Ada seorang wartawan yang beberapa kali bertemu secara langsung dan sempat mewawancarai Sri Mulyani Indrawati (SMI). Wartawan tersebut bilang, "Kalau kita berhadapan dengan seseorang, kita bisa segera tahu apakah orang itu berisi atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahuinya, lihat gesturenya ketika dia mendengarkan orang lain berbicara, dan ketika dia menjawabnya."

SMI mendengarkan pembicaranya dengan cermat, tanpa menunjukkan mimik tidak sabar utk memotong pembicaraan. Saat menjawab, dia menyampaikannya dengan ringkas, dan sesekali menyelipkan data yang memperkuat jawabannya. Ungkap wartawan tersebut.

Saat SMI harus ke DPR untuk menghadapi Pansus Bank Century (13/1/2010), dia digempur berbagai pertanyaan anggota DPR. Banyak pertanyaan itu sudah bukan lagi bertanya, tapi lebih pantas disebut interogasi dan mengadili. Mereka seolah memperlakukan SMI seperti seorang pesakitan.




Begitu pun, SMI tetap tenang. Saat anggota Pansus Akbar Faisal mencecarnya dengan pertanyaan tajam, SMI sesekali menjawab dengan tersenyum. Ada kalanya tangan dia letakkan di bawah meja. "Apakah dia sedang mengirim pesan BBM ke seseorang?" bisik seorang wartawan yang meliput. Ternyata tidak. Tangannya menggenggam tasbih, jemarinya bergerak-gerak menghitung, dan saat mendengarkan pertanyaan, bibir SMI komat-kamit.

Seusai sidang, wartawan bertanya apa yang dia lakukan dengan tasbihnya. Sambil senyum kecil, SMI menjawab: "Saya berzikir agar diberi ketenangan". Seseorang di belakang - mungkin wartawan - nyeletuk: Biasanya tasbih dan zikir buat menghadapi setan Bu.."

Seberapa pintar dia? Kalau ukuran pintar yang dipakai adalah IQ-nya, pernah suatu ketika wartawan bertanya mengenai ini secara langsung ke SMI. Dia menjawab, baru-baru ini membongkar laci dokumen di rumahnya. Tanpa sengaja, dia menemukan lembar hasil test IQ yang dia lakukan saat baru lulus SMA. "Di situ tercatat IQ saya 157". Sebagai pembanding, IQ Einstein adalah 160.

Kalau kepintaran diukur dari prestasinya, ya jelas tak perlu diragukan. Dia adalah orang Indonesia pertama yang pernah menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dia juga dipercaya sebagai Menteri Keuangan oleh dua presiden, SBY dan Jokowi. Di kabinet Jokowi yang terbaru, dia kembali terpilih, masih sebagai Menteri Keuangan. Hattrick, tiga kali menjadi menteri.

Setangguh apa pun, dia tetaplah seorang perempuan yang kadang tak bisa menyembunyikan emosinya. Dia menangis ketika menyambangi keluarga beberapa karyawannya yang tewas dalam kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 lalu. Dia menangis dan suaranya terbata-bata saat diminta komentar TV tentang wafatnya Ibu Ani Yudhoyono.

"Tapi kalau soal pekerjaan, saya berusaha keras menahan emosi," kata SMI suatu ketika. Ada cerita, suatu saat SMI sedang memimpin rapat di kantornya. Lalu ajudan masuk dan menyampaikan kabar ibundanya meninggal di Semarang, kampung halaman keluarga SMI.

Setelah menghela napas beberapa detik, SMI kemudian meneruskan rapat, sampai seluruh agenda rapat selesai. Padahal, para dirjen yang ikut rapat menyarankan SMI segera pulang ke Semarang. Tapi SMI menolak, dan rapat tetap berjalan sesuai agenda.

Sumber :
seberapa pintar ibu sri mulyani

sepak terjang sri mulyani dalam kasus bank century/