan kemampuan yang aku miliki ini. Sekali lagi, aku tak menyalahkan nya, karena semua yang aku lihat dari segala hal yang ia lakukan adalah hanya untuk melindungi ku. Ia takut aku masuk dalam situasi berbahaya, seperti menjadi sakit, terpengaruh dengan hal negatif, karena ia pikir jika aku membantu orang dengan kemampuan yang aku punya ini, aku seperti bermain-main dengan kematian. 

Orang yang mengerti spiritual itu pun akhirnya datang pada suatu siang bersama paman ku, yang pada saat itu tak ada siapapun di rumah selain aku. Aku tak ingat siapa nama Bapak itu, yang ku ingat hanyalah fisiknya. Tampak seperti orang biasa, tinggi nya sekitar 160 ke atas, sedikit kurus, berumur sekitar 30 - 40an, murah senyum. Ia hanya bertanya padaku, apa saja yang aku lihat di ruangan tempat kami duduk. Aku menjawab apa adanya seperti biasa. Lalu ia hanya tersenyum, dan mengatakan pada paman ku, bahwa hal yang aku miliki ini adalah hal yang diberikan Tuhan, tak dapat di cabut atau pun di hilangkan.

Paman ku, pada saat itu juga langsung menelfon mama ku tentang apa yang dikatakan Bapak itu. Tak lama kemudian, mama ku pulang dan mereka meminta ku untuk meninggalkan mereka. Setelah kejadian itu, tak banyak yang di bahas oleh mama kepada ku tentang hal itu. Aku pun tak mau mengungkit hal itu dengan nya. Pada saat itu, aku hanya berharap agar dia dapat menerima aku apa adanya. 

Menjadi seperti ini bukanlah hal yang mudah, aku harus berpura-pura di depan temanku, agar mereka tak menganggap ku aneh. Tetapi tetap saja, ada orang-orang di sekolah yang takut bertemu dengan ku, karena mereka takut aku tahu apa yang mereka pikirkan. Itu pikiran yang salah. Walaupun aku bisa tahu apa yang mereka pikirkan, aku juga tak akan mengatakan hal itu kepada orang lain. Aku tahu privasi, setiap orang memilikinya termasuk aku. 

Itulah awal perjalanan ku pada saat aku baru bisa melihat hal-hal seperti ini. Terlalu banyak hal yang ingin aku ceritakan, keluh kesah, kesedihan, tetapi aku tahu, tak semua orang mengerti. Menjadi seperti ini bukanlah hal yang gampang, di cari oleh orang lain hanya karena ada hal yang ingin mereka tanya, setelah itu mereka menghilang. Sudah benar-benar hal biasa.
0
2.5K
13
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan