666AnDalF
TS
666AnDalF
Sejarah Pembentukan Yayasan Perlindungan Makhluk Anomali Indonesia (I.A.F)


Yayasan organisasi I.A.F (Indonesian Anomalous Foundation)
dibentuk pada 4 desember 1999 atas usul beberapa ilmuwan besar indonesia sebagai jawaban dari kasus kasus mahluk anomali yang ada di indonesia. IAF sendiri terpecah menjadi 2 organisasi yayasan, IAF A yang bermarkas di kepulauan seribu dan IAF B yang bermarkas di Pulau Halmahera. IAF didanai langsung oleh pemerintah, IAF menjadi organisasi yayasan rahasia yang bergerak dibidang sains dengan tugas meneliti, melindungi atau jika perlu memusnahkan mahluk anomali yang ada di Indonesia. IAF sendiri dipimpin oleh kepala yayasan yang berkedudukan dikantor pusat IAF, mempunyai wakil dan beberapa staf bawahan urusan organisasi. IAF menampung ilmuwan-ilmuwan berbakat diseluruh indonesia untuk kemudian dipekerjakan disini, IAF mempunyai tim khusus yang dibagi menjadi dua tugas yaitu tim security yang mengurusi masalah keamanan tempat yayasan IAF dari gangguan internal maupun eksternal dan tim hunter yang bertugas untuk melakukan eksplorasi ataupun ekspedisi yang disebar keseluruh Nusantara guna mencari, menangkap ataupun mengawasi makhluk anomali untuk kemudian dikirim ke wilayah markas IAF. Tim ini masih dibagi lagi menjadi agen yang terdiri atas 4 kelas yaitu agen kelas A, agen kelas B, agen kelas C, dan agen kelas D, semua agen bekerja sesuai dengan tingkat kesulitan pangkat kelas mereka masing masing. Makhluk anomali yang disimpan dan diasingkan ketempat yayasan diberi nama dengan kode depan Anoma dan nomor belakang untuk mengetahui status keberapa mahluk tersebut mulai menghuni yayasan, setiap mahluk yang diasingkan disini mempunyai 5 kelas sebutan yang berguna mengidentifikasi tingkat seberapa berbahayanya mahluk anomali tersebut dengan kelas pertama paling rendah disebut intoral, mahluk kelas ini dianggap tidak berbahaya sama sekali, mengidentifikasikan bahwa subjek sangat mudah sekali stress, mahluk kelas intoral sangat jarang berinteraksi sosial dan bisa dikatakan sebagai subjek yang pemalu, umumnya mahluk dengan kelas ini lebih banyak butuh fasilitas keamanan yang memadai untuk melindungi subjek dari hal-hal yang bisa membahayakannya, kelas intoral juga mengidentifikasi bahwa mahluk tersebut sangat sensitif dengan keadaan lingkungan sekitar sehingga perlu adanya penjagaan dan juga perhatian penuh terhadap subjek.
kelas kedua adalah infanion, mahluk dengan kelas ini dikategorikan sebagai mahluk yang
tidak membahayakan, kelas infanion mengkategorikan bahwa subjek sangat lemah mental sama seperti kelas intoral tetapi mahluk infanion lebih bisa menguasai dirinya sendiri dan tidak bertindak gegabah seperti mahluk kelas intoral. Mahluk kelas infanion umumnya mempunyai kemampuan adaptasi lingkungan yang luar biasa tetapi hal ini tidak digunakan untuk hal hal yang berpotensi membahayakan sekitarnya.
yang ketiga mahluk dengan kelas droin, mahluk dengan kelas droin mengkategorikan bahwa subjek bisa membahayakan disaat kesempatan untuk melakukan tindakan berbahayanya ada, mahluk kelas ini harus mendapat fasilitas yang membuat suasana subjek menjadi lebih tenang, menjauhkan subjek dari hal-hal yang tidak disukainya adalah prosedur yang tepat untuk tidak membuatnya marah dan berpikir untuk merencanakan tindakan berbahaya ataupun kabur dari yayasan, meski begitu mahluk kelas droin bisa bersikap ramah dan baik saat perlakuan yang diperolehnya juga baik.
Kelas keempat adalah valer, mahluk kelas ini dianggap mahluk yang berbahaya sehingga untuk penjagaanya diperlukan dan diwajibkan untuk agen kelas A dan B, kelas varel mengidentifikasi bahwa subjek sangat mudah terpancing emosinya, beberapa tindakan prosedur yang salah membuat subjek mudah marah dan berpotensi melakukan tindakan berbahaya kepada mahluk lain yang ada sekitar. Dijaga penuh dengan kehati-hatian dan perlakuan yang tepat agar subjek menjadi tenang, kelas varel dikenal sebagai mahluk yang tidak peduli terhadap keadaan sekitar, setiap pergerakan harus diperhatikan dan diawasi dengan cermat untuk melihat dan memastikan bahwa subjek berada pada kondisi tepat dan tidak berpotensi melakukan tindakan membahayakan.
kelas kelima disebut kosmor, mahluk dengan identitas kelas kelima sangat berbahaya, setiap mahluk berindentitas kelas kelima harus segera dimusnahkan, mahluk ini dikenal kejam dan tidak pandang bulu saat menyerang, setiap detik dari pergerakan subjek dianggap sebagai ancaman dan harus ditangani oleh agen senior kelas A. Tempat tinggal mahluk ini harus terfasilitasi dengan keamanan super ketat dan juga berlapis-lapis untuk mencegah subjek dari kemungkinan kabur dari yayasan. Umumnya setiap mahluk kelas kosmor yang dibawa keyayasan tidak akan bertahan lama karna peraturan untuk sesegera mungkin memusnahkan subjek, jikalau pun perlu subjek akan dimusnahkan ditempat saat ia diketemukan dihabitat aslinya ataupun jika pemusnahan ditempat gagal ataupun tidak memungkinkan, mahluk akan dibawa dan diteliti oleh yayasan untuk mencari titik kelemahan subjek agar segera dapat dimusnahkan.

IAF dijaga dengan keamanan yang sangat ketat, tidak ada yang boleh masuk ke area markas yayasan kecuali orang yang mendapat rekomendasi atau ijin penuh dibawah staf yayasan dan tidak ada ijin masuk bagi orang luar untuk melihat eksperimen anoma ataupun melihat habitat anoma diyayasan, hanya agen, dokter dan beberapa staf tinggi keamanan. Gedung IAF mempunyai ruang bawah sebagai tempat penelitian dan eksperimen anomali, markas juga dilengkapi dengan sirine darurat untuk menghadapi kemungkinan bahaya yang akan terjadi sewaktu-waktu, sirine tersebut dibagi menjadi 3 tingkatan, untuk sirine darurat pertama disebut peringatan tingkat beta, dalam peringatan ini memberitahukan bahwa agen diwajibkan waspada, semua subjek diharuskan menempati habitat diyayasan dan tidak ada aktifitas eksperimen terhadap subjek, pengawasan juga ditingkatkan menjadi dua kali lipat dari keamanan pertama.
Untuk peringatan kedua diberi nama Delta, saat sirine berbunyi semua pegawai yayasan kecuali staf keamanan dan agen diharuskan keluar sesegera mungkin dari markas yayasan, semua subjek akan diperketat penjagaanya dan semua pintu besi yang khusus dibuat untuk keadaan ini akan otomatis menutup sendiri guna mencegah subjek keluar dari habitat dan membahayakan agen, penjagaan akan dilakukan oleh hanya pada semua agen senior kelas A dilengkapi senjata lengkap dengan efek menghancurkan ataupun memusnahkan. Peringatan tingkat ketiga disebut Alpha, pada tingkat ini semua pegawai yayasan organisasi IAF diharuskan keluar dari area markas yayasan tidak terkecuali agen kelas manapun sesegera mungkin, saat proses ini terjadi semua mahluk eksperimen yang bisa dibawa dan sempat dibawa dan tidak mempunyai potensi membahayakan saat dibawa akan diungsikan keluar markas, sirine ini memberi jenjang waktu singkat yang hanya beberapa menit untuk memberi waktu keluar dari area yayasan sebelum tempat ini diledakan secara otomatis, langkah ini diambil agar dapat meredam kemungkinan yang lebih buruk yang akan terjadi sewaktu-waktu.

IAF juga mempunyai gedung untuk tempat istirahat para pegawai yayasan yang terletak beberapa ratus meter terpisah dengan markas utama, IAF mempunyai kantor pusat sebagai komando perintah untuk mengkoordinir kedua tempat IAF yang terletak di jakarta pusat, saat ini IAF telah mengkarantina 120 lebih makhluk anomali yang berada didua lokasi IAF, 57 jenis anoma yang berada di markas IAF pulau Halmahera dan 63 jenis makhluk anomali yang dikarantina di markas IAF di kepulauan Seribu dengan total 99 anoma yang masih hidup sedangkan 21 nya dimusnahkan karena termasuk dalam kategori kelas kosmor.
Diubah oleh 666AnDalF 08-04-2019 11:49
0
841
4
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan