fitrijunitaAvatar border
TS
fitrijunita
[LOVE LETTER 4] Sebuah Kerinduan, Tahukah Mama?
Dear My Mom

Sumber : Google editing by Canva

Hujan menyapa kembali teras rumah ini, termenung mengingat masa lalu yang penuh dengan perjuangan

Mama apa kabar di sana?
Tepat di bulan Febuari ini tanggal 20, genap sudah sebelas tahun Mama pergi meninggalkan kami semua. Masih ada rasa tak rela saat mengingat mata Mama terpejam untuk selamanya, tapi tak dapat di pungkiri juga, ada rasa lega saat melihat Mama terbebas dari rasa sakit yang telah bertahun-tahun menyiksa.

Tahukah, Mama?
Sampai detik ini, aku masih iri ... iri melihat teman-teman yang masih bisa pergi dan jalan berdua dengan wanita yang melahirkannya. Ingin rasanya protes kepada Tuhan, kenapa mereka masih bisa berpelukan hangat dengan wanita hebat mereka.

Namun, aku tahu, tak ada hak sama sekali untukku protes atau mengeluh kepada Dzat yang telah memberikan kita semua banyak nikmat.

Mama, apakah tahu pintaku kepada Tuhan kita?
Dulu, aku selalu meminta, Tuhan yang Maha Pengasih berkenan memberikan usia yang panjang untuk Mama. Agar kelak, Mama bisa melihat dan menggendong cucu-cucu Mama yang lahir dengan lucu. Agar, ada masa untuk kami bisa selalu membahagiakan Mama.
Namun, lagi-lagi pintaku tak seiring dengan skenario-Nya.

Sedih? Pasti!

Kini, rasa penyesalan memang selalu datang terlambat. Banyak kesedihan yang kutorehkan di hati Mama, sengaja maupun tak sengaja. Tapi sungguh, saat melihat kesedihan di mata Mama, hati ini pun ikut teriris dan ingin sekali kukatakan kalau aku sangat menyayangi Mama, I love You Mom, please forgive me!

Apa kabar Mama saat ini?
Tak terasa air mata masih setia mengiringi saat aku mengingat Mama. Air mata yang mewakili rasa rindu ingin bertemu dan kembali merasakan hangatnya pelukan dan lezatnya masakan Mama. Air mata yang menunjukkan kerinduan dengan sikap Mama yang selalu sabar menjalani takdir-Nya meski harus terwarnai dengan deraian air mata dan luka.

Namun, itu semua tak mungkin terjadi bukan, Ma?

Tahukah, Mama?
Beberapa bulan lagi, Ramadhan menyapa. Air mata ini kembali tumpah, di saat orang lain berbondong-bondong pulang kampung untuk bisa menjalani hari pertama puasa mereka bersama orang tua, aku hanya bisa tersenyum pahit dengan hati yang mendung. Aku iri, Ma!Meski aku telah menjadi seorang mama untuk buah hati kami, tapi bukankah aku masih tetap menjadi anakmu, Ma?

Kini dalam sujudku, semoga Allah selalu menempatkan Mama di tempat paling mulia di sisi-Nya.

Aamiin Allahumma Aamiin


Minangkabau, 04 Febuari 2020


tata604Avatar border
aldysadiAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
1.6K
23
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan