📩[LOVE LETTER 4]✉ SEPUCUK RASA DI UJUNG PENA







~`°~`°~`°~`°~`°~`°💕💕~`°~`°~`°~`°~`°~`°~`°~




Dear Nisa,

Wanita penggugah cinta yang datang di kala sepi mendera.
Apa kabar hari ini? Semoga selalu baik-baik saja.


Hmm ... sudah beberapa purnama ini aku lukiskan sepatah kata tanpa makna. Hampa, tanpa warna biasa menghias di ujung pena. Sedang saban hari ingin kulukis semrabut rasa pengalang aku bercerita tentang indahnya engkau tercipta.

Kemana kau hilang berpendar? Bersembunyi di balik semak-semak rindu yang kian menggumpal. Sungguh! Aku merindu padamu! Ketika kau agungkan ceria saat jari jemari mulai mengetik pesan singkat, saat itulah ingin kupuisikan dirimu selayak kagumkan pada bidadari surga.





Aku terus mencari, menelisik khayalan. Jua, singgah di berandamu yang tanpa ada duka saat menjauh. Aku sungguh terluka, ketika kutemukan sapaan untuk laki-laki lain. Kau berujar mesra membuat cemburu di dalam hati bergejolak.

Segampang itukah lari dari hatiku? Mencari baru tanpa memperhatikan kesakitan yang kualami. Berhari-hari pikiranku kacau, kegiatan tak kondusif seperti biasanya. Awan mulai mendung termakan gelap, rasa itu pudar. Lalu, menumpah air yang kuanggap susu. Padahal, hanya air mata mentes di pipi.

Ah! Nasib memang selalu tak berpihak. Semesta pun tak mengikat, hanya pekat yang sedang menghias indah di hidupku.



Sampai hari itu. Kita dipertemukan lagi, saling menyapa mesra. Bercanda tanpa ada lagi canggung. Saat itulah aku mulai sadar untuk menjaga jarak tetap dekat. Seumpama kau ingin pergi, aku akan sanggup menarik lagi.

Lagi! Kupuisikan indahnya dirimu. Memberi warna dalam setiap kata pena ini menggores.









~Ran~


Perwira, 11 Februari 2020