Dua Sisi Keadaan Ekonomi Era Digital Para Pedagang di Indonesia
TS
zankzinkzunk
Dua Sisi Keadaan Ekonomi Era Digital Para Pedagang di Indonesia
Quote:
"Duh, Dik sekarang jualan pakaian di pasar gak kayak dulu." Kata (panggil aja) Bang Nasir.
"Memangnya kenapa Bang?" Ane bertanya.
"Kalau dulu cari uang 500 ribu sampe 3 juta cuman sehari bisa banget. Kalo sekarang omset kadang-kadang sehari cuman 300 ribu juga udah maksa banget." Bang Nasir menjelaskan.
"Oh, gitu ya Bang." Ane menyambut tak begitu heran. Bukannya ane gak ikut berduka Bang Nasir turun omsetnya, melainkan berita ini sepertinya tak begitu asing di kuping ane Gan/Sis.
Kisah di atas ane denger dengan kuping ane sendiri yang kebetulan si pedagang masih bagian dari sanak famili ane. Ya, kalau Gan/Sis di sini mah udah pada tau lah gimana era sekarang ini. Seperti halnya artikel yang diterbitkan Kompas
Quote:
“Sekarang kita lihat orang datang ke mal tujuannya lebih ke entertainment, kebutuhan yang tidak bisa dibeli secara online. Misalnya untuk makan dan minum, nongkrong di tempat yang Instagramable."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orientasi Pengunjung Berubah, Tingkat Hunian Mal Turun", https://properti.kompas.com/read/201...ian-mal-turun. Penulis : Erwin Hutapea Editor : Hilda B Alexander
Kalau Gan/Sis nyari-nyari lagi past banyak deh artikel sejenis. Dengan kata lain dunia akan terus bergerak menuju perubahan yang lebih canggih. Seperti halnya era digital yang secara bertahap menggerus pedagang konvensional. Jadi, Gan/Sis udah bisa nebak kan dua sisi mana yang dimaksud. Ya, sisi positif dan sisi negatif. Satu sisi, era digital sepertinya tak memberi ruang bagi para pedagang yang acuh dan malas mengikuti perkembangan teknologi. Meskipun ada beberapa pasar masih banyak pengunjung karena keunikannya seperti Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta, Pasar Burung, Pasar Kembang. Eh, Pasar Kembang gak termasuk pasar kali ya Gan/Sis? 😁✌
Ditambah, banyak pasar konvensional (maksudnya di sini selain onlen deh) yang ramai karena pengunjung lebih banyak mencari suasana ataupun mencari barang-barang yang langka seperti bagian-bagian kendaraan yang banyak di jual di Pasar Klithikan yang disebutkan di atas. Jangankan pasar Gan/Sis, mall-mall yang dianggap modern aja sekarang banyak kan orang-orang pada dateng cuman buat nongkrong, makan plus selfie doank. Bener gak, Gan/Sis? Makanya, sekarang mall sebesar Matahari aja udah onlen kan? Diskon juga sama kayak dateng langsung, kadang-kadang gratis ongkir juga diskonnya makin guede. Jadi, nikmat apa lagi yang kamu dustakan?
Generasi sekarang kan banyak yang mager (ane dan Gan/Sis mungkin juga salah satunya ) jadi sudah saatnya setiap pedaging, eh pedagang jual dagingnya, eh maksudnya dagangannya di oflen ataupun onlen. Bahkan pedagang yang melek digital mah gak perlu punya ruko juga bisa jadi top seller ataupun star seller. Bisa kan laris dagangannya. Sisi kedua, sebagaimana dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa era digital ini justru membuka peluang bagi para pedagang yang memiliki modal minim, bahkan hanya bermodalkan laptop dan sinyal tethering dari HP sendiri bisa jadi seorang dropshipper yang ngalahin penjualan suplayernya. Aspek ini jauh berbalik dari efek yang dialami para pedagang konvensional yang merasa pangsa pasarnya semakin sempit karena adanya era digital. Sebetulnya era seperti ini justru seharusnya bisa banget jadi amunisi tambahan bagi para pedagang yang benar-benar memiliki stok barang bahkan tempat fisik. Kuncinya kan cuman ngilangin kata 'gak bisa', 'bukan bidang saya', 'sudah kalah sama pedagang onlen' pasti semuanya akan berubah menjadi kemajuan pesat.
Quote:
Kesimpulannya, era digital ini pada dasarnya tak ada efek buruk bagi para penjual baik onlen maupun oflen dengan syarat ingin mengikuti dan ingin belajar. Sedangkan bagi para pedagang yang tak ingin mengikutinya, wassalaam Gan/Sis.
Yah, begitulah sedikit kisah obrolan ane dengan salah satu pedagang konvensional Gan/Sis. BTW, ane udah coba kasih peluang onlen cuman dari perbincangan tersebut doi sepertinya 'malas ngikutin' jadi sekarang mau coba peruntungan lagi di pasar lain buka toko dengan barang yang beda. Kita do'ain aja doi sukses ya.
Makasih udah baca sampe akhir, walaupun ane nulis hal yang Gan/Sis udah pada tahu semuanya.