rezgha08Avatar border
TS
rezgha08
Dampak marah orangtua pada psikologis anak
Assalamualaikum.wr.wb...

Apa khabar sahabat semua..

Semoga kita semua dalam lindungan dan ridho Allah SWT selalu hingga akhir zaman...amin..amin ya robbal alamin..

Selama seminngu terakhir dan seminggu kedepan bagi sebagian besar Ibu yang anaknya berada di tingkat sekolah dasar kemungkinan merupakan minggu yang sangat menyita tenaga dan pikiran...kenapa ??

Betul....

Sedang adanya test kenaikan kelas, membuat pikiran dan waktu yang ada difokuskan untuk mengajarkan anak belajar agar mendapatkan nilai yang maksimal...

Sebenarnya mengajar anak belajar bagi sebagian besar ibu-ibu merupakan waktu yang sangat dihindarkan...kenapa ??

Kalau yang membaca ibu-ibu pasti senyum-senyum sendiri..he..he...he...

Karena ehh..karena menguras EMOSI...erosi JIWA...

Ada pertentangan antara Ibu dan Anak..ada dua karakter yang berbeda...ada dua keinginan yang berbeda..ada dua....???

Disini lebih banyak terjadi penekanan dari pihak yang lebih kuat (biasanya orang tua ibu/ ayah) kepada anak.

Tapi harus ibu/ayah pertimbangan dampak psikologis anak dalam hal ini dapat menimbulkan rekaman yang buruk dalam memori anak yang tidak mudah hilang hingga dewasa nanti..

Dampak yang akan timbul pada anak antara lain
- Minder
Akan tertanam dalam jiwanya bahwa ia hanyalah anak yang selalu melakukan kesalahan, tidak pernah bisa berbuat kebaikan atau menyenangkan orang lain.

-Cuek/ tidak peduliAnak yang selalu dibentak juga bisa berkembang menjadi anak yang cuek dan tidak peduli. Akibat sudah terlalu sering menerima bentakan, ia malah jadi apatis, tidak peduli. Ia pun sering mengabaikan nasihat orang tuanya. Mungkin saat dibentak atau dimarahi ia terlihat diam mendengarkan, tapi sesungguhnya kata-kata orang tuanya hanya dia anggap angin lalu. Masuk ke telinga kanan lalu keluar lewat telinga kiri.

- TertutupOrang tua yang temperamental dan suka membentak, tentu akan menakutkan bagi anak. Ya, anak menjadi takut pada orang tuanya sendiri, sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Ia tak pernah mau berbagi cerita dengan orang tuanya. Buat apa berbagi kalau nanti ujung-ujungnya ia akan disalahkan? Dengan demikian, komunikasi antara orang tua dan anak tidak bisa berjalan lancar. Hal ini tentu berbahaya, karena bila menghadapi masalah dan hanya disimpan sendiri, jiwa anak bisa sangat tertekan.

- Pemberontak/ penentangAnak yang bersikap menentang bisa digolongkan dalam 3 tipe. Pertama, tipe penentang aktif. Mereka menjadi anak yang keras kepala, suka membantah dan membangkang apa saja kehendak orang tua. Mereka marah karena merasa tidak dihargai oleh orang tua. Untuk melawan jelas tak bisa, karena ia hanya seorang anak kecil. Maka ia pun berusaha menyakiti hati orang tuanya. Ia akan senang bila melihat orang tuanya jengkel dan marah karena ulahnya. Semakin bertambah emosi orang tua, semakin senanglah ia. Kedua, tipe penentang dengan cara halus. Anak-anak ini jika diperintah memilih sikap diam, tapi tidak juga memenuhi perintah. Sebagaimana Abid yang disuruh mandi oleh ibunya, tapi tak juga mau beranjak dari tempatnya bermain. Saat ia ditinggalkan sendiri di kamar mandi pun, ia tidak segera mandi, malah bermain air atau kapal-kapalan. Ketiga, tipe selalu terlambat. Anak seperti ini baru mengerjakan suatu perintah setelah terlebih dahulu melihat orang tuanya jengkel, marah, dan mengomel atau membentak-bentak karena kemalasannya.. Misalnya Angga yang belum mau beranjak dari tempat tidurnya bila belum dibentak atau diomeli ibunya.

- Pemarah, temperamental dan suka membentakAnak sering meniru sikap orang tuanya. Bila orang tua suka marah atau 'main bentak' karena sebab-sebab sepele, maka anak pun bisa berbuat hal yang sama. Jangan heran bila anak yang diperlakukan demikian, akan berlaku seperti itu terhadap adiknya atau teman-temannya.


Terus kira-kira BAGAIMANA MENUMBUHKAN KEPATUHAN?

Setelah jelas bila bentakan tidak efektif untuk menumbuhkan kepatuhan, bahkan berpengaruh negatif bagi kepribadian anak, lalu bagaimanakah cara yang baik untuk menumbuhkan kepatuhan?


- Beri penjelasan pada anakJelaskan pada anak dengan bahasa yang ia mengerti, mengapa suatu hal diperintahkan dan hal lain dilarang. Jangan sekali-sekali memberi keterangan dusta dalam hal ini.


- Perintahkan sebatas kemampuannyaPerintah di luar kesanggupan dan kemampuan anak justru bisa menyebabkan krisis syaraf (neurotic) dan buruk perangai. Ada pepatah mengatakan, "Jika engkau ingin ditaati, maka perintahkanlah apa yang dapat dipenuhi." Sebaiknya perintah itu dibagi-bagi dan tuntutan pelaksanaannya pun bertahap. Untuk mengetahui sampai di mana batas kemampuan anak sesuai perkembangan usianya, diperlukan pengetahuan tersendiri. Sebaiknya orang tua memahami perkembangan anak ini.


- Tidak berdusta atau menakut-nakutiKadang orang tua mengatakan akan membelikan ini atau itu jika anak mematuhi perintahnya, tapi ternyata setelah anak patuh, orang tua tidak menepati janjinya. Itu berarti orang tua berdusta, dan bisa jadi anak tidak akan percaya lagi pada orang tuanya. Kedustaan seperti ini harus dihindari. Selain itu, orang tua juga sering menakut-nakuti anak dengan sesuatu yang seharusnya berguna baginya. Itu dilakukan karena ingin anaknya segera memenuhi perintah mereka. Misalnya menakut-nakuti anak dengan dokter, suntikan dan sebagainya. Ketakutan anak pada hal-hal tersebut bisa terbawa hingga ia dewasa.


- Jangan bertentangan dengan naluri anakGharizah atau naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan beberapa pekerjaan tanpa berlatih terlebih dahulu. Janganlah orang tua melarang anak bermain, atau membongkar dan memasang sesuatu. Jangan pula melanggar kebiasaan anak kalau tidak ingin mereka menggunakan jerit tangis sebagai senjatanya. Lebih baik gharizah itu diarahkan sedemikian rupa sehingga anak bisa mengatur dirinya sendiri. Misalkan diberi perintah, "TPA nanti mulai ba'da asar lho, sekarang kan udah setengah tiga. Adik udah aja ya mainnya, dilanjutin besok aja, sekarang mandi dulu, kan udah mau adzan…". Ungkapan itu tidak melarang anak bermain, dan tidak melanggar kebiasaan mereka bermain di tengah hari. Pemberian 'masa terbatas' ini dimaksudkan agar anak bisa mengatur jadwal kegiatannya sendiri, dan akan sangat menolong untuk melatih anak disiplin waktu. Selain itu mereka merasa dianggap mampu untuk mengatur dirinya sendiri tanpa harus didikte begini dan begitu.

Mungkin sampai disini dulu yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui atau menasehati sahabat semua.

Kesempuraan hanya milik allah dan kesalahan milik manusia.

Waalaikum salam.wr.wb

jogojaAvatar border
parabola.csAvatar border
tata604Avatar border
tata604 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
72.5K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan