i.am.legend.
TS
i.am.legend.
Ini Proyek Jet Tempur RI-Korsel yang Dibilang Prabowo Kemahalan


Ini Proyek Jet Tempur RI-Korsel yang Dibilang Prabowo Kemahalan

Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan melakukan negosiasi ulang atas alutsista Jet tempur dengan Korea Selatan sebelum melakukan pembelian. Dia mengaku hal itu juga diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran dianggap kemahalan.

Pembelian alutsista itu merupakan proyek kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel) untuk pesawat tempur Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX).

Sebenarnya proyek ini sudah direncanakan cukup lama. Berdasarkan pemberitaan detikcom, pada 2009 Indonesia menyatakan minat untuk terlibat, yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.



Rencana kerjasama itu diperkuat dengan pertemuan antara mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto yang menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Korea Selatan (Korsel), Kim Chang-Beom pada Maret 2019.

Menurut Wiranto dalam pertemuan itu dibicarakan rencana kunjungan ke Korsel untuk negosiasi proyek pesawat tempur Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX).

Rencananya, pesawat tersebut diproduksi sebanyak 168 unit yang terbagi Korsel 120 unit dan Indonesia diperkirakan 48 unit. Produksi massal rencananya dimulai 2026. Saat ini, jet tempur itu dalam tahap pengembangan menuju pembuatan purwarupa atau prototipe.



Sebelumnya pada Jumat (13/12) siang, Prabowo melaporkan masalah-masalah alutsista kepada Menko Polhukam Mahfud Md. Prabowo mengaku diminta Presiden Jokowi untuk melakukan negosiasi harga alutsista sebelum melakukan pembelian.

"Alutsista dianggap mungkin terlalu mahal. Sedang ditinjau kembali, kita sedang me-review, mengkaji. Kita diperintah menego kembali begitu oleh Bapak Presiden," kata Prabowo setelah bertemu Menko Polhukam Mahfud Md di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

"Kita kan pelaksana, jadi ya kita harus pandai pandai untuk menjaga kepentingan nasional," imbuhnya.
(das/ara)
sumber

☆☆☆☆☆

Tarik ulur terus. Skeptis pesawat ini akan jadi alutsista andalan TNI AU.

KFX diumumkan oleh Presiden Korea Selatan waktu itu Kim Dae-Jung tahun 2001. Ditawarkan ke Indonesia tahun 2009. Indonesia menerima tahun 2010 untuk bekerjasama dalam pengembangan dan pembuatan prototypenya. Dengan rencana produksi sebanyak 250 unit, turun jadi 168 unit, dan Indonesia kebagian 48 unit, cukup untuk membentuk 4 squadron jika tiap squadron berjumlah 12 pesawat.

Dengan mengusung generasi 4,5 nampaknya KFX/IFX akan ketinggalan dibanding pesaingnya.
KFX/IFX sendiri diplot lebih mumpuni dari Dassault Rafale milik Perancis atau Eurofighter Typhon milik Uni Eropa, tapi kelasnya tetap dibawah F35 Lihgtning II milik Amerika Serikat. Sementara ini banyak negara di dunia tengah memproduksi pesawat tempur generasi 5.

Selain faktor keuangan Indonesia yang kembang kempis untuk mendukung biaya pembuatan prototype, pembuatan KFX/IFX ini sendiri mengalami masalah karena AS sebagai pemasok tekhnologi yang akan dibenamkan didalam sistem pesawat andalan Korea Selatan dan Indonesia, tidak mau memberi lisensi. Akibatnya proyek inipun jadi tersendat.

Sempat terjadi kasus pencurian dokumen rahasia atas pengembangan pesawat ini, namun kepastiannya tidak jelas. Aempat juga Turki ingin bekerjasama dalam pengembangan yang setara dengan Korea Selatan, artinya semuanya mendapat hak yang sama. Teknologi, lisensi, serta jumlah pesawat, namun Korea Selatan menolak.

KFX/IFX yang tadinya diplot sebagai pesawat tempur multiguna biasa, dalam perjalannya berubah menjadi pesawat siluman. Ini untuk melawan Korea Utara yang nampaknya akan melirik pesawat siluman dari Tiongkok.

Jika kita melihat sirip belakang pesawat KFX/IFX ini, sekilas kita akan teringat dengan F35. Dengan ukuran lebih besar dibanding F35 namun lebih kecil dibanding F22, nampaknya KFX/IFX memang tidak bisa juga dianggap enteng.

IFX sendiri disetujui pengembangannya dimasa Presiden ke-6 SBY. Jika sekarang oleh Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dianggap kemahalan, patutlah dipertanyakan kepada pihak yang dulu menyetujui sistem pembagian pembiayaannya.

Apakah KFX/IFX menjadi kenyataan?
Kemungkinan KFX tetap pada relnya, akan diperlihatkan tahun 2025, lalu tahun 2026 akan diproduksi massal.

Tapi untuk IFX? Tahun 2024 Jokowi turun jabatan, berganti presiden baru. Bisa jadi akan ada keputusan lain lagi. Begitu terus.

Lantas sampai kapan Indonesia bisa memproduksi pesawat tempur sendiri?



sebelahblog4iinchferaldi2001
feraldi2001 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
5K
65
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan