yinluck
TS
yinluck
[TRUE STORY] Menyimak Bisnis Anak Jokowi: Luhut & Anak Jokowi Miliki Hubungan Bisnis
Luhut Dan Anak Jokowi Miliki Hubungan Bisnis
Bermula Saat Cari Pengusaha Mengolah Kayu Gelondongan
Jumat, 30 Mei 2014 09:46


Ruhut Panjaitan dan Jokowi

Mantan Wakil Ketua Dewan Pembina Golkar Luhut Panjaitan yang saat ini menjadi bagian dari tim pemenangan Jokowi-JK mengungkap cerita hubungan bisnisnya dengan Jokowi dan putranya. "Dulu saya ada perusahaan kayu glondongan, tapi anak saya pinginnya saya tidak menjualnya dalam bentuk gelondongan. Tapi dalam bentuk finish produk," kata Luhut membuka ceritanya di sela-sela 'mengawal' kegiatan Jokowi di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/5).

Lalu Luhut mencari informasi pengusaha yang bisa mengolah kayu gelondongan. Dalam pencariannya, Luhut mengaku dikenalkan ke Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Sebelum menjadi Wali Kota, Jokowi memang seorang pengusaha mebel. Luhut tertarik bekerja sama, namun tak bisa karena terbentur jabatan Jokowi sebagai Wali Kota.

"Saya dikenalkan waktu dia jadi Wali Kota, sekitar 6 tahun lalu. Kemudian kita bikin dengan anaknya, perusahaan, karena dia jadi wali kota. Perusahaan finishing furnitures. Perusahaan kecil lah. Bisnis saya kan di energi," tutur Luhut.

Jalinan bisnis terjalin antara putra Jokowi dan perusahaan Luhut. Namun dia Luhut menegaskan tak ada kerja sama politik antara dirinya dengan Jokowi saat itu. Luhut juga mengaku tak ikut campur membantu pencalonan Jokowi di Pilgub DKI 2012 lalu.

"Tiba-tiba dia jadi gubernur gitu aja," ujarnya.
Meski tak memiliki kerja sama politik di masa lalu, Luhut kini mengisi barisan pendukung pencapresan Jokowi. Pria yang masih berkantor di Bakrie Tower ini masuk ke formasi tim sukses Jokowi-JK.

Luhut dikenal sebagai tokoh politik dan pengusaha asal Sumut yang sukses di Jakarta. Perkembangan teranyar Luhut  tidak mengetahui kalau ada perusahaannya, Toba Sejahtra, mengikuti uji coba proyek jalanan berbayar electronic road pricing (ERP) di DKI.

"Coba saya cek dulu. Bisa saja terjadi," ujar Luhut saat ditemui di GOR Bhayangkara, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/5) siang.

Menurut Luhut, beberapa waktu belakangan ini, ia tidak memantau perusahaannya secara langsung karena sibuk mengurusi pencalonan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Sebelumnya diberitakan, ERP mulai diuji coba di Jalan Sudirman, Jakarta. Pada papan proyek disebutkan, perusahaan asal Swedia, Kapsch, menjadi operator uji coba ERP. Selain Kapsch, tertulis perusahaan lain, yakni Toba Sejahtra dan Alita (Infocomm Network Solution). Toba Sejahtra adalah perusahan yang dimiliki Luhut Panjaitan
http://harianandalas.com/kanal-berit...ubungan-bisnis

Benarkah Putera Jokowi Sudah Jadi Miliarder di Usia 20 Tahun?
Senin, 31 Maret 2014 , 11:59:00 WIB


GIBRAN RAKABUMING

RMOL. Persoalan-persoalan yang melilit Jokowi, yang selama ini dinilai suka menggampangkan masalah, semakin hari semakin terbongkar. Termasuk di antaranya soal Rakabu Funiture. Hingga 2013, perusahaan Rakabu itu masih atas nama Jokowi, dan jelas ini melanggar UU Pemda.

Itu di antara informasi yang beredar di dunia maya belakangan ini. Informasi lain di dunia maya juga menyebutkan soal bisnis anak tertua Jokowi yang masih berusia 25 tahun, Gibran Rakabuming. Dalam satu kesempatan disebutkan, Gibran mengaku memulai usaha dengan pinjaman dari bank sebesar Rp 1 miliar. Bidang usaha yang dilakoninya adalah bisnis katering.

Di sisi lain, ada informasi yang menyebutkan, Luhut Panjaitan mengaku punya kepemilikan di PT Rakabu Sejahtera. Adalah sejak 2009, Luhut  menggandeng Gibran yang saat itu masih berusia 20 tahun untuk mendirikan Rakabu Sejahtera.

Disebutkan, modal awal PT Rakabu sejahtera itu sebesar 16, 19 miliar yang berasal dari Gibran, dan sisanya dari Luhut atas nama Toba Sejahtra sebesar Rp 15,55 miliar.

Pertanyaan di media sosial itu, apa alasan Luhut mau bekerjasama dengan anak muda yang masih berusia 20 tahun itu? Dan dari mana anak muda yang sedang bersekolah di Singapura itu memiliki uang lebih dari Rp 16 miliar?

Jokowi sendiri, masih dalam informasi itu disebutkan, punya kekayaan sebesar Rp 10,7 miliar pada 2005, dan meningkat menjadi Rp 14 miliar pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi 27,2 miliar. Kekayaaan ini naik karena Kenaikan nilai jual obyek pajak (NJOP) tanah dan bangunan.

"Pertanyaannya kemudian, jika hampir semuanya kekayaannya berbentuk aset, dari mana uang setoran Gibran Rabuming yang lebih dari Rp 16 miliar itu? Biarlah Jokowi dan Iriana menjawab ke publik," demikian salah satu pertanyaan dari media sosial yang muncul itu, terkhusus dari facebook Semoga Dapat Presidenidaman.
http://www.rmol.co/read/2014/03/31/1...Usia-20-Tahun-

Tak Mau Aji Mumpung, Anak Sulung Jokowi Bangun Bisnis Dari Nol
23 Mei 2014


Gibran

CITYDIRECTORY – Selama ini mungkin tak banyak yang tahu bahwa anak sulung Joko Widodo memiliki sebuah usaha di bidang kuliner. Seperti kata pepatah yang mengatakan “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Gibran Rakabuming Raka (25) ternyata juga tertarik menjadi seorang pengusaha seperti sang ayah. Hanya saja ia benar-benar fokus menggarap bisnisnya karena tidak berminat terjun ke dunia politik. Bahkan, ia sendiri mengaku enggan melanjutkan usaha ayahnya yang dikenal sebagi eksportir mebel. Semua karena ia tak mau aji mumpung dengan kekayaan milik orangtuanya. Sehingga, ia memutuskan untuk membangun sebuah bisnis mulai dari nol. 
 
Cerita bermula ketika Gibran muda kembali ke tanah air setelah mengeyam pendidikan di Singapura dan sekolah bisnis di Australia. Saat itu, ia bertekad untuk terjun ke dunia bisnis tanpa bantuan dari sang ayah yang notabenenya Wali Kota Solo sekaligus pengusaha mebel. Berkaitan dengan hal ini, Jokowi memang menerapkan didikan yang tegas dan keras agar kelak anaknya bisa hidup mandiri. Terbukti, Gibran anak sulung dari tiga bersaudara ini sukses membangun bisnis katering besar dan terkenal di kota Solo. 
 
Bisnis tersebut bernama “Chili Pari Catering”. Ya, kalangan menengah di Solo yang mengadakan pesta pernikahan khususnya di gedung pertemuan Graha Saba Buana sering menyewa jasa katering garapan Gibran. 
 
Menurut Gibran, kesuksesan bisnis katering miliknya tidak didapat begitu saja. Ya, jauh sebelum itu ia harus keluar masuk bank untuk mencari pinjaman modal karena sang ayah memang tidak mengeluarkan kocek sedikit pun untuk memberi suntikan modal. Alhasil, dari 10 bank yang ia tawarkan proposal usahanya ada satu yang bersedia memberi pinjaman sebesar Rp 1 Miliar. Kemudian, usaha katering Chili Pari mulai ia dirikan. Tepatnya pada Desember 2010. 
 
Awal-awal menjalankan usaha kateringnya, Gibran mengaku kesulitan mendapat kepercayaan dari konsumen. Mengingat, saat itu ia menawarkan menu makanan yang cukup berbeda dan lebih mahal dibanding katering kebanyakan di kota Solo. Namun, ia tak putus asa dan terus berusaha memasarkan kateringnya dengan menerapkan ilmu marketing yang pernah ia dapatkan dari sekolah bisnis di negeri kangguru. 
 
Alhasil, Gibran kini sukses menjadi pengusaha katering di usianya yang masih sangat muda. Ia seolah ingin membuktikan bahwa ia mampu berdiri di kaki sendiri dan tidak terus menerus bergantung kepada orangtuanya.  Semoga ke depan banyak bermunculan generasi muda seperti Gibran. Sehingga, jumlah pengusaha muda di Indonesia kian meningkat. Demikian dilansir dari berbagai sumber. 
http://mickot.citydirectory.co.id/ma...isnis-dari-nol

Anak Jokowi Ternyata Pengusaha Catering
July 12, 2012

Solo, IsuKepri.com - Wali Kota Solo Joko Widodo alias Jokowi adalah pengusaha mebel. Dia sempat pusing dengan pilihan bisnis Gibran Rakabuming Raka, anaknya, saat ini. Sebab, meski telah dikuliahkan ke mancanegara untuk mengecap ilmu marketing, si sulung malah banting setir ke bisnis katering.

Di akhir kuliah, Gibran bisa bolak-balik Singapura–Solo untuk mewujudkan impiannya itu. Maklum, dia harus mencari sendiri modal untuk membuka usahanya sekitar Rp 1 miliar. “Aku cari modal ke bank karena bisnis ini nggak disetujui orangtua. Nggak disetujui dan nggak dikasih modal. Ini 100 persen dari pinjaman bank,” ungkapnya.

Orangtuanya tidak menyetujui karena bisnis yang dipilih Gibran melenceng jauh dari kebiasaan keluarga yang turun-temurun masuk di sektor mebel. Namun, keyakinan Gibran itu tidak asal-asalan. Sebab, dia melihat besarnya potensi mendirikan bisnis katering di kota tersebut.

Apalagi dia melihat gedung pertemuan milik ayahnya, Graha Saba Buana, sudah tujuh tahun tanpa katering. Jadi, jika ada penyewa, harus menyewa katering dari pihak lain. “Saya dari dulu usul kenapa katering nggak digarap? Mungkin karena kesibukannya di mebel, jadi nggak sempat. Padahal, bisnis katering cukup menggiurkan karena setiap ada hajatan, biaya terbesar biasanya tersedot untuk membayar katering,” katanya.

Sayang, idenya tersebut tidak pernah ditanggapi ayahnya. Orangtuanya terus saja mendesak Gibran untuk meneruskan usaha keluarga di bidang mebel. Namun, keteguhan hatinya tetap menyala. Dia bersikeras tidak memiliki ketertarikan di bidang mebel. “Bapak bilang, lha terus sing ngelanjutke sopo? Kalau saya jadi wali kota, siapa yang ngelanjutin? Kamu nggak nurut sama orangtua,” ungkap Gibran menirukan ucapan ayahnya.

Di antara sekitar tujuh bank yang dikirimi proposal, hanya satu yang menyetujui untuk memberikan pinjaman. Akhirnya, pada Desember 2010, Chilli Pari berdiri. “Awalnya, kami garap order kecil-kecilan untuk puluhan orang, baru Januari (2011) bisa garap ribuan orang. Sekarang pun sudah mulai rutin katering wedding di Graha Saba,” jelasnya.

Anak pertama di antara tiga bersaudara itu mengakui bahwa bisnis katering yang ditanganinya sekarang berdiri tanpa restu orangtua. Maklum, adik-adiknya masih kuliah dan bersekolah sehingga belum bisa diserahi tanggung jawab. “Saya nggak tahu nanti adik-adik saya apakah mau melanjutkan usaha Bapak atau tidak. Kalau saya, jelas sudah tidak mau,” tegasnya.

Dia menyadari bahwa modal terbesar bisnis katering adalah kepercayaan. Setiap ada momen pernikahan, pasti yang dicari perusahaan katering yang sudah mapan dan tepercaya. Sementara itu, katering baru yang dibuat Gibran awalnya sama sekali belum dikenal. “Yang sulit adalah meyakinkan calon konsumen bahwa kami beda. Kami kasih edukasi ke pasar. Kalau yang lain masih skala rumah tangga, sistem kami sudah tertata,” sebutnya.

Menurut Gibran, masyarakat Solo memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan kota-kota lain. Sebab, budaya masyarakatnya masih memegang konsep penyajian “piring terbang”. “Itu semacam istilah untuk sistem di Solo. Jadi, tamu-tamunya duduk. Pelayannya yang nganter-nganterin makanan. Kalau di Jakarta dan Surabaya, kan sudah sistem buffet. Mereka ngambil sendiri,” terangnya.

Selain itu, katering di Solo hanya menyajikan menu-menu yang standar, seperti kroket, sup matahari, atau lauk sambal goreng hati. Padahal, dia menilai masyarakat Solo sudah jenuh dengan menu-menu tersebut. “Oleh karena itu, saya sajikan menu-menu baru yang belum lazim di Solo, tapi penyajiannya tetap dengan piring terbang,” ujarnya.

Sistem piring terbang seperti itu, lanjut dia, cukup menyulitkan bagi dirinya dan para karyawan. Sebab, Chilli Pari harus menyediakan personel yang cukup banyak untuk melayani para tamu. “Kalau ada order besar, kami menyewa tenaga ibu-ibu sekitar untuk bekerja sambilan. Ya, lumayanlah buat mereka ada uang tambahan,” ungkapnya.

Pada saat pertama memegang order seribu orang, Chilli Pari rela mendapatkan kritik dari beberapa tamu. Maklum, pengalaman pertama itu cukup membuat sajian terlambat dihidangkan. “Waktu itu, aku pakai batik, pura-pura tanya ke tamu. Mereka bilang, makanannya terlambat mungkin karena kateringnya baru. Jadi, itu kami sampaikan ke karyawan supaya ke depan lebih baik lagi. Alhamdulillah, sekarang semuanya lancar,” kata dia.
Apalagi persiapan matang dia lakukan sejak jauh hari. Untungnya, order katering biasanya dilakukan sejak enam sampai satu tahun sebelumnya sehingga Chilli Pari bisa melakukan perencanaan. “Selama 2011, kami sudah melayani ratusan wedding dan event-event, baik skala nasional maupun internasional. Sekarang semua orang percaya,” katanya bangga.

Menurut dia, kunci bisnis katering di Solo dengan budaya piring terbang adalah kecepatan. Oleh karena itu, jumlah personel yang memadai diperlukan. “Di Solo ini banyak kejadian desert (makanan penutup) belum keluar, tamu sudah pulang. Sebab, orang Solo itu yang penting ada nasi, ada es, langsung pulang. Jadi, intinya kami harus cepet keluarin makanannya,” tambahnya.

Untuk menyiasati keterlambatan penyajian makanan, dia harus bekerja sama dengan panitia. Sebab, biasanya orang Indonesia selalu suka moloro sehingga mengacaukan semuanya. “Harus ada koordinasi. Kami mendesak panitia untuk segara keluarkan makanan. Karena kalau tidak, tamu biasanya langsung pulang. Katering yang kena getahnya,” jelasnya.
Lambat laun dia bisa mencirikan karakteristik orang Solo yang lain. “Kalau yang datang anaknya, pasti minta buffet. Tapi, kalau sama orangtuanya, pasti ngotot piring terbang. Karena orang Solo bilang, kalau tamu nggak dilayani, itu nggak sopan. Biasanya, memang begitu kalau orang Jawa yang tradisional. Tapi, kalau yang sudah modern, pasti pilih buffet,” ungkapnya.
http://www.isukepri.com/2012/07/anak...aha-catering/#

Putera Sulung Jokowi Berbisnis Secara Melanggar Hukum
KAMIS, 12 JUNI 2014 20:40

Mataharinews.com, Jakarta - Anak sulung Joko Widodo atau Jokowi calon presiden Indonesia, Gibran Rakabuming diduga telah melakukan kesepakatan bisnis secara melanggar hukum dengan Luhut Panjaitan dan sejumlah mantan jenderal. Rakabuming diketahui menjadi Komisaris bersama Jenderal (Purn) Agus Widjoyo.

Staf Khusus Presiden RI bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, mengatakan dugaan itu pada Rabu (11/06/2014). Menurut Andi putra Jokowi, Rakabuming hanya dimunculkan sebagai pengusaha katering, padahal sejatinya ia memiliki bisnis besar dengan kerjasama bersama Luhut melalui bendera PT Rakabu Sejahtra.

Nama PT Rakabu Sejahtra merupakan gabungan nama perusahaan Luhut, yakni PT Toba Sejahtra dengan perusahaan Jokowi, PT Rakabu Furniture.

Mantan korban penculikan Tim Mawar tanggal 28 Maret 1998 itu menjelaskan, ada dua sumber uang setoran modal Rakabumi yang sangat besar dalam mendirikan perusahaan itu. Pertama, berasal dari uang Jokowi yang tidak dilaporkan sebagai harta kekayaan, dan ini bisa disamakan dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Penempatan setoran uang sebesar Rp 16,19 miliar oleh Jokowi itu bilamana terbukti akan menyeret mantan walikota Solo itu menjadi tersangka.

Kedua, lanjut Andi, penempatan modal setor oleh Rakabuming itu sebenarnya hanya kedok, dan penyetor sesungguhnya adalah Luhut Panjaitan. Tindakan ini benar-benar pencucian uang secara sistematis.

"Jangan lihat wajah jokowi yang lugu, dan Luhut Panjaitan yang pura-pura dingin. Yang jelas, kalau ini pintu masuk cuci uang, inilah persoalan paling berbahaya. Dalam wawancara dengan Tina Talisa, suami istri Jokowi dan Iriana menutup-nutupi ini," demikian Andi Arief.

Kata mantan aktivis SMID ini, anak tertua Jokowi, tidak akan dimunculkan bersama-sama Jokowi sampai selesai pilpres ini.

"Jokowi menghindar anak tertuanya diwawancarai soal hubungannya dengan Luhut Panjaitan dan sejumlah mantan jenderal yang kini di belakang Jokowi," tegas Andi Arief.

Informasi yang mengarah kepada tindak pidana pencucian uang oleh Jokowi, Gibran Rakabuming, Luhut Panjaitan dan sejumlah jenderal purnawirawan melalui PT Rakabu Sejahtra ini sebenarnya sudah lama beredar di media sosial, namun belum mendapat perhatian serius aparat hukum.
http://www.mataharinews.com/hukum/pi...ar-hukum-.html

Ini Dia Permainan Licik Bisnis Anak Jokowi
2014-06-12 06:02:20

Anak tertua Capres Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabumi melakukan bisnis secara licik dengan Luhut Panjaitan dan sejumlah mantan jenderal. Rakabumi menjadi Komisaris bersama Jenderal (Purn) Agus Widjoyo.

Demikian dikatakan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, Rabu (11/6). Rakabumi hanya dimunculkan sebagai pengusaha katering, padahal sejatinya memiliki bisnis besar dengan kerjasama bersama Luhut melalui bendera PT Rakabu Sejahtera.

Kata Andi Arief, ada dua sumber uang setoran modal Rakabumi yang sangat besar dalam mendirikan perusahaan itu. Pertama, berasal dari uang Jokowi yang tidak dilaporkan sebagai harta kekayaan, dan ini bisa disamakan dengan cuci uang. Kedua, benar-benar cuci uang sistematis.

"Jangan lihat wajah jokowi yang lugu, dan Luhut Panjaitan yang pura-pura dingin. Yang jelas, kalau ini pintu masuk cuci uang, inilah persoalan paling berbahaya. Dalam wawancara dengan Tina Talisa, suami istri Jokowi dan Iriana menutup-nutupi ini," demikian Andi Arief.

Kata mantan aktivis SMID ini, anak tertua Jokowi, tidak akan dimunculkan bersama-sama Jokowi sampai selesai pilpres ini. "Jokowi menghindar anak tertuanya diwawancarai soal hubungannya dengan Luhut Panjaitan dan sejumlah mantan jenderal yang kini di belakang Jokowi," pungkas Andi.
http://m.petikan.com/article-991-ini...k-jokowi-.html

Pengusaha AS Ingin Tahu Kebijakan Ekonomi Jokowi
Selasa, 15 April 2014, 19:35 WIB


Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para investor di Amerika Serikat sangat tertarik untuk mengetahui kebijakan politik yang akan diambil calon presiden dari PDIP, Joko Widodo, jika terpilih sebagai presiden menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Sayangnya, Gubernur DKI Jakarta itu sampai saat ini belum banyak bicara tentang kebijakan politiknya," ujar Presiden American-Indonesia Chamber of Commerce, Wayne Forrest, kepada Antara usai acara diskusi bertajuk "ASEAN Matter for America" yang digelar di Yale Club New York, Senin pagi waktu New York.

Jokowi efek menjadi perhatian para politisi dan pengusaha Amerika Serikat yang menilai mantan Walikota Solo itu pantas memimpin Indonesia di masa datang. Namun, mereka ingin mengetahui lebih jauh mengenai kebijaksanaan politik dan ekonomi.

Dalam acara yang bertema "Managing ASEAN Risk, Opportunities and Challenges dengan fokus Indonesia" yang diikuti sekitar 125 peserta, tampil sebagai pembicara utama Menteri Keuangan Chatib Basri.
http://www.republika.co.id/berita/na...ekonomi-jokowi

---------------------------

Kalau akhirnya Jokowi menang Pilpres dan jadi presiden, siap-siap saja kerajaan bisnis keluarganya akan menjelma seperti 'Dinasty Cendana' dulu. Akankah kasus-kasus KKN berulang kembali dalam sejarah di negeri ini? Apalagi kalau melihat binis keluarga Megawati juga cukup intens selama ini. Mudah-mudahan tidak sampai demikianlah! Tapi membaca laporan media diatas seputar sepak-terjang bisnis anaknya Jokowi, yang sudah mulai masuk wilayah abu-abu, pesimis hal itu tak akan terulang kembali seperti zaman Tutut, Bambang, Sigit dan Tommy jadi pembinis dari keluarga Presiden Soeharto dulu.


emoticon-Turut Berdukaemoticon-I Love Indonesia emoticon-Turut Berduka
Diubah oleh yinluck 12-06-2014 23:38
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
11K
12
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan