Halo Edward, apa kabarmu hari ini?
Aku kangen, Nak, padahal kau selalu ada di sini, di sisi, hati dan ruangku. Selalu....

Kulayangkan angan mengingat kali pertama kita berjumpa, kau belum ada, belum dicetak, hanya Indukmu yang kemudian membawa keindahanmu bersama tiga saudaramu.
Kalian berempat kecil sekali dan berwarna-warni, hanya kau yang putih, Ed. Kau memang spesial dari lahir.

Shining, special and beautiful ....


Sekian waktu, saudara-saudaramu mati satu demi satu.
Sedih aku, Ed... hanya tertinggal kau dan dia, si cantik, bulu belang dan pintar memijat, si Bella.... Kalian kesana-kemari hanya berdua dan kompak selalu. Seperti mimi lan mintuno.

Sampai suatu hari Bella pun meninggal mengenaskan terkena racun, biadab dia yang tega meracuninya! Semoga tidak ada lagi pembenci bangsamu yang seperti ini lagi, Ed! Kenapa harus dirundung, dimainin, bahkan dibunuh? Kalau ga suka, pergi saja!

Kau lalu sedih bukan kepalang kehilangan saudara sekaligus teman mainmu, Ed.
Berhari-hari lamanya kau tidak mau makan, oh Ed, masih kukenang pandangan matamu yang menerobos malam, seakan menantikan keajaiban munculnya Bella dari balik tirai kegelapan. Apa kauingat itu?

Ketika kau akhirnya bisa move on, kau jadi semangat lagi, Ed. Badanmu kian menjadi, makanmu rakus sekali, kau jadi begitu bulat menggemaskan, sampai aku menjulukimu 'menuk' alias bulat mengembang menggemaskan. Yihaa ... Edward The Menuk!


Kau memang tampan mempesona Ed, tubuhmu lumayan tinggi, dan bulumu panjang berwarna putih, dengan bercak hitam di beberapa bagian tubuhmu.
Kau peranakan yang persis seperti ayahmu yang juga tinggi, putih dan besar.
Hidungmu mancung berwarna pink yang selalu ku 'ting' dengan gemas.
Ekormu yang mirip dengan pola zebra cross selalu kuinjak hanya demi mendengar dengkuran protesmu yang lucu.
Apalagi kupingmu, selalu kulipat sampai keatas hehehehe. Dan kau diam malah makin mendekat ke tubuh dan hatiku. Ah, sayangku....


Ed....
Apa kau tau arti hadirmu dalam hidupku? Banyak Ed, teramat banyak sampai aku bingung menulis surat ini dari sisi mana berakhir kemana.

Yang jelas, kau banyak membantuku melewati hari-hariku yang terkadang berat, letih, terabaikan, oleh keluargaku sendiri, jadi istri dan ibu itu kadang melelahkan. Hmm...

Kau hadir dengan segala tuntutan rutinmu itu meminta makan juga elusanku, sehingga membuatku merasa sangat dibutuhkan. Terimakasih, my bree....

Ed, kau juga setia dan sabar menghadapi segala kebrutalanku, ah bukan maksudku mengabaikanmu hanya kadang aku capek sekali, dan kau terus merengek meminta makanan. Ed, maafkan aku....

Kau juga santuy Ed, meski jodohmu tak jua bertemu.
Sabar, my boy, suatu saat pasti dia datang. Oke? Kadang sedih juga sih, mendengar teriakanmu yang keras dan menyayat hati itu, malam-malam lagi. Takutnya ada orang sakit hati, terus melempar kau, mending dilempar tulang, bisa dikenyot, kalau dilempar batu, kursi, atau bom? Waduh cilaka 14! (kok gak 12? Aku lebih suka 14 sih xixi )

Dan beberapa hari ini, kau kembali merajuk, Ed. Ada apa? Makan sedikit terus ditinggal pergi. Tapi mengeong minta makan lagi, hadeh apa maumu? Apa yang merasukimu?

Edward, ayolah makan banyak lagi. Gemuk lagi. Kau jadi tirus dan ga lucu kalau kurus, Nak! Jangan ikut-ikutan aku diet ya!

Be shining, be bright, be tough Ed....

Seperti Edward McCullen , si vampir ganteng di Twilight yang dulu jadi inspirasi namamu!

Jangan gentar, selalu semangat dan sehat, aamiin.

Walau kau tak akan pernah bisa membaca surat cinta ini, aku tahu kau juga membutuhkanku, mendambakanku untuk selalu menjagamu.


Terimakasih Edward!