bouye
TS
bouye
Permasalahan Pengangguran Di Indonesia
Asal Usul Masalah

Pengangguran adalah masalah serius yang dihadapi oleh setiap bangsa, dimana setiap pemimpin di seluruh dunia berusaha untuk mendapatkan solusi terbaik. Kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai diberlakukan sejak tahun ini, muncul sebagai salah satu solusi. Namun sebelumnya, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bermaksud untuk memperkerjakan Sumber Daya Manusia Indonesia ke luar negeri, walaupun dengan berbagai macam masalah, harus kita apresiasi dengan niat untuk memproduktifkan masyarakat Indonesia terutama yang berada di usia produktif mereka.

Karena, jika masalah pengangguran ini tidak diselesaikan segera, ada dampak signifikan yang mengarah ke peningkatan populasi secara signifikan. Memang kedengarannya lucu, namun, ini fakta. Masyarakat “Third World Countries”, termasuk India dan Indonesia, kita bisa lihat saja berapa total warga negara kita yang jumlahnya lebih dari 250 juta populasi.

Tabel berikut merupakan data resmi dari Bappenas dalam : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035. Diterbitkan di Jakarta, 2013.





Dampak Pengangguran

Peningkatan populasi yang tidak dibarengi oleh peningkatan lapangan kerja, akan berakibat pada penggangguran yang banyak efek buruknya bagi masyarakat. Kejahatan, pencurian, kriminalitas lainnya, penipuan dan lain-lain yang diawali dari frustasinya penganggur sehingga cara apapun ditempuh sebagai kompensasi kebutuhan harian. Pemerintah punya tanggung jawab untuk menyediakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat Indonesia. Dan saya positif mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Mulai dari bapak Joko Widodo dan bapak Jusuf Kalla sampai jejeran kementrian dan Wakil Rakyat yang kita hormati.

Investasi dari luar menjadi upaya yang paling praktis untuk meningkatkan usaha-usaha dalam negeri ke tingkat selanjutnya, walaupun secara politik cukup stabil, namun dalam hal ekonomi, infrasruktur dan kondisi alam yang masih beresiko bagi investor luar untuk menanamkan modal besar di Indonesia. Ditambah cadangan minyak di Indonesia yang semakin menipis dan faktor bahwa kita masih bergantung dari ekspor minyak sebagai sumber pembiayaan APBN.

Ada 3 jenis penggangguran menurut saya :
Buruh
Sarjana
Engineers

Setiap hari ada orang yang kerja dan mencari kerja untuk berusaha bertahan setiap harinya. Dan jumlahnya tidak sedikit. Mencoba mencari kerja ke kota-kota besar, namun pekerjaan yang didapat memiliki komitmen kerja yang rendah dengan kompensasi sangat sedikit. Inilah yang terjadi di Indonesia. Namun sebenarnya mereka memiliki peluang di kampung halaman walaupun gaji yang diberikan jauh lebih sedikit.

Tipe kedua adalah sarjana. Menjadi kebanggaan dari orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang sarjana. Namun, dengan hanya mengikuti arus sosial, tanpa adanya pengetahuan mendasar bahwa sesungguhnya skill jauh lebih penting dari pada sekadar gelar sarjana. Tidak ada sarjana siap pakai. Mereka perlu pembelajaran, dan keterampilan lebih lanjut sebelum mampu terhadap ekspektasi dunia kerja. Alangkah baiknya jika para orang tua tahu kalau pilihan masuk SMK dari pada SMA atau melanjutkan ke D3 adalah keputusan yang lebih baik daripada mengejar S1 namun dipaksakan. Dipaksakan disini maksud saya adalah terhadap kapasitas dan minat dari siswa sendiri. Namun apa boleh dikata, dunia kerja secara tidak langsung memiliki dampak pada keputusan orang tua yang ingin anaknya sejahtera untuk melanjutkan ke jenjang S1.

Sarjana tidak memiliki pelatihan teknis dan praktikal, dimana sebagian besar malah bekerja di depan komputer sebagai petugas administrasi. Ini harus menjadi perhatian serius dari pemerintah kita.

Namun untuk seorang engineer yang memiliki kualifikasi teknis, mereka cenderung kecewa ketika mereka tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kualifikasi yang mereka miliki. Di satu sisi mereka bisa mendapatkan dengan mudah pekerjaan karena mereka siap untuk bekerja, namun standar yang seharusnya mereka dapatkan akan sulit dengan kondisi ekonomi seperti sekarang. Lihat saja berapa orang yang anda temui, S2 atau S3 yang pengangguran? Berita beberapa bulan yang lalu bahkan ada lulusan S2 Jerman yang menjadi supir taksi. Pendidikan adalah hal yang penting, namun ironisnya ketika mereka menjadi terdidik, lapangan pekerjaan yang terbatas menjadi hambatan bagi mereka yang “over-qualified”. Hal ini menjadi kekecewaan tersendiri terutama bagi anak muda yang punya potensi bagi Indonesia ke depannya.

Bagaimana Mengatasi Penggangguran

Namun dengan semakin banyaknya orang terdidik setiap semesternya, pemerintah tidak berada di posisi yang tepat untuk memberikan lapangan kerja. Sehingga dapat mengakibatkan sarjana untuk kecewa ketika mereka melamar ke banyak perusahaan pemerintah atau swasta kemudian ditolak. Apalagi lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil semakin dibatasi sehingga diharapkan secara serius kontribusi dari pengusaha-pengusaha untuk membuka lapangan kerja secara langsung. Sebuah negara membutuhkan setidaknya 2% pengusaha untuk perekonomian yang baik. Indonesia masih kurang setidaknya 1 juta lagi pengusaha untuk mencapai kebutuhan pengusaha dalam negeri.

Masyarakat Indonesia juga harus dapat mengubah mindset mereka, dan berfikir untuk membuka usaha / bekerja sendiri, dari pada menghabiskan energi bertahun-tahun untuk mencari pekerjaan.

Potensi

Indonesia memiliki salah satu usia produktif terbesar, dimana menjadi keuntungan bagi ekonomi kita di masa yang akan datang jika kita mampu memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang ada untuk produktif. Namun, Indonesia akan menjadi negara dengan pengangguran di usia produktif terbesar jika kita tidak dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan benar.

Lihat saja grafik di bawah, dimana di tahun 2010 masih berbentuk piramida, penduduk Indonesia terbanyak berada di rentang usia 0-9 tahun. Sedangkan di 2035, rentang usia 20-24 jauh mendominasi. Ini merupakan masalah sekaligus potensi bagi Indonesia. Tergantung upaya kita semua untuk memanfaatkan hal ini.



Saya sebagai partner Fibo Group Indonesia dan Alpha Advertising melalui kanal Peluang Bisnis kami, meyakini dengan niat baik, terutama dari pihak Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dibawah Kementrian Keuangan untuk menghasilkan tenaga ahli kualitas dunia, namun di sisi yang lain kesiapan mereka untuk membangun Indonesia kedepannya harus dikawal secara seksama.

Daftar Pustaka

Bappenas, BPS, UNPFA. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035. Jakarta : BPS.
0
2.1K
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan