istijabah
TS
istijabah
[LOVE LETTER 4] Salam Rindu Untukmu di Keabadian

Sumber: Pinterest


Dear, gadis perawanku

Apa aku boleh tahu bagaimana kabarmu di sana?

Dear, gadis perawanku

Malam ini, aku sangat merindukanmu, rindu semua tentangmu, mata sipitmu, senyum bahagia yang selalu terhias di bibir tipismu. Meski kadang senyum itu tak sampai pada matamu.

Ya, itulah kamu, seseorang yang tidak pernah menampakkan kesedihan ataupun kemarahan di depan orang lain. Bahkan, sampai saat ini aku tak tahu apakah kau pernah marah atau tidak?

Kadang aku berharap kehilanganmu hanya sebuah mimpi ditidur panjangku. Namun, gundukan tanah itu menyadarkanku, kau tak lagi berada di dunia yang sama denganku dan itu bukan mimpi, tapi kenyataan. Kenyataan yang begitu pahit, bahkan sangat pahit untuk kutelan sampai rasanya tenggorokanku tercekik.

Masih teringat jelas perdebatan kita di pagi hari itu, seperti biasa berdebat masalah skincare yang dengan sembarangan kau beli.

Ya, itulah dirimu yang mudah tergoda dengan iklan yang berseliweran di layar ponselmu. Mudah luluh dengan sedikit rayuan dan wajah mengiba.

Siapa yang menyangka jika pagi itu adalah pagi terakhir aku menikmati senyum itu, pagi terakhir mendengar bantahan-bantahanmu. Pagi terakhir kita berebut mangga masak yang jatuh untuk pertama kali.

Hei, bukankah siangnya kita berjanji akan berkumpul untuk menikmati asamnya mangga muda bersama? Tapi kenapa ... kenapa kau pergi dan mengingkari janji itu?

Kenapa menjadi kami yang berkumpul bukan kita? Ataukah janji itu adalah pesan tersirat darimu?

Dear, gadis perawanku

Kau tahu, sampai detik ini aku masih merasa takut jika mendengar suara dering telpon. Aku takut mendengar sirine ambulance, aku takut mendengar suara hantaman keras ataupun suara yang bising.

Aku takut ... aku sangat takut ...!

Aku takut mengingat hari itu, hari di mana rasanya ada tangan tak kasat mata yang telah merobek-robek tubuhku, meremas hatiku tanpa ampun dan membawa jiwaku pergi tanpa belas kasih.

Aku paham, aku mengerti, bahwa kematian itu pasti dan sesungguhnya yang hidup sekarang pun hanya menunggu giliran saja.

Bukan, bukannya aku tidak ikhlas, tapi ... aku hanya lagi merindukanmu.

Darimu aku belajar apa itu memberi dan menerima
Darimu aku belajar apa itu toleransi.
Darimu aku belajar apa itu pertemanan
Darimu aku belajar bagaimana bersaudara
Darimu aku belajar apa itu sabar
Darimu aku belajar apa itu ikhlas
Dan darimu juga aku belajar apa itu syukur.


Terima kasih banyak telah menjadi bagian dari kehidupanku, meski hanya sebentar, tapi percayalah kau tak pernah menyisakan luka. Untukku ataupun yang lainnya.


Maaf jika rindu ini mengusikmu, tapi izinkanlah aku untuk tetap mengingatmu. Pengobat rindu berbungkus kalam ilahi yang kukirimkan untukmu semoga menyejukkan tempatmu saat ini.

Berbahagialah dan damailah di sana hingga kita bisa berkumpul bersama kembali di kehidupan yang abadi dan pasti.


Sumber: Pinterest




Istijabah
ceuhetty081364246972tien212700
tien212700 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
991
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan