sintaaakAvatar border
TS
sintaaak
Saatnya Impian Jadi Nyata – Singapura, Melting Pot-nya Asia Tenggara Yang Ngangenin!
Sampai selama ini, selama 26 tahun Ane hidup, seinget Ane, Ane pernah menjejakkan kaki ke Singapura sebanyak 3 kali. Terakhir kali Ane pergi itu sekitar belasan Oktober 2017. Intinya sih, Ane bersyukur udah diberi kesempatan untuk pernah pergi ke Kota Singa ini. Masih super banyak banget tempat-tempat menarik yang Ane belum ada kesempatan untuk kunjunginnya. Hal ini lah yang sedikit banyak bikin Ane selalu rindu untuk bisa punya kesempatan lagi datengin Singapura.

Ane langsung jatuh hati dari pertama kali Ane sampe di Bandara Changi. Dimana Bandara Changi ini dari Tahun 2013 udah ngedapetin predikat dari Skytrax sebagai Bandara Terbaik Di Dunia selama 6 tahun berturut-turut. Gak heran sih kalo Bandara Changi bisa dinobatin kayak begini. Di dalemnya bahkan ada perosotan tertinggi di Singapura dan di bandara seluruh dunia yakni setinggi 12 meter dan juga kolam renang di rooftop. Lalu ada juga fasilitas tur Kota Singapura dan bioskop, yang semuanya gratis. Jadi pokoknya emang nyaman banget buat traveller yang harus transit lama. Di kesempatan berikutnya, Ane janji bakalan kelilingin nih Bandara Changi. Jadi biar Ane gak hanya bayangin doank, tapi Ane beneran bakalan ngeliat langsung sendiri.





Begitu sampe di Bandara tersibuk ke-6 di dunia ini sih emang langsung keliatan nyata sibuk alias ramenya. Ada banyak orang dari berbagai macem negara deh yang sliweran. Berbagai macem bahasa juga kedengeran dari semua sudut. Di setiap sudut gak jarang keliatan banyak traveller yang transit. Jadi emang dari awal juga udah kebayang ramenya Kota Singapura oleh para imigran dan juga traveller. Feel travellingnya tuh berasa banget di Bandara Changi ini. Ane jamin bakalan betah kalo pun musti transit semaleman disini.




Real Story Melting Pot-nya Singapura Di Mata Ane


Mungkin ada sebagian orang yang setuju jika disebutkan bahwa Singapura termasuk Melting Pot di Asia Tenggara, sedangkan sebagian yang lain tidak setuju. Pengertian Melting Pot atau Kuali Peleburan adalah suatu lokasi atau tempat dimana beragam etnis, ras, ataupun agama dan kepercayaan bisa melebur menjadi satu. Secara teknis pun juga kita bisa lihat dengan jelas beragamnya suku ras bangsa, agama / kepercayaan, dan juga seni budaya di Singapura. Dikarenakan memang pada awalnya pun ada banyak imigran dari Republik Rakyat Tiongkok yang bermigrasi ke Singapura. Kemudian juga disusul oleh imigran etnis Melayu, Arab, India, dan juga yang lainnya yang kemudian dijajah oleh Inggris. Jadi memang tidak heran jika hingga sekarang, penduduk Singapura umumnya bisa berbicara lebih dari satu dan bahkan 2 bahasa. Contoh uniknya peleburan ini juga bisa dilihat dengan adanya Singlish atau Bahasa Inggrisnya Singapura. Singlish merupakan bahasa informal lokal dimana kosakata dan dialeknya pun unik. Karena merupakan gabungan Bahasa Inggris dengan Bahasa Singapura yang notabene ada juga pengaruh dari RRT dan Melayunya.

Jadi di Singapura ini, Ane punya kenalan 2 keluarga yang merupakan temen deket keluarga Ane dari dulu. Setiap kedatengan Ane ke Singapura, selalu dijamu oleh 2 keluarga tadi. Dari real story 2 keluarga ini, Ane ngerasain sendiri Melting Pot-nya Singapura yang heterogen. Jadi keluarga pertama ini adalah keluarganya Uncle John. Uncle John sendiri sih asli keturunan dari Tiongkok yang bermigrasi ke Singapura, tapi istrinya, si Aunty Joanna asli orang Singapura. Mereka punya 3 anak. Putrinya yang pertama lagi berhubungan sama orang Kanada, putrinya yang kedua nikah sama orang Singapura, dan putranya yang ketiga nikahnya sama orang keturunan Indonesia! By the way, putranya itu si Kendrick Lee Yen Hui, yang juga merupakan salah satu atlet Badminton terbaik di Singapura pada jamannya.



Sedangkan keluarga yang kedua ini keluarganya Uncle Charles yang asli orang India, sedangkan istrinya asli orang Inggris. Anaknya cuma 1 putri dan keliatan banget gitu campurannya. Dari 2 keluarga ini keliatan peleburannya, jadi bukan cuma Aku-Kamu  atau Kami-Kalian tapi memang udah jadi KITA. Toleransi dan tenggang rasa di Singapura memang tinggi. Hal ini keliatan dari interaksi dimana keluarga Uncle John bisa sahabatan sama Uncle Charles, yang udah jelas banget bedanya. Jadi emang gak ada kayak diskriminasi, gitu. Kemudian atmosfer di kedua rumah mereka juga terasa banget perpaduan dari etnis masing-masing asal suami dan istri. Jadi tetep ada identitasnya mereka yang emang berbeda itu, tapi gak lantas jadi ada yang superior atau mendominasi. Semuanya itu keliatan berjalan seiringan dengan harmonis. Toh, juga terbukti dengan hubungan pernikahan Uncle John dan Uncle Charles yang masih awet dan juga damai sampe sekarang. Bahkan sampe anaknya udah pada dewasa dan juga berhubungan dengan orang dari etnis lain.


“INI SINGAPURA"


Sebenarnya tidak mengherankan jika memang Singapura bisa sampai seperti sekarang ini. Hal ini tidak lepas dari salah satu kebijakan Founding Father Singapura yakni Almarhum Lee Kuan Yew. Dimana Beliau sangat menekankan kesetaraan untuk menghilangkan sekat pemisah antar etnis maupun agama. Ini adalah salah satu fokusnya yang kemudian bisa membawa Singapura menjadi negara dengan penduduk yang heterogen namun dapat berjalan beriringan. Dimana penduduknya, baik penduduk lokal maupun pendatang dapat saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Contoh nyatanya dari hal ini juga terlihat dimana masing-masing etnis maupun kepercayaan juga diberikan porsi aktualisasi diri. Jadi tidak ada yang merasa menjadi mayoritas maupun minoritas di Singapura. Yakni seperti etnis Melayu yang berada di Kampung Gelam, orang keturunan India di Little India, dan juga tentu saja orang keturunan RRT di China Town. Semua hari besar masing-masing agama ditetapkan menjadi Hari Libur Nasional. Contohnya adalah Tahun Barunya orang India yakni Deepavali yang bertepatan jatuh di tanggal 18 Oktober pada Tahun 2017. Dimana Ane beruntung karena memiliki kesempatan untuk menikmati meriahnya acara Deepavali bersama keluarga Uncle Charles dan juga barengan sama Uncle John.



Meskipun memang Ane sampe bikin thread tentang Singapura, toh hal ini bukan berarti Ane gak nasionalis sama sekali. Justru Ane ngerasa kita harus bisa belajar banyak dari Singapura, apalagi dalam hal kesetaraan dan kedisiplinannya. Memang Indonesia jauh lebih besar, luas, serta majemuk penduduknya, namun bukan berarti tidak bisa disetarakan dan didisiplinkan. Ane optimis bahwa suatu saat Indonesia bisa semaju Singapura. Dimana penduduk Indonesia yang begitu beraneka ragam ini bisa benar-benar saling menerima kehadiran satu sama lain.



Salah satu hal yang paling Ane kangenin dari Singapura adalah ketika waktunya untuk kulineran ke Hawker Centre Singapura. Hawker Centre maksudnya adalah pusat dimana pada menjual makanan dan minuman yang relatif siap saji dan siap santap. Di Hawker Centre ini begitu beragam jenis masakan dan makanannya. Jadi Ane yakin juga pasti ada banyak yang ngerasa agak bingung untuk mungkin memilih menu. Tapi jangan khawatir, sekarang udah banyak kok artikel maupun vlog rekomendasi makanan dan minuman apa aja yang harus dicobain kalo ke Singapura maupun kalo ke Hawker Centrenya. Yang mengagumkan adalah makanan di Hawker Centre di Singapura ini juga banyak yang menerima Bintang Michelin. Makanan dengan harga terjangkau penerima 1 Bintang Michelin terbanyak ya cuma ada di Singapura. Jadi memang patut banget untuk dicoba dan silahkan untuk disesuaikan aja dengan selera dan budget.



Perpaduan budaya antar etnis di Singapura melahirkan Hawker Centre yang bukan hanya cenderung dominan akan menu dari etnis tertentu. Namun di Hawker Centre lah juga jelas terlihat dari keharmonisan etnis dan budaya yang heterogen di Singapura. Dimana masing-masing penjual di Hawker Centre memiliki ciri khas akan menu yang disediakan. Hawker Centre bukan hanya didominasi cita rasa dari etnis dan budaya tertentu saja, namun semuanya benar-benar bersatu padu menghadirkan pilihan menu yang beraneka-ragam. Lengkap tersedia makanan khas dari RRT, Melayu, Arab, India, Eropa, Vegetarian dan bahkan yang dari Indonesia juga ada.




Saking dianggapnya mewakili keheterogenan Singapura yang bisa menyatu lebur tidak bisa dipisahkan dari bagian hidup penduduk Singapura, membuat penduduk Singapura sangat mendukung dinominasikannya Hawker Centre ini sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda di UNESCO. Dimana Hawker Centre ini dianggap juga sebagai identitas dari Singapura, karena Hawker Centre dianggap seperti Singapura. Meskipun di dalamnya banyak terdapat perbedaan, namun bisa berdampingan dengan harmonis penuh toleransi dan kesetaraan.



Jadi, memang sebagai negara tetangga yang dekat, tidak ada salahnya untuk bisa melancong ke Singapura, walaupun hanya sekali seumur hidup. Beberapa hari saja memang tidak cukup untuk mengetahui semua tentang Singapura. Namun, beberapa hari saja cukup untuk membuat kita semua jatuh cinta akan kehangatan Singapura dan rindu untuk bisa berjumpa kembali dengan Singapura. Kamu bisa dengan mudah merencanakan perjalanan ke Singapura dengan mengunjungi official site Visit Singapore, jadi Kamu bisa memiliki bayangan rencana perjalanan dengan lebih mantap. Sekian thread dari Ane, Terima Kasih bagi yang udah nyempetin pada mampir emoticon-Smilie

Spoiler for Sumber Foto:


Diubah oleh sintaaak 18-03-2019 13:48
delia.adelAvatar border
tata604Avatar border
tata604 dan delia.adel memberi reputasi
4
1.3K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan