inal74Avatar border
TS
inal74
Serpihan Jejak Sejarah Freemasonry di Indonesia
Kita akan menciptakan dan melipatgandakan loji-loji masonik bebas, di tiap-tiap negara di dunia, menyerap mereka menjadi apa pun atau siapa pun yang menonjol dalam aktivitas publik, lalu dengan loji-loji ini Kita akan mendapatkan jasa intelejen utama Kita dan alat-alat untuk mempengaruhi. Kita akan membawa semua loji ini ke dalam satu administrasi pusat, hanya diketahui oleh Kita, dan orang lain sama sekali tidak mengetahuinya, yang akan disusun oleh para sepuh bijak Kita. Di dalam loji-loji ini, Kita akan mengikat gerombolan tersebut dalam satu ikatan bersama dengan seluruh elemen revolusioner dan liberal,
(Protokol Zionis Nomor 15).



Gerakan Freemasonry di seluruh belahan dunia telah berusia ratusan tahun. Setiap anggota Freemasonry, dimana pun mereka berada, mengemban tugas mempersatukan manusia dan menghapus segala bentuk pemisah antar manusia. Gerakan Freemasonry tidak menganut suatu dogma atau ajaran tentang perbedaan latar belakang budaya atau agama. Freemasonry memiliki bahasa rahasia dan aneka lambang juga simbol yang hanya dipahami oleh para anggotanya. Kegiatan ritual dalam Freemasonry diarahkan pada penemuan wujud diri sendiri, mengolah dirinya sendiri untuk menjadi "manusia yg lebih baik" alias antroposentrisme. Oleh sebab itu bagi seorang freemason, peribahasa yunani kuno: gnothi seauton("kenalilah dirimu sendiri) memiliki makna istimewa. Para freemason menghindari setiap perumusan ajaran-ajaran agama. Mereka bekerja demi kemuliaan “Jurubangun Tertinggi Alam Semesta” atau “Ahli Bangunan Tertinggi Alam Semesta”. Bisa dikatakan, Freemason memiliki peranan penting bagi lahirnya pandangan Teosufi dan teologi pembebasan. Salah satu ajarannya begitu akrab di telinga: semua agama itu sama atau benar, karena semuanya mengajarkan kebenaran dan kebaikan. Selain para Yahudi, organisasi inipun melibatkan orang-orang non-Yahudi dalam keanggotaannya.



Lodge, Loge, atau loji alias tempat pertemuan para anggota freemasonry pertama kali didirikan di Hindia Belanda atau Nusantara alias Indonesia pada masa pemerintahan Kompeni Belanda atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagie), terutama pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra (1761-1775), Gubernur Jenderal Jeremias van Riemsdijk (1775-1777), dan Gubernur Jenderal Reyner de Klerk (1777-1780). Pada masa pra kemerdekaan, kaum pribumi menyamakan freemasonry dengan tarekat, sehingga ada juga yang menamakanya Tarekat Freemason atau Tarekat Mason Bebas alias Tarekat Umat Manusia. Adapun loji-loji orang Belanda dan orang Indonesia yang pernah berdiri di persada Nusantara ini antara lain:
  1. Loji La Choisiedi Batavia didirikan pada tahun 1762 atas prakarsa J.C.M Radermacher, anak dari Suhu Agung (grand master) pertama Freemasonry di Belanda bernama Joan Cornelis Radermacher. Loji ini merupakan pengurus freemasonry di wilayah Asia bagian timur. Dalam sebuah surat keputusan tahun 1765, tetulis: “Loge (loji) SALOMON mencakup wilayah selain kerajaan Mongol dan kerajaan Persia, juga Pesisir Koromandel dan Malabar dan juga Pulau Ceylon sebagaimana loge LA CHOISIE membawahi Jawa, Sumatra, Malaka, Makassar, Ternate, Amboina, Banda dll.”
  2. Loji La Fidele Sincerite (berdiri tahun 1767) alias The Blue Lodge di Batavia. Loji ini didirikan oleh 5 orang freemason Belanda yang bekerja di VOC, yaitu Johan Ulrich Schneider, Paulus Rohrborn, Jan Marten Reemer, Jacob van der Wijck, dan Arnoldus Musquetier.
  3. Loji La Vertueuse (berdiri tahun 1768) alias Yellow Lodge di Batavia. Ketua pertama dari loji ini adalah J.G.D Hasselaar yang bekerja sebagai administratur gudang gandum.
  4. Loji La Constance et Fidele (berdiri tahun 1798) di Semarang. Salah seorang anggota dari loji ini bernama C.E van Goor.
  5. Loji De Vriendschap (berdiri tahun 1809) di Surabaya. Salah seorang anggota dari loji ini bernama Penning Nieuwland
  6. Loji Virtutis et Artis Amici (berdiri tahun 1813) di Pondok Gede, Bekasi. Salah seorang anggota dari loji ini adalah Thomas Stamford Raffles.
  7. Loji De Ster in het Oosten (berdiri tahun 1837) di Batavia.
  8. Loji Mata Hari (berdiri tahun 1858) di Padang
  9. Loji Mataram (berdiri tahun 1870) di Yogyakarta
  10. Loji L’Union Frederic Royal (berdiri tahun 1872) di Surakarta
  11. Loji Prins Frederik (berdiri tahun 1877) di Kota Radja, Banda Aceh
  12. Loji Veritas (berdiri tahun 1882) di Probolinggo
  13. Loji Arbeid Adelt (berdiri tahun 1882) di Makasar
  14. Loji Deli (berdiri tahun 1889) di Medan
  15. Loji Excelsior (berdiri tahun 1891) di Buitenzorg alias Bogor
  16. Loji Tidar (berdiri tahun 1896) di Magelang
  17. Loji Sint-Jan atau St.Jan (berdiri tahun 1896) di Bandung. Ketua loji ini bernama J.H Uhl
  18. Loji Fraternitas (berdiri tahun 1896) di Salatiga
  19. Loji Humanitas (berdiri tahun 1896) di Tegal
  20. 20. Loji Agung Provinsial Hindia Belanda (berdiri tahun 1899) di Batavia. Loji khusus untuk melaksanakan pertemuan tahunan masonik di wilayah Hindia Belanda.
  21. Loji Malang (berdiri tahun 1901) di Malang
  22. Loji Blitar (berdiri tahun 1906) di Blitar
  23. Loji De Dageraad (berdiri tahun 1918) di Kediri
  24. Loji Het Zuiderkruis (berdiri tahun 1918) di Batavia
  25. Loji De Broederketen (berdiri tahun 1919) di Batavia
  26. Loji De Driehoek (berdiri tahun 1926) di Jember
  27. Loji Serajudal (berdiri tahun 1933) di Purwokerto
  28. Loji De Hoeksteen (berdiri tahun 1933) di Sukabumi
  29. Loji Palembang (berdiri tahun 1930-an) di Palembang
  30. Loji Brodertrouw (berdiri tahun 1931) di Bandung
  31. Loji De Witte Roos (berdiri tahun 1948) di Jakarta
  32. Loji Bhakti (berdiri tahun 1950-an) di Semarang. Ketua: R.T Soedjono. Anggota: R.T Soeprapto, R.Ng.Sosrohadikusumo, Achmad Probonegoro, Sarwoko Mangunkusumo, F.G Deibel.
  33. Loji Purwo duk Sino alias Alpha and Omega (berdiri tahun 1952) di Jakarta. Ketua: R.A.A Sumitro Kolopaking Purbonegoro. Anggota: R. Soerjo, R.M Soebali, Ir. Hudioro Sontoyudo, R.M.G Sugondo, Drs. Liem Mo Djan, Siem Soe Ho.
  34. Loji Dharma (berdiri tahun 1953) di Bandung. Ketua: M. Sewaka. Anggota: R. Sutedjo, Ang Goan Hoat, Liauw Kok Liong, Hwan Hay Kie, J.Th. Herfkens.
  35. Loji Pamitran (berdiri tahun 1954) di Surabaya. Ketua: R. Soeprapto. Anggota: J.Th. Vermeulen, M. Marjitno, Sie Wie Hoo, A.M Hermanus.
  36. Loji Majelis Tahunan Indonesia (berdiri tahun 1955) di Jakarta. Peresmian loji dan pelantikan para anggota loji ini dipimpin oleh Grand Master Freemasonry dari Belanda Ir. C.M.R Davidson.
  37. Pendirian Loji Timur Agung Indonesia pada tahun 1956.

Kalangan priyayi dari tanah Pasundan pengikut Freemasonry adalah Abas Soeria Nata Atmadja, R.M.A.P Ariodinoto, Adipati Ario Suriamihardja, dan R.A.A Wiranata Kusumah. Sementara dari kalangan priyayi Jawa antara lain:
  1. Raden Saleh (1810-1890) adalah orang pribumi pertama yang masuk menjadi anggota Freemasonry. Raden Saleh dilantik pada tahun 1836 di loji Eendracht Maakt Mach, Belanda. Beliau adalah pelukis pribumi pertama pengikut ajaran Freemasonry.
  2. Seorang leluhur dari Sultan Pontianak bernama Abdul Rachman adalah muslim pertama yang pada 1844 resmi masuk menjadi seorang freemason dari loji De Vriendschap di Surabaya.
  3. R.A.A Sumitro Kolopaking Purbonegoro adalah Grand Master pertama dari Loji Agung Indonesia.
  4. Ir. R.M.P Soerachman Tjokrodisoeria adalah seorang freemason sekaligus pejabat tinggi di Departemen Urusan Ekonomi.
  5. Sosrohadikusumo dan Mr. Dr. Ngabehi Subroto (pernah menjadi walikota Bogor) adalah freemason ningrat yang anti Jepang.
  6. Dokter Tengku Mansur berasal dari Loji Deli, Medan
  7. Sultan Hamid Alkadri alias Sultan Hamid II dari Pontianak bergabung dalam tarekat freemasonry pada tahun 1948.
  8. Pangeran Harjo Soerjodilogo alias Paku Alam V menjadi freemason sejak tahun 1871 dari loji Mataram.
  9. Paku Alam VI dan Paku Alam VII menjadi freemason sejak tahun 1900-an dari loji Mataram juga.
  10. R.A Pandji Tjokronegoro (Bupati Surabaya) sudah menjadi anggota freemason sejak tahun 1850-an.
  11. Pangeran Ario Notodirodjo (aktivis Boedi Oetomo) menjadi freemason pada tahun 1887.
  12. Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (1908-1993) adalah freemason yang semasa hidupnya menjabat sebagai Kepala Djawatan Kepolisian Negara pertama (sekarang Kapolri). Saat ini beliau ditetapkan sebagai Bapak Kepolisian Negara Republik Indonesia.



Kemudian, diketahui bahwa para wakil Grand Master (wakil Suhu Agung) Freemasonry Belanda yang pernah menginjakkan kaki di tanah Nusantara ini antara lain adalah:
  • N. Engelhard (Direktur Jenderal Hindia Belanda dan Gubernur serta Direktur Pesisir Timur Laut Jawa mulai dari tahun 1798 sampai dengan tahun 1823)
  • H. Merkus de Kock (Letnan Gubernur Jenderal dan Panglima Tentara Hindia Belanda mulai dari tahun 1823 sampai dengan 1831. Jenderal de Kock adalah lawan Pangeran Diponegoro dalam Perang Diponegoro alias Perang Jawa)
  • J.F Jasper (Gubernur Yogyakarta mulai dari tahun 1940 sampai dengan 1945)
  • A. Holle (pejabat tinggi di Kementerian Kehakiman mulai dari tahun 1954 sampai dengan tahun 1957).

Terdapat 10 nama yang diakui oleh Freemasonry Belanda sebagai saudara seiman yang berjasa besar dalam penyebaran ajaran Freemasonry di Nusantara, yaitu: Gondokusumo, Sewaka, Wisaksono, R.A.A Sumitro Kolopaking Purbonegoro, Surachman, Hudiono, Soerjo, Liem King Tjiauw, Loa Sek Hie, dan Liem Bwan Tjie.

Jumlah aktivis Freemasonry dalam rentang waktu 1700-an sampai dengan 1960-an di wilayah Nusantara berjumlah sekitar 1500 orang. Setiap loji memiliki hak otonominya sendiri-sendiri. Namun dalam hal penghayatan intisari ajaran freemasonry, semua loji memiliki satu kesamaan, yaitu mengutamakan tafsiran pribadi dari masing-masing anggotanya. Masyarakat awam menyebut mereka sebagai perkumpulan kebatinan. Setiap berkumpul, minimal mereka membutuhkan 2 buah lilin, 2 botol minuman anggur, 1 pak kartu, dan 6 buah pipa untuk merokok alias cangklong.

Selain loji, para freemason pun rajin membentuk sebuah komunitas atau organisasi untuk kepentingan umum, yaitu:
  • Bataviaasch Genootschap voor Kunsten en Wetenschappen(Perhimpunan Batavia untuk Kesenian dan Ilmu Pengetahuan). Komunitas ini dibentuk oleh seorang freemason bernama Jacob Cornelis Matthieu Radermacher pada tahun 1778. Pada tahun 1800-an komunitas ini membangun sebuah museum yang pada jaman sekarang museum tersebut diberi nama Museum Nasional Indonesia yang terletak di kawasan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat. Kemudian pada tahun 1894, komunitas ini juga membangun Museum Zoologi Bogor (berada satu komplek dengan Kebun Raya Bogor).
  • Stichting Logegebouw Batavia (Yayasan Gedung Loji Batavia) yang mengelola gedung Adhuc Stat (sekarang Gedung BAPPENAS)
  • Stichting Ordegebouw Djakarta (Yayasan Gedung Tarekat Djakarta)
  • Carpentier Alting Stichting (Yayasan Carpentier Alting). Seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, banyak anak-anak Indonesia yang mendaftar di sekolah-sekolah yang didanai oleh Carpentier Alting Stichting di Jakarta. Sebuah sekolah niaga sempat didirikan di Semarang dimana anggota freemasonry orang Indonesia dan Belanda ikut membantu proses pendiriannya.


Lambang Freemasonry di Museum Taman Prasasti, Kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat


Kaum Freemasonry di Nusantara ini pun membuat majalah bulanan (sejenis in-house magazine) bernama Indisch Maconniek Tijdschrift(Majalah Masonik Hindia) yang diketahui beredar selama 66 tahun (1895-1961). Pada tahun 1949 majalah ini diubah namanya menjadi Maconniek Tijdschrift voor Indonesie, orgaan van de Provinciale Grootlage voor Indonesie (Majalah Masonik untuk Indonesia, terbitan dari Loji Agung Provinsial untuk Indonesia). Pada tahun 1956, majalah ini diubah lagi namanya menjadi Maconniek Tijdschrift Organ der Provinciale Grootlage van Zuid-Oost-Azie (Majalah Masonik Organ Loji Agung Provinsial Asia Tenggara). Selain majalah masonik ini, khusus di Padang pernah beredar pula suratkabar zionis bernama Erets Israel mulai dari tahun 1926 sampai dengan tahun 1939.

Pada 3 Maret 1950, Presiden Soekarno menerima audiensi dari rombongan Tarekat Freemasonry Indonesia, dan berdiskusi dengan mereka selama 1 jam lamanya. Lalu dengan mengeluarkan Keppres nomor 264 tahun 1962, Presiden Soekarno memutuskan agar Tarekat Freemasonry Indonesia, Rotary Club, Moral Re-armament, dan Rosicrucian menghentikan segala bentuk kegiatannya di tanah air. Dengan adanya keputusan resmi ini, maka Tarekat Freemasonry Indonesia menjadi dilarang, dan otomatis segala aset milik tarekat ini pun jatuh ke tangan negara. Namun 38 tahun kemudian, melalui Keppres Nomor 69 Tahun 2000, Gus Dur (Presiden RI kala itu) melegalkan kembali eksistensi Tarekat Freemasonry di Indonesia. Masih eksiskah tarekat ini di Nusantara hingga kini? Entahlah. Hanya Allah SWT yang tahu .


Di Indonesia kami menyalakan obor, masih kecil, obor kemanusiaan dan akal sehat. Marilah kita berjaga supaya obor ini terus menyala dengan nyala yang semakin terang, agar banyak orang yang mencari dapat menemukan jalan ke Terang Tarekat yang abadi,
(Sutan Syahrir, Jakarta, 1946).



Sumber:
Paul W. van der Veur, Freemasonry in Indonesia From Radermacher to Soekanto 1762-1961, International Studies Southeast Asia Series No.40, Ohio University Center for International Studies Southeast Asia Program, Athens, 1976.

Dr. Th. Stevens, Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, Penerjemah: Pericles Katoppo M.A, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2004.
Diubah oleh inal74 14-11-2019 05:35
serapionleoAvatar border
orochimoriAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 2 lainnya memberi reputasi
3
4K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan