Tradisi "Ngadulag" di Kampung yang Mulai Hilang

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Tradisi "Ngadulag" di Kampung yang Mulai Hilang

zankzinkzunk

09-05-2019 11:58

Tradisi "Ngadulag" di Kampung yang Mulai Hilang

Foto: liputan6.com

Bagi Agan Sista yang tinggal di kampung, khususnya Jawa Barat pasti gak asing kan denger istilah "ngadulag"? Ya, istilah ini disematkan pada kegiatan seni memukul bedugdengan irama-irama tertentu. Kata ini memang diambil dari Bahasa Sunda, mungkin tiap daerah juga memiliki istilah masing-masing. Kegiatan ini memang khusus dilakukan selama bulan Ramadhan juga malam Takbiran, baik Takbir Idzul Fitri maupun Takbir Idzul Adha. emoticon-I Love Indonesia (S)

Kalau di kampung ane ni Gan, kebiasaan "ngadulag" ini dahulu kala semasih ane muda ni-jadi ketauan udah tuanya ni-biasanya ramai setelah waktu Ashar menjelang Maghrib, setelah shalat Terawih, kemudian menjelang sahur dan setelah anak-anak kuliah Shubuh.. emoticon-Blue Guy Smile (S)

Empat Waktu Seru buat "Ngadulag"

Foto: kompas.com

Pada empat waktu ini juga memiliki fungsi berbeda-beda GanSis, ya meskipun gak terstruktur buat kode sih. Tetapi bunyi setelah Ashar biasanya menandakan waktu buka tinggal dua jam lagi, ya itung-itung ngingetin tetangga buat cepet-cepet nyelesein takjilnya. Sedangkan setelah Terawih euforia para jama'ah setelah menyelasaikan shalat Terawih berjama'ah. Nah, kalau sebelum sahur pastinya ngebangunin penduduk kampung supaya gak kesiangan sahurnya. Kalau setelah Shubuh, kesenangan anak-anak sehabis ngaji Shubuh aja biar pada gak tidur lagi. Kan tidur abis Shubuh tu pamali GanSis. Katanya bikin faqir, rezekinya dipatok ayam deh. emoticon-Blue Guy Peace

Dalam praktik seni memukul bedug ini biasanya setiap kampung memiliki ciri khasbunyi bedug tersendiri GanSis. Jadi, iramanya beda-beda tiap kampung. Paling tidak ada dua personil yang mempraktikkannya. Satu orang memukul bedug dan satu orang mukul pentungan dengan nada yang dipas-pasin gitu deh. Kebayang kan serunya, GanSis? emoticon-Sundul Gan (S)

Malah zaman ane di kampung dulu mah, suka ada beberapa orang yang ngantre tu mau mukul bedug. Mulai anak-anak SD yang paling kuat mukul cuman sepuluh menitan sampai orang dewasa dan Bapak-Bapak yang kuat banget sampai satu jam lebih. Jangan dikira gak capek ya GanSis, mukul bedug juga pake tenaga ekstra. Bayangin aja, itu kan megang kayu pemukul dua buah dibikinnya biasanya dari kayu jati. Berat lho GanSis, sampai Dilan aja gak bakal kuat kayaknya nahan beratnya. emoticon-Ngakak (S)

Lomba "Ngadulag" Peserta DIKLAT

Foto: krakataunews.com

Gak cuman sampai situ, waktu ane masih di kampung halaman mah anak-anak usia SD sampai SMA masih mau ngikut DIKLAT istilah di kampung ane buat Pendidikan Kilat selama Ramadhan. Tapi pelajarannya dibanyakin tentang agama sampai baca al-Qur'an pakai nada-nada gitu, ngalagam istilahnya. Nah, pas puncak akhir DIKLAT itu suka ada berbagai macam lomba GanSis, mulai dari lomba baca al-Qur'an, kaligrafi sampai lomba "ngadulag"juga. emoticon-Sundul Gan (S)

Nah, dalam ajang lomba "ngadulag" ini para pesertanya biasanya nyari-nyari dan berusaha menciptakan nada-nada baru dari irama "ngadulag"-nya. Siapa yang paling harmonis nadanya dan stabil juga rapih cara "ngadulag"-nya, maka tim tersebut bakal diputuskan sebagai pemenangnya. emoticon-Kiss (S)

Sayangnya, sekarang-sekarang setelah beberapa kali ane pulang kampung bedug Masjid tak bersuara lagi seperti Ramadhan zaman dulu. Mungkin musik digital sudah dipandang lebih asyik bagi anak-anak zaman now. Tak kedengaran lagi irama bedug ngingetin Ibu-Ibu masak menjelang buka, setelah Terawih langsung pada pulang, menjelang sahur hanya toa Masjid aja yang bunyi, sehabis Shubuh udah pada kekenyangan Sahur kali gak ada yang mau mukul-mukul bedug lagi.
emoticon-Berduka (S)

Ane berharap anak-anak zaman sekarang juga ada gairah gitu sama alat-alat tradisional zaman dahulu. Tidak hanya cerdas tentang IT tetapi juga cerdas dalam bersosialiasi dan berempati di masyarakat. emoticon-Kiss (S)

Quote:

Apa di kampung GanSis juga tradisi "ngadulag" ini mulai hilang?
emoticon-Bingung