TS
malaikatrindu
[LOVE LETTER 4] Ketakutan Itu Bernama Ros
Quote:
Bandung, 7 Februari 2020
Teruntuk manusia bernama Ros
Di Kuningan
Di Kuningan
Selamat pagi, Ros
Selamat siang, Ros
Selamat sore, Ros
Selamat malam, Ros
Eh, salamku terkesan berlebihan, ya?
Tapi, tidak menurutku.
Ros tahu mengapa?
Hm, baiklah akan kuberi tahu.
Jadi, surat ini kutulis bukan sekadar untuk dibaca hari ini dan detik ini. Tapi, lebih dari itu. Sungguh.
Aku berharap Ros membaca surat ini juga nanti besok pagi, nanti lusa siang, nanti minggu depan saat sore hari bahkan mungkin nanti malam hari ketika hubungan di antara kita sudah tidak ada lagi.
Eh, bukan bermaksud menginginkan perpisahan. Itu hanya harapan dari hati kecilku yang paling dalam, andai takdir tak merestui kita lagi, kuharap Ros masih sudi membaca surat ini. Lagipula, bagaimana mungkin seseorang menginginkan sesuatu yang menjadi ketakutan terbesar dalam hidupnya, bukan?
Sungguh, kehilangan Ros merupakan mimpi buruk. Itu selalu menjadi paranoidku yang tak berkesudahan.
Eh, terdengar lebay dan berlebihan lagi, ya?
Tidak, aku tidak sedang membual. Ros datang saat aku merasa terbuang, sendiri dalam senyap sunyi tanpa ada seorang pun yang sudi menemani. Saat itu, hari-hari hanya terisi oleh sakit hati. Harapan dan kepercayaanku telah usai karena dikhianati. Suara yang terdengar sekadar caci maki. Lalu, Ros tiba-tiba hadir menghampiri seraya mengulurkan tangan dengan wajah berseri. Aku sama sekali tidak menduga itu dapat terjadi. Rasanya mustahil terjadi karena benar-benar seperti mimpi.
Seluruh ketakutanku lenyap setelah Ros hadir dalam hidup ini. Jika Ros pergi, nanti siapa orang yang akan melindungi diri ini? Aku memang selemah itu. Tapi sungguh, untuk membahagiakan Ros aku bisa menjadi lebih kuat dari siapapun. Jadi kumohon, Ros jangan pergi.
Bukankah setiap kali kita berkomunikasi, aku selalu menyelipkan doa agar hubungan ini abadi dan Ros senantiasa mengamini? Aku percaya, amin itu terucap bersamaan dengan keyakinan yang tulus dari dalam hati. Amin paling serius.
Omong-omong, malam ini hujan lagi. Petir mengilat di sana-sini. Guntur menggema tak henti-henti. Biasanya, aku akan pergi ke kamar mengurung diri. Menutup telinga dengan badan terselimuti. Tapi tidak dengan saat ini, rasa takut itu lenyap karena ketakutan kehilangan Ros.
Dini hari, Ros selalu mengajak untuk segera bangun, menyucikan diri dan menghamparkan sejadah seraya bersujud kepada Yang Maha Suci. Juga mengabari segera bersahur sebelum Imsak. Sungguh, bahagia sekali rasanya. Tapi, di saat yang bersamaan aku merasa takut. Takut itu semua tidak akan terjadi lagi.
Begitu pula saat pagi hari sebelum kita menghadap kesibukan masing-masing. Siang kala waktu luang. Sore ketika kita pulang. Malam saat kita beristirahat. Aku takut akan perpisahan di antara kita.
Takut ...
Takut ...
Takut ...
Aku selalu seperti itu.
Hingga akhirnya, ketakutanku itu sirna kala diriku menyadari sesuatu. Menyadari bahwa kita tidak akan berpisah. Sungguh. Jika besok lusa Ros pergi, aku tak cemas sama sekali. Seperti yang kita yakini, Tuhan menjanjikan Kehidupan Abadi. Saat bangkit setelah usai kisah dari dunia yang hina ini, aku aku menghampiri Ros sebagaimana dulu Ros menghampiri. Nanti, kita akan tersenyum bersama lagi. Nanti, tak ada lagi rasa takut. Semua itu telah dicabut.
Kini, aku percaya bahwa tak ada yang bisa memisahkan kita, sekalipun itu maut. Rasa takut tak lebih baik dari suara kentut.
- Malaikatrindu
Gambar:Google
Diubah oleh malaikatrindu 09-02-2020 13:51
tien212700 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
1.2K
Kutip
5
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan