monaaaswAvatar border
TS
monaaasw
Tau Gak Sih? Ternyata 11 Suku Ini Punya Tradisi Ekstrem loh
Pasti kalian tahu, kalau Indonesia itu adalah negara yang memiliki sejuta keunikan dan keberagaman. Mulai dari suku, budaya, serta bahasanya. Hebatnya dengan semua perbedaan yang ada, mereka tetap saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Hayoo pasti banggakan  jadi warga negara Indonesia?

Beberapa tradisi dari setiap suku merupakan warisan dari nenek moyang yang sudah dilakukan sejak dulu kala dan tentunya mengandung unsur unsur ekstrem, aneh  yang mengelitik nan sulit di percaya nalar. Tradisi-tradisi ini masih dijaga hingga sekarang, jadi agan-agan semua  tetap bisa melihat bagaimana tradisi ini hidup berdampingan  dengan masyarakat .

1.     Ikipali (Papua)


     Ikipali atau ungkapan kesedihan dengan memotong jari ini merupakan tradisi dari Suku Dani, yang mendiami suatu wilayah di lembah Baliem, pedalaman Papua.  Tradisi ini terbilang ekstrim, bagaimana tidak?. Suku Dani akan memotong  jari  mereka bila ada salah satu anggota keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia seperti ayah, ibu, suami, istri, dan anak.  Maka orang terdekat dari yang ditinggalkan wajib memotong jari mereka sebagai ungkapan kesedihan  saat kehilangan anggota keluarga  dan untuk mencegah terulang kembali malapetaka yang telah merenggut nyawa anggota keluarga mereka.

     Dalam pengeksekusiannya, tradisi Ikipali mempunyai beberapa cara mulai dari menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak ataupun parang. Ada juga yang mengikatnya dengan seutas tali sampai waktu yang lama sehingga aliran darahnya terhenti dan jaringan ruas jari menjadi mati kemudian dipotong. Yang lebih mengerikan lagi, orang-orang Suku Dani melakukannya dengan menggigit ruas jari sampai putus.

2.     Debus (Banten)


     Debus Banten adalah kesenian bela diri yang mengombinasikan antara tari dan suara yang  mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa sepeti kebal senjata tajam, kebal air  keras dan sebagainya. Tradisi yang super duper berbahaya ini sudah dilakukan oleh Umat Islam sejak abak ke-16 hingga sekarang.  Bukan hanya di Banten, tradisi Debus ini  dapat kita jumpai di daerah  Sumut, Sumbar hingga Jabar.

     Tradisi Debus sendiri terbilang ekstrim karena dalam aksinya setiap anggota akan melakukan adegan berbahaya seperti menusuk perut dengan tombak, menyayat bagian anggota tubuh dengan golok, memakan api, menusuk lidah dengan jarum kawat serta menusuk anggota tubuh laiinnya. Uniknya, para pelaku aksi tersebut tidak merasa kesakitan ataupun terluka.

     Memang lagi-lagi semuanya dibatas nalar kita. Tapi kembali bahwa sebelum aksi tersebut berlangsung, setiap pelaku yang akan melakukan aksi, terlebih dahulu melakukan ritual yang dibimbing oleh sesepuh atau guru kepala.

3.     Pukul Manyapu (Maluku Tengah)


     Pukul Manyapu atau juga sering disebut Baku Pukul Manyapu adalah antraksi unik yang berasal dari Maluku  Tengah yang biasanya dipentaskan di Desa Mamala dan Desa Morella, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah.  Tradisi ini dipertunjukkan sebagai perayaan keberhasilan pembangunan masjid yang selesai dibangun pada 7 syawal setelah Idul Fitri.

     Tradisi Pukul Manyapu di pandang sebagai alat untuk mempererat tali persaudaraan masyarakat di Desa Mamala dan Desa Morella. Aksi ini dilakukan oleh dua  kelompok pemuda, yang setiap kelompoknya berjumlah 20 orang dengan menggunakan seragam yang berbeda. Kelompok yang satu menggunakan celana berwarna merah sedangkan kelompok lainnya menggunakan celana berwarna hijau. Dalam aksinya para pemuda desa saling memukul dengan menggunakan lidi yang berasal dari pohon enau dengan panjang 1,5 meter. Bagian tubuh yang boleh dipukul adalah dari dada hingga keperut.  Para peserta  juga diwajibkan menggunakan ikat kepala untuk menutupi telinga agar terhindar dari sabetan lidi.

4.     Perang Pandan Makare-Kare (Bali)


     Perang Pandan adalah salah satu tradisi yang ada di Desa Tenganan, Kecamatan Karangasem, Bali. Perang Pandan juga disebut dengan istilah Makere-Kere. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati Dewa Indra atau dewa perang. Perang Pandan merupakan bagian dari ritual Sasih Sembah. Sasih Sembah sendiri merupakan ritual terbesar yang ada di desa tenganan.

     Perang Pandan juga dijadikan sebagai tolak ukur seseorang bisa dianggap dewasa, karena memiliki nyali untuk melakukan Perang Pandan. Sesuai dengan namanya, maka alat yang digunakan dalam perang ini adalah daun pandan yang berduri serta perisai yang terbuat dari rotan, setiap pemain akan bertarung memukul secara bergantian.

5.     Pasola (Sumba)


     Pasola merupakan suatu permainan ketangkasan saling  melempar lembing kayu dari atas punggung kuda yang saling di pacu kencang antara dua kelompok yang berlawanan. ya kita bisa katakan bahwa pasola adalah perang antar Ksatria berkuda.  Pasola merupakan sebuah ritual adat yang selalu diadakan disetiap tahunnya di Indonesia bagian Timur, tepatnya di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

     Tradisi ini diadakan setiap bulan Februari ataupun Maret, namun tanggal pastinya yang akan menentukan adalah seorang Rato (tokoh adat). Pasola diadakan dalam rangka merayakan musim panen serta memohon pengampunan. Adapun filosofinya, setiap pemain yang terkena tombak dan berdarah, maka darah tersebut  bisa menyuburkan tanah yang berarti panen akan melimpah dan sukses.

6.     Kerik Gigi (Mentawai)


     Tradisi ini berasal dari Suku Mentawai. Suku yang mendiami kepulauan Mentawai, pulau Siberut, Sumatera Barat. Kerik gigi merupakan standar kecantikan yang dilakukan dengan meruncingkan gigi yang dilakukan oleh para wanita suku Mentawai. Tujuan dari dilakukannya kerik gigi ini adalah agar terlihat cantik dan menarik dimata lawan jenisnya. Selain itu sebagai penanda bahwa seseorang telah dewasa dan dipercaya juga akan memberikan kebahagian dan kedamaian. 

     Alat yang dilakukan dalam tradisi ini terbuat dari besi ataupun kayu ayng sudah diasah hingga tajam. Proses kerik gigi dilakukan oleh ketua adat. Gigi yang akan diruncingkan tidak diberikan obat bius. Aduh ngebayangin aja udah ngilu, apalagi kalau kejadian beneran yah? Tahan gak yah sama sakitnya? 

7.     Mallanca  (Sulawesi Selatan)


     Mallanca atau dalam bahasa indonesia adalah adu betis, tradisi ini berasal dari Moncongleo, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tradisi ini dilakukan seusai panen besar sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas hasil panen yang berlimpah.

     Sesuai namanya, setiap pria di Maros menunjukkan kekuatan dengan cara saling menendangkan betis mereka. Tradisi ini tidak dilakukan disembarang tempat, adu betis dilakukan didekat makam Gallarang Monconleo, leluhur desa Moncongleo yang juga pamannya raja Gowa, Sultan Alauddin.

     Mallanca dilakukan secara berkelompok. Dengan membentuk lingkaran besar, lalu adu betis pun dilakukan di dalam lingkaran tersebut. Dalam Mallanca tidak ada istilah pemenang, karena adu betis hanya untuk menunjukkan kekuatan batis peserta. Bisa dibayangkan betis lawan betis kan gan.. tak jarang ada peserta yang juga mengalami patah tulang.

8.     Tatung (singkawang)


     Sama seperti debus, tatung adalah antraksi menusuk-nusuk anggota tubuh dengan benda tajam. Tradisi ini sudah menjadi ciri khas singkawang sejak lama. Tatung biasanya digelar dalam wujud pawai tahunan guna menyambut perayaan cap go meh. Tatung sendiri berarti orang yang dirasuki roh, dewa, leluhur atau kekuatan supranatural.

9.     Ngerobong (Bali)


     Ngerobong merupakan tradisi yang digelar oleh umat Hindu di Pura Pangrebongan, Desa Kesiman, Denpasar, Bali. Ngerobong berarti berkumpulnya para dewa dalam bahasa Desa Kesiman.

    Pada tradisi Ngerobong, akan ada ritual dimana para peserta upacara mengitari wantilan (tempat adu ayam)  dan disinilah para peserta upacara mengalami kesurupan atau kerasukan dengan berteriak, menangis, menari dengan diiringi bale ganjur (alunan musik tradisional bali). Dalam keadaan kesurupan, para peserta terkadang ada yang menghujamkan keris ke dada, leher, bahkan ubun-ubun. Selama aksi ini berlangsung, warga yang tidak kesurupan mengamankan para peserta agar tidak ada yang melukai warga lainnya yang tidak kesurupan.

10. Ujungan (Banyumas)


     Tradisi Unjungan adalah ritual tradisional yang dilakukan untuk meminta hujan, yang dilakukan dengan cara bela diri adu pukul yang dilakukan oleh sepasang pria dewasa dengan menggunakan peralatan sebilah rotan sebagai alat pemukulnya.  Tradisi ini biasanya di selenggarakan pada saat musim kemarau panjang.

     Menurut kepercayaan warga  untuk mempercepat turunnya hujan, pemain Unjunga harus memperbanyak pukulan kepada lawannya hingga mengelarkan darah. Semakin banyak darah yang keluar dari tubuh pemain, maka semakin cepat pula hujan yang akan turun. Ritual ini hanya ada di Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

11. Liliang (sumba barat)


     Liliang merupakan permain sepakbola pada umumnya, sama-sama  menggunakan sebuah bola bundar dan juga tendang-tendangan loh gan. Yang membedakan antara liliang dengan sepakbola pada umumnya ialah bola yang digunakan. Pada liiang bola yang digunakan terbuat dari serabut kelapa yang dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk bola lalu diberi minyak tanah atau cairan lainnya lalu dibakar.

     Dalam melakukan permainan ini para pemain tidak mengunakan alas kaki ataupun sepatu. Jadi mereka menendang bola api tersebut dengan kaki telanjang. Aduh.. ngebayangin aja udah merinding, pasti setelah main tuh kaki pada melepuh yah gan...


sumber:
https://www.shopback.co.id/blog/12-t...n-di-indonesia
https://www.hipwee.com/list/10-tradi...nuh-filosofis/


alifrian.Avatar border
aapuuAvatar border
bedypopAvatar border
bedypop dan 9 lainnya memberi reputasi
10
5.2K
64
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan