VolkswagenPutih
TS
VolkswagenPutih
Pabrik Sepatu di Banten Hengkang, Setuju Gak Itu Cuma Akal-akalan Pengusaha?

(Credit: Industry.co.id)


Banten sekarang ini sedang menjadi pembahasan hangat dikalangan warganet. Bukan karena destinasi wisatanya yang indah, bukan pula tentang cantiknya wanita yang berasal dari daerah yang terkenal akan ilmu kleniknya tersebut. Namun, Banten kali ini sedang menjadi perbincangan karena banyaknya pabrik sepatu yang akan hengkang.

Setidaknya ada 10 pabrik sepatu di Banten yang akan memindahkan pabriknya ke Jawa Tengah. Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakri menyebutkan alasan dari pemindahan sejumlah pabrik tersebut dilakukan karena tingginya upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Banten. Diketahui UMK Banten pada tahun 2020 nanti mengalami kenaikan hingga 8,51% dibandingkan dengan tahun 2019. Bahkan, UMK yang paling tinggi pun mencapai Rp 4,24 Juta. Dengan upah yang tinggi tersebut tentunya akan berdampak secara signifikan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan pengusaha, salah satunya pengusaha sepatu.


(Credit: Industry.co.id)


Melihat situasi tersebut, Gubernur Banten Wahidin Halim, mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi di provinsinya. Ia pun juga menyadari bahwa banyak pengusaha yang tidak sanggup untuk mengeluarkan biaya produksi dan juga kenaikan upah tersebut. Wahidin juga berharap buruh yang terkena dampak terkait pemindahan pabrik sepatu ini dapat memaklumi kondisi yang terjadi.

"Banyak yang gak sanggup, bea produksi tinggi, ekspor juga, prihatin, mangkanya kita berharap pada buruh untuk memahami kondisi sekarang," kata Wahidin Halim di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (20/11/2019) melansir dari Kompas.com.


Gubernur Banten Wahidin Halim (Credit: Titiknol)


Menanggapi kondisi banyaknya pabrik sepatu yang akan hengkang tersebut, Presidium Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3) Maman Nuriman mengatakan hal tersebut hanyalah akal-akalan pengusaha untuk memeras tenaga buruh dengan upah yang sekecil-kecilnya.

Maman berpendapat sebenarnya pengusaha masih mampu membayar upah buruh walaupun UMK 2020 naik. Ia berujar hal tersebut hanyalah kamuflase saja. Sebabnya sepatu yang diproduksi oleh pabrik sepatu di Banten bisa dijual mahal di luar negeri karena bermerk mahal.

Maman juga menilai perusahaan yang memilih hengkang karena alasan UMK yang tinggi ke daerah dengan UMK rendah sama saja seperti memeras keringat buruh dengan bayaran sedikit mungkin.


Presidium AB3 Maman Nuriman (Credit: Kompas)


Tapi, kita tetap tidak bisa menutup mata juga jika pengusaha pasti akan mengincar keuntungan sebesar mungkin untuk keberlangsungan usahanya. Dan, hal tersebut akan semakin terealisasi jika biaya produksi dan biaya upah buruh bisa ditekan sekecil mungkin.

Konsekuensi dari upaya yang dilakukan pengusaha sepatu di Banten tersebut memang akan sangat berpengaruh kepada nasib buruh. Buruh yang bekerja di pabrik-pabrik sepatu tersebut pun tidak dapat berbuat apa-apa karena hidupnya sangat bergantung dengan kebijakan pengusaha.

Sebenarnya tidak bisa disalahkan juga strategi yang dilakukan oleh pengusaha sepatu di Banten terkait dengan relokasi tersebut. Dan, tidak bisa disalahkan juga sikap sinis yang disampaikan oleh Presidium AB3 yang menyebut relokasi pabrik ke Jawa Tengah hanya akal-akalan saja.

Bagaimana tanggapan Agan dan Sista mengenai tanggapan buruh di Banten tersebut? Setujukah kalian kalau strategi yang dilakukan pengusaha sepatu di Banten hanyalah akal-akalan semata untuk memeras tenaga buruh dengan upah sekecil mungkin?

Quote:




Quote:


Quote:
Diubah oleh VolkswagenPutih 21-11-2019 07:47
viniestAdhityaPutra200bukan.bomat
bukan.bomat dan 23 lainnya memberi reputasi
20
22.1K
239
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan