BunCan
TS
BunCan
[LOVE LETTER 4] Untukmu, Belahan Jiwaku


Menulis adalah caraku mencurahkan isi hati, berbagi ide, dan mencintai hidupku.

Ditemani hening malam, menjelang pagi, kutulis dan kukirimkan rangkaian kata dalam surat cinta sederhana ini, untukmu, belahan jiwaku. 

Balutan Putih Abu-Abu, yang pernah kita banggakan sebagai gerbang awal menuju dewasa, puluhan tahun lalu, turut menjadi saksi bisu perjumpaanku denganmu, untuk pertama kalinya. 

Sosokmu yang dingin kala itu, membuatku enggan menyapamu. Bahkan bermimpi untuk memilikimu sepanjang hidupku pun tak pernah terbersit dalam anganku. 

Aku terlalu sibuk dengan duniaku dan pencarian jati diri. Begitu pun denganmu. 

Meski aku dan kamu hampir tak pernah bertegur sapa, selama bernaung di kelas yang sama, classmate istilah kerennya. Namun, entah mengapa momen pertama berjumpa dan terakhir kali berpisah denganmu, dalam balutan Putih Abu-Abu, masih lekat di ingatanku. Apa mungkin ini kuasa Tuhan, yang telah menakdirkanku sebagai pasangan tulang rusukmu? 

Terpisah ribuan kilometer, selama puluhan purnama, tak jua menghentikan tangan Tuhan bekerja untuk mempersatukanku denganmu. 

Hadirmu yang tiba-tiba, saat gundah gulana melanda, perlahan namun pasti mampu menjadi pelipur lara. 

Polah tingkah, kekonyolan, amarah, tangis, dan tawaku yang garing, tak pernah sedikit pun membuatmu berpaling dariku. Meski seringkali kulukai hatimu dengan sengaja, agar kau segera pergi meninggalkanku. Namun, itu semua seolah tak pernah mampu melunturkan rasa dan asamu untukku. Kegigihan, kesabaran, dan kasih sayang tulusmulah, yang akhirnya mampu meruntuhkan kokohnya benteng pertahanan egoku.  Aku pun larut dalam sikapmu yang selalu memanjakanku. 

Tak terasa, hampir sebelas tahun sudah kuarungi bahtera rumah tangga denganmu, dengan segala suka dukanya, turun-naik bagai roller coaster. Hadirnya tiga buah hati, turut memberi warna-warni pelangi dalam biduk rumah tangga ini. Begitu pun dengan Si Kembar, yang sedang nyaman tertidur dalam rahimku ini, siap menyapa dan meramaikan keluarga kecil kita nanti. 

Saat ini dan nanti, kuingin menua bersamamu. Teruslah berkarya dan menjadi pengayom keluarga kecilmu ini, suamiku, belahan jiwaku. Tersenyumlah dan songsong matahari yang bersiap naik dari peraduannya, memberi kehangatan bagi semesta. 

Dariku, istrimu, belahan jiwa, yang ingin menua bersamamu. 

With ❤️
BunCan


Saat aku tak lagi di sisimu...
Kutunggu kau di keabadian...







Diubah oleh BunCan 20-02-2020 13:26
aldysadiceuhettytien212700
tien212700 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.3K
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan