gadischina
TS
gadischina
"Tolong anak saya, bu"
Besoknya, tepat di hari ke-22 jam 10 pagi. Kita bermaksud untuk pergi silaturahmi ke tempat pemilik rumah. Siapa tau bisa cari informasi tentang apa yang terjadi semalam dan beberapa hari terakhir. Rumah berwarna hijau dengan keramik putih di lantainya itu tampak sepi. Kondisi warung tutup, yang terlihat cuma ikan-ikan dalam akuarium yang asik beraktivitas diantara batu karang.


Quote:

Karena udah terlanjur datang, kita mutusin untuk nunggu bapak dan ibu datang karena sebentar lagi waktu jumatan datang, otomatis bapak pasti pulang. Setengah jam kita nunggu, akhirnya mereka datang. Mata ibu terlihat sembab seperti habis nangis dalam waktu yang lama. Berbeda sama bapak yang menyambut kita dengan senyuman hangat dan sapaan ramah. Kita di persilahkan duduk oleh bapak, tapi kita memilih duduk di lantai. Ibu sibuk mondar mandir menyuguhkan aq*a gelas kehadapan kita semua. Mata kita saling melihat satu sama lain, merasa gaenak hati karena datang di waktu yang salah.



Quote:

Ibu tiba-tiba duduk di deket pintu masuk, sambil memotong kangkung yang hendak di masak. "Rumah itu milik anak kami, namanya lela. Dia sama dua anaknya tinggal disitu dulu, namanya Eha sama Ijong" Suara ibu terdengar bergetar saat menceritakan hal itu, matanya gak beralih kemanapun. "Terus bu? Mana kak Lelanya, kok gak pernah keliatan?". Tanya ane.


Quote:

Tiba-tiba ibu nangis, gan. Ane sama yang lain jadi ikutan sedih, soalnya nangisnya itu kayak yang bener-bener sedih, air matanya udah ga bisa ketahan lagi. Ngalir gitu aja, jatuh ga ada habisnya.


"40 hari yang lalu, Lela datang ke rumah saya sambil nangis. Tapi gak bilang apa-apa, terus pergi selamanya sama anak-anaknya". Ibu mencoba nahan air mata, berkali-kali kita smua bisa liat air matanya jatuh ke baskom di hadapan dia. Kita semakin gak ngerti sama apa yang ibu ceritain, karena ga jelas arahnya kemana,  katanya anak ibu cuma Lela, tapi kenapa tadi kata warga ibu ziarah ke makam anaknya, terus sekarang ibu bilang habis main kerumah anaknya, belum lagi ibu barusan bilang Lela pergi selamanya sama anak-anaknya. Ane jadi bingung, tapi masih memperhatikan wajah ibu baik-baik.

"Lela udah meninggal, Eha sama Ijong juga. Mereka dibunuh sama orang yang saya pun gak kenal siapa. Lela sempet datang kesini, minta tolong sama saya, mukanya udah berdarah, bajunya udah banyak darah, punggungnya luka, dia udah gak pake celana. Dia kesini cuma bilang "Tolong anak saya, bu" Terus dia meninggal sebelum bilang apa-apa lagi". Bapak ikutan terisak-isak waktu ceritain itu. Ibu menangis histeris tapi masih coba kontrol dirinya sendiri. Jilbab putih yang udah berubah warna itu semakin basah, termasuk air mata ane yang ga sengaja jatuh sendiri.

Kalau di pikir-pikir, Almh. Lela jauh juga harus ke tempat ibu dalam kondisi kayak gitu. Kebayang kan, gimana dia menderitanya waktu menempuh jalan dalam kondisi kayak gitu dan malam hari. Rumah kejadian ke tempat pemilik rumah itu cukup jauh, harus jalan kaki kurang lebih 15 menit. Mungkin bagi agan, sis, itu deket kalo keadaan sehar, kalo keadaan terluka parah? Itu udah kayak jalan neraka yang ga ada ujungnya.

Sekarang, ane ngerti sama apa yang terjadi. Kenapa kamar itu ga boleh di tutup, kenapa ada yang sering ketuk-ketuk pintu, wajah penuh darah di kamar mandi, anak kecil yang kembaran ane liat, dan kejadian ada yang mandi di kamar mandi. Ternyata ini penyebabnya. Tapi kenapa, almh. Lela bilang kita semua gak nolong anaknya? 
iandebkyuura21anasabila
anasabila dan 12 lainnya memberi reputasi
13
5.3K
25
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan