revadhanaAvatar border
TS
revadhana
Hangat Disaat Yang Lain Kedinginan


emoticon-nulisahemoticon-nulisah

Quote:


Hangat Disaat Yang Lain Kedinginan


Akhir 2015 lalu regional kami mengadakan acara jelajah bersama menuju puncak tertinggi Gunung Semeru, berbekal pemandu dari salah seorang anggota kami yang sebelumnya sudah pernah mencapai puncak Gunung Semeru tersebut. Total 19 orang Kaskuser yang berangkat dengan komando dari ketua regu agan Rudi.

Spoiler for Dokumentasi:


Singkat cerita rombongan dari Regional Madura sudah tiba di Desa Ranu Pane, tempat dimana kami semua memarkirkan kendaraan dan merupakan titik awal pendakian. Disini kami beristirahat sekaligus mendapatkan briefing dari petugas agar kami semua bisa memahami hal-hal apa saja terkait pendakian agar kami semua bisa kembali dengan sehat. Disini juga hal sayah itu mulai saya alami.

"Rud, disini seharusnya dingin kan, tapi kok rada hangat ya?" sapaku pada Rudi sang ketua kelompok
"Mungkin kamu lagi demam" Balas Rudi
"Gak tau lah" Jawabku lagi

30 menit berlalu, briefing pun selesai. Rombongan kami mulai mempersiapkan diri. Rudi sebagai ketua rombongan membagi kami menjadi tiga kelompok sesuai dengan kondisi fisik kami, sehingga dalam satu kelompok ada yang segar bugar. Menurutnya hal ini agar jika ada anggota kelompok yang kelelahan bisa dibantu oleh anggota yang sehat tersebut.

Perjalanan menuju Pos 1 tidak terlalu menguras tenaga, jadi semua anggota kelompok kami tidak terlalu kelelahan. Hal aneh masih saya rasakan, karena selama perjalanan cuaca memang terasa dingin, namun ketika istirahat di Pos 1 malah terasa hangat. Saya yang kebetulan 1 regu dengan Rudi mengadu kepadanya.

"Rud, disini kok hangat ya" Kataku
"Coba sini kepalamu, jangan-jangan kamu demam" Jawab Rudi
Beberapa saat setelah diperiksanya dia berkomentar lagi. "Kamu baik-baik saja kok rev.."
"Trus kenapa dong ya?" Jawabku lagi

Begitulah seterusnya yang saya rasakan tiap berhenti di Pos peristirahatan dalam perjalanan menuju ke Danau Ratukumbolo, untuk mendirikan tenda dan bermalam disana.

Saat bermalam di tenda, keanehan yang lebih parah terjadi pada saat tiduran sendirian di tenda. saya merasakan hawa panas ditenda tersebut, hingga saya berkeringat padahal saya hanya memakai kaos lengan panjang dan celana panjang saja. Saya merasa tidak sendirian saat itu, cuma masih berpikiran positif.

Karena merasa suasana tersebut tidak nyaman akhirnya saya keluar tenda dan bergabung dengan teman-teman yang lain untuk ngobrol-ngobrol.

"Bagi kopi nya dong kawan" Kataku menyapa teman-teman.
"Buat sendiri aja gih, itu air panasnya masih ada" Jawab Anton segera.

Malam pun berlalu dengan pikiran saya yang kebingungan karena merasa aneh saja, masa yang lain kedinginan tapi saya sendiri merasa hangat bahkan merasa panas di kondisi tertentu, padahal fisik saya baik-baik saja.

Jelang subuh saya merasa sakit perut dan harus segera buang hajat. Karena yang lain masih nyenyak istirahat saya gak enak untuk membangunkan. Jadilah saya sendirian ke toilet hanya dengan membawa senter.

Disinilah saya sadar bahwa keanehan yang dialami sedari berangkat dari Ranu Pane hingga saat itu adalah ulah mahkluk tak kasat mata. Suasana di toilet gelap gulita dan sepi sekali, karena sepertinya para pendaki lain sedang terlelap semua tanpa ada satupun yang ke toilet.

Saat membuka pintu toilet tiba-tiba ada semilir angin berhembus cukup kencang namun terasa hangat. Ya, hangat. Padahal seharusnya dingin banget karena tempat ini berada di ketinggian 2.400 mdpl dan waktunya dini hari.

Saya masih berpikiran positif. "Mungkin bawaan ngantuk aja nih" Gumamku

Sekitar dua menit berlalu saya berada di toilet, rasa takut mulai menggoyahkan keberanian saya. Bagaimana tidak, seketika cuaca di toilet tersebut terasa panas layaknya siang hari. Ditambah lagi ada suara langkah kaki di depan toilet, namun tidak ada cahaya senter. Saya berpikir mana mungkin pendaki ke toilet ini tidak membawa senter, padahal jalurnya sedikit berbatu dan melewati semak belukar.

Doa-doa saya baca dalam hati, berharap makhluk apapun yang mengganggu saat itu segera pergi. Namun seakan makin menjadi-jadi mengganggu. Beberapa kali terdengar ketukan ke dinding di toilet sebelah.

"Kok tidak bawa senter mas?" Tanyaku berharap yang berada di toilet sebelah adalah pendaki lain.

Nihil, tidak ada jawaban. Suara ketukan tadi juga lenyap namun berganti gemericik air.

"Sampean dari mana nih mas?" Tanyaku mencoba menyapa lagi. Berharap ada jawaban.

Setelah saya bertanya itu cuaca di toilet menjadi lebih panas, diiringi wewangian seperti bunga kamboja. Aneh juga kan di toilet umum yang bisa dikatakan jorok tapi ada wangi bunga. Saya putuskan untuk segera menyelesaikan ritual buang hajat dan segera kembali ke tenda.

Saya percepat langkah menuju tenda. Dan alhamdulillah di depan tenda teman-teman sudah bangun dan memasak sambil ngobrol-ngobrol santai.

"Lho kamu dari mana rev, kapan yang keluar dari tenda kok saya tidak lihat?" Sapa Rizki
"Dari toilet habis buang hajat. Kalian tadi masih tidur semua makanya saya sendirian saja ke toiletnya" Jawabku
"Tidur gimana? Kamu aja yang pulas tidurnya. Kami disini sudah bangun sedari jam 2 tadi karena kedinginan, makanya buat api unggun kecil ini" Jawab Zamroni

"Deg"
"Bangun jam 2? Tadi saya bangun jam 3, mereka semua masih tidur dalam tenda” Gumamku dalam hati

“Kenapa kok melamun rev? ada yang aneh ya?” Tanya Zamroni lagi menyadarkanku dari lamunan
“Eh enggak kok, gak ada apa-apa” Jawabku

Padahal dalam hatiku masih bertanya-tanya, “kalau mereka bangun jam 2 dan sudah ngobrol-ngobrol diluar tenda ini. Lalu siapa yang tidur di tenda denganku sewaktu saya bangun? Diluar tenda juga sepi tidak ada siapa-siapa” pikiran ini menggangguku hingga matahari mulai menampakkan diri dari balik pepohonan.

Spoiler for Dokumentasi:


“Sudah gak usah dipikirkan rev, memang ada yang mengganggumu dari kemarin. Itu mungkin karena kamu lupa pada ibadahmu” Sapa Pak Afif, sesepuh di rombongan kami, yang menghampiriku karena setelah sarapan masih saja melamun katanya.

“Iya juga pak. Saya khilaf” Jawabku
“Sudah sana ambil wudhu trus ganti sholatmu yang kamu tinggalkan dari kemarin” Lanjut Pak Afif menasehati

Dan memang benar, setelah saya sholat dan kemudian melanjutkan perjalanan untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Semeru hingga perjalanan pulang ke Ranu Pane tidak ada lagi hal aneh yang saya alami. Tidak ada lagi cuaca panas saat yang lain merasakan kedinginan…

Spoiler for Puncak Mahameru:


Quote:
Diubah oleh revadhana 20-09-2019 06:31
sebelahblogAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
infinitesoulAvatar border
infinitesoul dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.2K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan