.
Burung dara sudah bisa terbang
Saat matahari menyapa pagi
Kuucapkan kata selamat datang
Terimakasih sudi mampir kesini
Quote:
Kepada Yang Berada Di dalam Doaku, Semalaman Tadi
Dear Mama,
aku hanya tidak ingin mengenangmu pada kesempatan kali ini. Namun perlu kau tau, bahwa kasih sayang Abah seharusnya ada kepada dirimu, sebagaimana layaknya seorang wanita mengasihi anak-anaknya. Walau kita tidak terikat oleh kekuatan ibu dalam rahim.
Hanya jika boleh meminta, jadilah Mama yang seutuhnya, tanpa sebuah beban dipundak dan kalimat ini selalu ada dalam tiap doa di antara air mata yang menetes dipipi.
Kau tau mama, ia yang kupanggil dengan sebutan Abah, mulai aku rindu sejak wajahnya tidak lagi bisa kupandangi. Dia adalah seorang sosok pria sederhana, yang bahkan tidak pernah mengeluhkan tentang kehidupan yang busuk di antara sesaknya laju manusia menciptakan keramaian.
Kau tau mama, Abah begitu sadar bahwa kehidupan ini tidaklah sebaik yang diimpikan setiap manusia, maka mulailah mama menelusuri pagi yang dingin dan terik siang yang membakar kulit hingga terkadang banyak orang yang terkapar tak berdaya. Juga malam-malam kelabu penindasan norma dan dogma dipermainkan wajah bumi.
Kau tau mama, Abah pernah memberikan banyak petuah bumi. Di mana keberadaannya memerlukan unsur-unsur warna untuk lebih meriuhkan sebuah kata "KEHIDUPAN." Jadi selayaknya kita sebagai manusia, sangat perlu mengingat rasa sakit sebelum merasakan kenikmatan. Sampai di sini, apakah kau memahami apa yang bergejolak dalam hatiku, Mama?
Mungkin aku anak paling durhaka yang pernah menganggapmu hanya sebagai nyonya, istri ayah. Bukan sebagai mama, kesayanganku. Demi bunda terlintas kalimat permintaan maaf, aku meminta maaf. Maafkanlah aku!
Namun perlu kau ketahui betapa besarnya keinginan hatiku untuk lebih bertemu dengan abah. Pahamilah, aku mencintainya bukan hanya sebatas usia. Namun tak terbatas dan melebihi cintaku kepadamu, mama. Hal ini tidak bisa kutukar dengan menit waktu yang terbuang percuma.
Isak diantara pagi dan malam, hanya menginginkan wajahnya bisa kulukiskan dengan sempurna. Namun entah mengapa mata ini terlalu rabun, hingga tak mampu membayangkan dia utuh, dalam kanvas dan hanya hidup dalam pemikiran.
Abah terlalu indah untuk kuabadikan dalam kanvas. Jadi hanya ilmunya sajalah, yang bergerak bebas mengitari kehidupan, yang tidak akan pernah rampung, untuk kuselesaikan dalam menjelajahi seluruh dunia.
Dear mama,
Pernah satu kali aku mencoba melukiskan wajahmu bersanding dengan Abah, saat wajahnya masih tampak di bola mata. Namun serupa ada rasa ketidak-ikhlasan, hati dan tangan tidak mampu melukiskannya, bahkan lukisan itu menjadi sebuah angkara murka yang sangat dahsyat dan membunuh para warna yang seharusnya ada menghias bibir pagi.
Mama, aku ingin sekali kau sentuh hatimu dan katakan kepada dunia bahwa kau mencintai seseorang. Bukan sebuah tokoh dalam perwayangan yang penuh ilusi ke-fatamorgana-an. Tapi sebagai bentuk manusia dengan takdirnya.
Pahamilah mama, aku menantikanmu untuk menyambut tubuh lusuhku, dengan keindahan pagi, beserta cakrawala tanpa nama, yang begitu tulus murni.
Untukmu, Abah
Untukmu, Mama
Dan untuk diriku yang sedang termakan usia zaman
Berikanlah aku kekuatan untuk lebih berdamai dengan kekalahan.
Salam Cintaku
Rin-Del
Rasanya ingin membeli berlian
Harganya mahal berwarna putih
Curhatan cukup sekian
Pamitlah Adel salam dan terimakasih