Hey, Ini bukan surat cinta!
Mungkin, kamu juga sudah tahu kenapa.
Iya, aku meminta kepada Tuhan agar tidak membuatku jatuh cinta padamu meski, kadang aku ingin juga ....

Sebagai sesama penyuka bola, tentu kita saling berbangga terhadap tim idola.
Iya, tim mu sekarang memang lebih sering juara.
Bahkan cinta pertamaku pun berlabuh disana dan berhasil mengangkat piala.
Tidak sampai disitu, bebeb Jirudku juga menjadi anggota tim mu sejak musim lalu!

Sebagai seorang rival, membaca nickname ID Kaskus ku saja, kau langsung mengetahui siapa aku.
Hayo ngaku, berapa kali saja kau memintaku untuk berganti jersey dari merah ke biru?
Ahh, tapi aku tidak mau!

Bermula dari kuotan minta cendol pada sebuah thread di akhir tahun 2017 itu, kita jadi saling bertegur sapa dan selanjutnya aku mulai menyerang tim mu di PM.
Katamu ; mulai berani ngejek yaa kalo di PM!
Pfffttt ... aku memang suka begitu, tapi tidak terima jika ada yang menjelekkan tim kesayanganku. Ulululuuu.

Hoya, apa benar awalnya kamu mengira aku tidak akan mengatakan yang sebenarnya?
Meski telah tahu siapa aku dengan semua ke'absurd'anku, nyatanya kita masih tetap berkirim pesan yang kebetulan waktu itu, Kaskus bagaikan candu untukku.

Kita pernah berbicara sampai tengah malam, membahas banyak hal dari ranking Kaskus di alexa hingga tentu saja, membahas tentang bola!
Dalam obrolan panjang kita, kau kerap menasehatiku seperti seorang teman lama.
Aku semakin tahu bahwa permintaanku kepada Tuhan untuk tidak membuatku jatuh cinta padamu adalah tindakan yang benar.
Kau tahu, seorang teman yang benar-benar 'teman', tanpa ada rasa cinta yang terpancar.

Ingatkah saat kamu membuat satu ID dan kita pakai berdua?
Ahh, sial ... ternyata aku cemburu saat kamu menggoda seorang Sista.
Padahal seharusnya itu bukanlah urusanku kan yaa?

Dan dari awal tahun lalu, kamu sudah banyak berbuat baik padaku, mengajariku banyak hal tanpa lelah meski aku adalah seorang murid yang payah.
Beberapa kali aku bilang bahwa "aku tidak bisa, aku tidak mampu!"
Tapi kamu masih saja percaya padaku.
Sebenarnya apa sih yang kamu lihat di diriku?
Malahan, aku sering membuatmu marah dan kesal karena ku terus menunda tugasku.

Dan ternyata, omelan, ocehan serta kemarahanmu adalah sesuatu yang ku tunggu dan ku rindu jika lama kau tidak marah lagi padaku.
Dalam hayalanku, kau begitu seksi saat memarahiku.
Meski aku juga beberapa kali menangis disebabkan oleh kata-katamu.
Seringkali aku ngambek setelah kau marahi, tidak membalas pesanmu selama berjam-jam karna aku malu atas semua kesalahanku.

Dan kalimat lucu yang sering kau kirimkan adalah ;

"Kalau udah nggak ngambek, kabar-kabar yaa..."

Aku suka tertawa geli membacanya padahal seharusnya aku yang memulai bicara dan meminta maaf darimu.

Sungguh, aku begitu beruntung dapat mengenalmu selama lebih dari dua tahun ini.
Aku belajar banyak darimu, kau bagi pengalaman dan ilmu yang kau dapat untukku tanpa bayaran alias 'free!'

Aku memang tahu namamu, tapi dalam kontak di HPku, aku menamainya sebagai :


Dan kau tahu itu!
Saat aku mengirim 'screenshoot' nomor ponselmu dan aku lupa tidak memotong tulisan nama yang terpampang jelas pada gambar itu.

Sudah dua kali kamu mengucapkan Selamat Ulang Tahun padaku, terakhir bahkan kau memberi kado untukku, tapi aku sama sekali tidak tahu kapan tanggal lahirmu!
Maukah kau beri tahu aku agar aku juga mendoakan yang terbaik untukmu di tanggal itu dan bersyukur atas kelahiranmu?

Terimakasih banyak untuk kamu, tamvanku!