- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
falling in love at a coffee shop
TS
Gudyl
falling in love at a coffee shop
Quote:
Quote:
Hari itu begitu dingin, telapak tangan bergetar dan pandangan mata terlihat kurang jelas karena tertutup oleh kabut tebal. Kaki terus berjalan kedepan tanpa menentukan arah yang benar, bersama perempuan disebelah kanan, tangannya berubah menjadi pucat.
Tak lama hujan turun deras, orang disekitar berlari-lari mencari tempat untuk meneduh.
Tangan memeluk badan sendiri, menahan rasa dingin yang kian menyelimuti tempat ini. Melihat teman disamping yang begitu kedinginan, tangan dan bibirnya pucat gemeteran, karena tertekan rasa dingin yang begitu dalam.
"Kamu gppa ?"gw bertanya setelah melihat wajahnya yang begitu pucat.
"Aku gppa kok, cuma kedinginan aja."Sambil memeluk tas didadanya sendiri untuk menahan rasa dingin."
Kasihan Ina, dia kedinginan, seharusnya gue nggak ngajak dia main ke puncak, saat dia baru sembuh dari sakitnya. Hati gw berkata. Lalu logika gue memerintahkan apa yang harus gw lakuin.. "yaudah lu kasih dia jaket yang lu pake. Sekarang!!". Lalu gw mencopot jaket yang gw pake dan memberikannya ke Ina.
"Ina.. Kayanya kamu kedinginan banget, wajah kamu pucet gitu, nih pake jaket gw aja." Kata gue sambil melepaskan jaket yang masih dipakai dan memberikannya ke dia.
"Mmmm.. makasih ris, tapi kamu kan kedinginan juga."
"Iya, gppa kok, aku udah biasa kedinginan." Padahal didalem hati, "Kampret dingin banget"
"Seharusnya lu pakein tuh jaket, jangan cuma dikasih doang riis!!." Logika gue marah-marah. Lalu gue berfikir keras, Apa harus gue ambil lagi jaket itu, terus dipakein lagi ke dia. Yah, kesempatan itu sudah terlambat. Toh dia juga bukan siapa-siapa gw.
Hari itu gw cuma bisa terdiam menunggu hujan reda. Mata gue melirik ke arah Ina, sepertinya dia sudah nggak begitu kedinginan. Lalu tersadar saat hujan agak merintik, mata gue menerawang kedepan dan terlihat sebuah kedai kopi disebrang jalan, enggak jauh dari tempat gw meneduh..
"Na", gak sengaja menyebut nama dia..
"Iyahh.." dia menjawab, lalu menengok kearah gue.
"Sambil menunggu hujan berhenti, kita mampir ke kedai kopi dulu yuk.." Kata gue sambil menunjuk kearah seberang jalan.
"Boleh, boleh, lumayanlah bisa ngangetin badan " Dia tersenyum manis kearah gue. Rasanya gue ingin terbang, tapi gue gak punya sayap buat terbang.
Lalu saat hujan agak reda, hanya gerimis yang terlihat, gue berjalan ke seberang jalan yang tidak begitu banyak kendaran yang lewat. Gue masuk ke dalam kedai kopi itu, lalu duduk dan pelayan datang.
"Bade pesan apa a ?" pelayan memberikan kertas yang berisi menu-menu yang ada dikedai kopi itu, menggunakan bahasa sunda.
"Wedang jahe sama kopi susunya mas, dan roti bakarnya 1 porsi." gw menawari dia wedang jahe, ditambah dengan sepiring roti tawar untuk 2 orang.
Menatap terus wajahnya Ina, kayanya dia hari ini cukup lelah, setelah gue ajak dia jalan-jalan berkeliling puncak-Bogor.
"Setau gue, biasanya sih, ya. Kalo cewek baik-baik kita mengajaknya jalan ketempat yang begitu jauh dari rumahnya, maka akan menjadi memori tersendiri untuknya."
gak terasa kita mengobrol sambil memakan sepiring roti diatas meja yang lumayan besar, hujan diluat semakin menjadi. Ketika asik mengobrol, gw melihat kearah Ina dengan memasang mata nanar kearah dia yang begitu indah dengan bulu mata yang lentik dan rambut yang dicupel.
Seketika gue melamun, dia mengagetkan gue yang lagi asik memandangi wajahnya dengan menepuk bahu gue..
"woyyy, melamun terus, lagi mikirin siapa hayo ?" Dia menepuk bahu dan gw tersentak kaget. Untung gak jantungan.
"ehh.engga, engga mikirin siapa-siapa kok, itu dipipi kanan kamu ada coklat." Gue agak kagok menjawabnya dan memberanikan diri menyomot roti dengan mengusap pipi kanannya dengan tissue.
Setelah memberanikan diri untuk mengelap coklat dipipi kanannya tadi, saat itu gw hanya memandangi matanya dan terjadi keheningan selama 15 menit. Lalu dia menepuk pundak gw.
"Yok kita jalan lagi, udah malem nih, ujannya udah berhenti tuh."
"Jalan kemana ?" tanya gw bingung.
"Yaa pulang lah, emangnya mau nginep disini terus.."
Lalu kita berdiri dan meninggalkan kursi, berjalan menuju kasir untuk membayar kopi dengan sepiring roti. Gue berjalan keluar, melihat dia yang keliatannya begitu gembira sore ini. Saat lagi manasin motor, Ina memegang tangan gw. lalu memberikan gw sebuah kamera dan berkata "ris, fotoin gw ya.."
"Iya oke, siap ya.. satu, dua, tiga.. crekk. begitu bunyinya."
Setelah waktu sudah semakin larut malam, gw ajak dia pulang sekarang, sebelum hujan turun lagi. "Na, pulang yuk, udah agak mendung nih, nanti hujannya turun lagi". "Iya siip." Ina membalasnya.
Di jalan gw membawa motor dengan kecepatan sepelan mungkin, mungkin gw terlalu pelan sampe-sampe, mobil dibelakang gw, ngelaksonin terus. "Woy cepetan woy. Abang-abang truk dibelakang gw teriak-teriak, udeh kaya orang kebelet boker"
Sesampenya ditempat peristirahatan puncak, gw mampir dulu ke toko penjualan tape (dibaca : Peyeum), mau beli oleh-oleh buat emak dan juga Ina, karena disini dingin banget, gw sempet membelikan dia sweater dengan warna ungu kesukaannya.
Setelah berbelanja, membelikan dia boneka lucu untuk pemberian dari gw. Gw juga sempet membeli bunga untuk dia, soalnya dia ngarepin banget dikasih bunga sama pacarnya, namun sampe sekarang gak kesampean.
Andaikan kita sama-sama saling suka, mungkin gw akan menyatakan rasa cinta ini secepatnya.
Gw rasa, kita memang bukan pacaran, tapi kenapa kita selalu berduaan? Andaikan kita itu sama-sama saling suka, mungkin gw akan menjaga Ina dari siapapun yang mendekati hatinya.
Tak lama hujan turun deras, orang disekitar berlari-lari mencari tempat untuk meneduh.
Tangan memeluk badan sendiri, menahan rasa dingin yang kian menyelimuti tempat ini. Melihat teman disamping yang begitu kedinginan, tangan dan bibirnya pucat gemeteran, karena tertekan rasa dingin yang begitu dalam.
"Kamu gppa ?"gw bertanya setelah melihat wajahnya yang begitu pucat.
"Aku gppa kok, cuma kedinginan aja."Sambil memeluk tas didadanya sendiri untuk menahan rasa dingin."
Kasihan Ina, dia kedinginan, seharusnya gue nggak ngajak dia main ke puncak, saat dia baru sembuh dari sakitnya. Hati gw berkata. Lalu logika gue memerintahkan apa yang harus gw lakuin.. "yaudah lu kasih dia jaket yang lu pake. Sekarang!!". Lalu gw mencopot jaket yang gw pake dan memberikannya ke Ina.
"Ina.. Kayanya kamu kedinginan banget, wajah kamu pucet gitu, nih pake jaket gw aja." Kata gue sambil melepaskan jaket yang masih dipakai dan memberikannya ke dia.
"Mmmm.. makasih ris, tapi kamu kan kedinginan juga."
"Iya, gppa kok, aku udah biasa kedinginan." Padahal didalem hati, "Kampret dingin banget"
"Seharusnya lu pakein tuh jaket, jangan cuma dikasih doang riis!!." Logika gue marah-marah. Lalu gue berfikir keras, Apa harus gue ambil lagi jaket itu, terus dipakein lagi ke dia. Yah, kesempatan itu sudah terlambat. Toh dia juga bukan siapa-siapa gw.
Hari itu gw cuma bisa terdiam menunggu hujan reda. Mata gue melirik ke arah Ina, sepertinya dia sudah nggak begitu kedinginan. Lalu tersadar saat hujan agak merintik, mata gue menerawang kedepan dan terlihat sebuah kedai kopi disebrang jalan, enggak jauh dari tempat gw meneduh..
"Na", gak sengaja menyebut nama dia..
"Iyahh.." dia menjawab, lalu menengok kearah gue.
"Sambil menunggu hujan berhenti, kita mampir ke kedai kopi dulu yuk.." Kata gue sambil menunjuk kearah seberang jalan.
"Boleh, boleh, lumayanlah bisa ngangetin badan " Dia tersenyum manis kearah gue. Rasanya gue ingin terbang, tapi gue gak punya sayap buat terbang.
Lalu saat hujan agak reda, hanya gerimis yang terlihat, gue berjalan ke seberang jalan yang tidak begitu banyak kendaran yang lewat. Gue masuk ke dalam kedai kopi itu, lalu duduk dan pelayan datang.
"Bade pesan apa a ?" pelayan memberikan kertas yang berisi menu-menu yang ada dikedai kopi itu, menggunakan bahasa sunda.
"Wedang jahe sama kopi susunya mas, dan roti bakarnya 1 porsi." gw menawari dia wedang jahe, ditambah dengan sepiring roti tawar untuk 2 orang.
Menatap terus wajahnya Ina, kayanya dia hari ini cukup lelah, setelah gue ajak dia jalan-jalan berkeliling puncak-Bogor.
"Setau gue, biasanya sih, ya. Kalo cewek baik-baik kita mengajaknya jalan ketempat yang begitu jauh dari rumahnya, maka akan menjadi memori tersendiri untuknya."
gak terasa kita mengobrol sambil memakan sepiring roti diatas meja yang lumayan besar, hujan diluat semakin menjadi. Ketika asik mengobrol, gw melihat kearah Ina dengan memasang mata nanar kearah dia yang begitu indah dengan bulu mata yang lentik dan rambut yang dicupel.
Seketika gue melamun, dia mengagetkan gue yang lagi asik memandangi wajahnya dengan menepuk bahu gue..
"woyyy, melamun terus, lagi mikirin siapa hayo ?" Dia menepuk bahu dan gw tersentak kaget. Untung gak jantungan.
"ehh.engga, engga mikirin siapa-siapa kok, itu dipipi kanan kamu ada coklat." Gue agak kagok menjawabnya dan memberanikan diri menyomot roti dengan mengusap pipi kanannya dengan tissue.
Setelah memberanikan diri untuk mengelap coklat dipipi kanannya tadi, saat itu gw hanya memandangi matanya dan terjadi keheningan selama 15 menit. Lalu dia menepuk pundak gw.
"Yok kita jalan lagi, udah malem nih, ujannya udah berhenti tuh."
"Jalan kemana ?" tanya gw bingung.
"Yaa pulang lah, emangnya mau nginep disini terus.."
Lalu kita berdiri dan meninggalkan kursi, berjalan menuju kasir untuk membayar kopi dengan sepiring roti. Gue berjalan keluar, melihat dia yang keliatannya begitu gembira sore ini. Saat lagi manasin motor, Ina memegang tangan gw. lalu memberikan gw sebuah kamera dan berkata "ris, fotoin gw ya.."
"Iya oke, siap ya.. satu, dua, tiga.. crekk. begitu bunyinya."
Setelah waktu sudah semakin larut malam, gw ajak dia pulang sekarang, sebelum hujan turun lagi. "Na, pulang yuk, udah agak mendung nih, nanti hujannya turun lagi". "Iya siip." Ina membalasnya.
Di jalan gw membawa motor dengan kecepatan sepelan mungkin, mungkin gw terlalu pelan sampe-sampe, mobil dibelakang gw, ngelaksonin terus. "Woy cepetan woy. Abang-abang truk dibelakang gw teriak-teriak, udeh kaya orang kebelet boker"
Sesampenya ditempat peristirahatan puncak, gw mampir dulu ke toko penjualan tape (dibaca : Peyeum), mau beli oleh-oleh buat emak dan juga Ina, karena disini dingin banget, gw sempet membelikan dia sweater dengan warna ungu kesukaannya.
Setelah berbelanja, membelikan dia boneka lucu untuk pemberian dari gw. Gw juga sempet membeli bunga untuk dia, soalnya dia ngarepin banget dikasih bunga sama pacarnya, namun sampe sekarang gak kesampean.
Andaikan kita sama-sama saling suka, mungkin gw akan menyatakan rasa cinta ini secepatnya.
Gw rasa, kita memang bukan pacaran, tapi kenapa kita selalu berduaan? Andaikan kita itu sama-sama saling suka, mungkin gw akan menjaga Ina dari siapapun yang mendekati hatinya.
Quote:
mohon maaf gan misalnya kurang menarik dalam cara penulisannya tolong masukannya
Quote:
minta sarannya gan, bila ada yang kurang dari cerita ane di atas
Diubah oleh Gudyl 27-02-2019 16:53
0
1.5K
Kutip
6
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan