zankzinkzunk
TS
zankzinkzunk
5 Bahan Diskusi Cair Berpolitik Menjelang Pilpres 2019

Foto: pixabay.com




Sering mendengar kata, "Kehangatan berwarganegara akan hilang jika setiap ucapan dicari deliknya terus." Kira-kira demikian pernyataan seseorang yang mengaku oposisi dan telah dua kali diperkarakan mengenai ucapannya. Mengawali dengan kalimat tersebut bukan berarti penulis adalah penggemar fanatik Rocky Gerung, namun mengutip sedikit kalimatnya yang dianggap 'ada benarnya' tentu saja bukan sebuah hal yang 'haram'.

Pasalnya, akhir-akhir ini banyak orang sepertinya takut mengemukakan pilihan politiknya di hadapan teman-temannya. Takut dianggap sesat, takut berakhir dengan pertengkaran, bahkan takut dianggap 'kafir'. Halo! ini pemilihan presiden 2019 bukan sebuah pertempuran antara hidup dan mati di medan perang.

Lantas bagaimana caranya agar diskusi politik tetap cair dengan teman-teman tanpa harus enggan lagi ngopi dan ngeteh bersama? Mungkin pembahasan harus dititikberatkan pada 5 hal ini.

1. Prestasi

Foto: pixabay.com


Masa iya manusia gak ada baiknya? Pertanyaan ini bisa mengawali diskusi yang akan berlanjut dengan sehat. Misalnya Calon nomor urut 1, merupakan Walikota Solo yang berhasil mencapai kursi presiden. Prestasinya menjadi presiden kali ini mampu membangun infrastruktur dengan manfaat jangka panjang. Calon nomor urut 2, merupakan Danjen Kopassus pada masanya yang berhasil membawanya pada urutan ketiga tentara elit dunia, menyelamatkan sandra di Papua seperti dilansir oleh Jawapos.com (10/18).
Kalau perlu ulik semua data prestasi kedua calon sebanyak-banyaknya. Banyak-banyakanprestasi kan lebih nyaman daripada banyak-banyakan ngumbar aib. Manusia makhluk yang nisbi pastinya punya aib masing-masing, sedangkan aib wajib dijaga bukan malah diumbar.

2. Meminta Maaf

Foto: unsplash.com


Ada kalimat menarik dari Haris Azhar saat ia menghadiri acara perkumpulan para ahli hukum dan pakar lainnya di salah satu stasiun televisi yang sepertinya sudah diketahui bersama. "Bagusnya keduanya berlomba-lomba saling mengakui kekurangan saat debat." Maksudnya, tak perlu lah gengsi atau tengsinmengakui kekurangan masing-masing, terlebih meminta maaf jika memang ada kesalahan dalam pelaksanaan kampanye dan sebagainya. 
Kekurangan yang dimaksud bukanlah pembahasan mengenai SARA melainkan perhitungan visi-misi disertai program realisasinya sehingga ketika program ditemukan kekurangannya setiap pasangan calon bisa mempersiapkan plan B atau rencana cadangan lainnya sebagai upaya antisipasi. 

3. Pengalaman

Foto: pixabay.com


Membahas pengalaman masing-masing calon secara proporsional dan berimbang. Misalnya, kesuksesan Pak Jokowi sebelum menjadi pejabat dibandingkan dengan kesuksesan dengan Pak Prabowo sebelum mencalonkan diri juga. Sikap kepemimpinan Pak Jokowi bisa dibandingkan dengan sikap kepemimpinan Prabowo saat menjadi prajurit atau kepemimpinannya sebagai ketua umum partai. 

4. Sikap Terpuji

Foto: pixabay.com


Bicarakan sikap baik keduanya, karakter baik kedua pasangan calon. Perbanyak berlomba-lomba menggali karakter positifnya bukan mencari-cari terus kesalahan keduanya hingga saling serang dan umbar aib keluarga keduanya. Misalnya, isu prabowo tentang religiusitasnya ternyata terpecahkan dengan adanya berita jum'atan di daerah tertentu. Kemudian kesaksian Ustadz Yusuf Mansur tentang puasa Senin-Kamisnya Pak Jokowi. Keduanya orang yang berbeda, bisa saja melakukan ibadah atau kebaikan lain dengan cara dan waktu yang berbeda pula.

5. Beradu Solusi

Foto: unsplash.com


Pembahasan ini sangat penting karena bisa menggali semua visi-misi dan program kedua pasangan calon secara substantif. Kumpulkan semua gambaran besar masalah yang ada di Indonesia. Nah, setelah itu kemukakan solusi masing-masing dari pasangan calon. Jangan-jangan dari penjelasan program keduanya, bisa dipadukan menjadi cara akselerasi percepatan penanggulanan masalh yang ada di Indonesia. Tak ada salahnya kan jika kombinasi cara tersebut direalisasikan oleh presiden mendatang? 


Jadi,  bisa kan menanggapi perbedaan pilihan politik teman-teman dengan santai? Seperti halnya saat pergi bersama ke warteg sebelah kemudian teman memilih lauk dengan ikan nila sedangkan piring sendiri dihidangkan ikan lele. Seperti halnya menanggapi tetangga kos yang menyetel musik rok yang berbeda dengan selera pribadi. Begitu mudah bukan? Semuanya tak perlu saling nyinyir apalagi sampai bermusuhan.


emoticon-I Love Indonesia


Sumber: pendapat pribadi




Spoiler for Sayang untuk dilewatkan::

Diubah oleh zankzinkzunk 13-03-2019 11:58
tata604
tata604 memberi reputasi
1
336
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan