mengejaAvatar border
TS
mengeja
Bangsa Pict dari Skotlandia, Romawi Pun Malas Berhadapan Dengan Mereka


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom, salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya. Wei de dong tian.

Hai, GanSis apa kabar?

emoticon-I Love Indonesia


Etain dalam film Centurion.
Sumber

Ada yang pernah menonton film Centurion? Di situ ada tokoh perempuan bisu bernama Etain. Ia adalah bangsa Pict. Atau ada yang pernah menonton animasi Pixar terbitan Disney berjudul Brave? Di situ ada dua tokoh bernama Lord Macintosh dan Young Macintosh. Mereka adalah bangsa Pict. Atau ada yang pernah bermain Mobile Legends? Di situ ada hero tankersekaligus fighter bernama Hilda. Ia adalah bangsa Pict.


Lord Macintosh dan anaknya Young Macintosh (kiri).
Sumber

Dari mana kita tahu kalau mereka semua bangsa Pict? Sederhana saja, tampilan fisik dengan tato berwarna biru di sekujur tubuh. Banyak literatur Romawi yang memuji kecakapan militer orang Skotlandia kuno ini. Bagi bangsa Romawi yang pernah menguasai sebagian besar kawasan Britania, bangsa Pict hanyalah orang-orang biadab bertombak yang bertempur dengan penampilan separuh telanjang.


Hilda, salah satu hero Mobile Legends.
Sumber

Meskipun begitu, bangsa Pict adalah pejuang yang menakutkan. Beberapa kali Kekaisaran Romawi mencoba menginvasi wilayah mereka, namun selalu gagal. Pada masanya legiun Romawi adalah kekuatan militer terbesar dan terkuat di dunia. Beragam suku dan bangsa mereka kalahkan, tapi satu-satunya bangsa liar yang tak pernah mampu ditaklukkan adalah bangsa Pict.

Tatkala sebagian wilayah Inggris dikuasai Romawi, bangsa Pict dianggap remeh karena termasuk “masyarakat daratan”. Romawi yang terbiasa bertempur di darat sesumbar akan mendapatkan kemenangan mudah dan cepat. Bangsa Pict memang terpukul dan mundur, tapi kemenangan Romawi umpama ilusi. Saat prajurit-prajurit Romawi mulai mendirikan kemah dan benteng pertahanan, tiba-tiba bangsa Pict menyerang dari dalam hutan memanfaatkan kabut yang biasa muncul di sekitar hutan. Mereka menyerbu orang-orang Romawi dan membantainya.


Bangsa Pict menurut penggambaran orang Romawi.
Sumber

Bangsa Pict juga memiliki strategi umpan yang khas. Pasukan berkuda mereka akan memancing kavaleri Romawi dengan tujuan menjauhkannya dari pasukan infanteri. Kalau sudah begitu, prajurit-prajurit Pict langsung melompat keluar dari dalam hutan untuk balik menyerbu. Tak jarang mereka menggunakan strategi memotong yang menyebabkan kavaleri Romawi kehilangan jalan kabur.

Dalam buku catatannya Julius Caesar berkata, “Infanteri kita tak cocok dengan musuh seperti ini.”

Memang saat Romawi berhasil merebut desa Pict, mereka yang selamat akan kabur ke desa yang lain. Namun, mereka kabur bukan untuk melarikan diri, melainkan merencanakan serangan balasan dalam waktu singkat. Tak jarang hanya dalam waktu semalam kala prajurit-prajurit Romawi sedang beristirahat atau mungkin berpesta kemenangan yang berakhir pembantaian.


Romawi selalu kesulitan saat menghadapi bangsa Pict.
Sumber

Hal ini menyebabkan Romawi frustasi seolah-olah bangsa Pict tak terkalahkan. Padahal kunci kemenangan mereka adalah kecepatan konsolidasi kekuatan dan wawasan mengenai kampung halaman sendiri.

Lebih jauh mengenai bangsa Pict, mereka adalah konfederasi suku-suku berbahasa Keltik yang tinggal di wilayah yang modern ini menjadi Skotlandia bagian timur dan utara. Mereka eksis pada Zaman Besi Akhir Inggris atau sekitar Abad Pertengahan Awal (400-900 M).

Lebih spesifiknya, mereka tinggal di sebelah utara Sungai Forth dan Clyde. Banyak pengamat mengasumsikan bangsa Pict sebagai keturunan Caledonia, sebuah suku Skotlandia kuno yang muncul di dalam peta dunia karya ilmuwan Yunani, Claudius Ptolemeus.


Sungai Forth dan Clyde di dekat kota Glasgow yang saat ini menjadi kanal.
Sumber

Secara etimologi Pict berarti “dicat” atau “orang bertato”, berasal dari bahasa Latin, pictus. Ada pula sebutan lain, seperti Pettr dari bahasa Nordik Kuno, Peohta dari bahasa Inggris Kuno, Pecht dari bahasa Skotlandia, atau Peithwyr dari bahasa Wales.

Beberapa pihak merasa bahwa sebutan Pict berakar dari bahasa lokal, bukan Latin. Dalam literatur Irlandia kuno juga dikenal istilah Cruthin, Cruthini, Cruthni, Cruithni, atau Cruithini (bahasa Irlandia modern: Cruithne) untuk merujuk bangsa Pict. Namun, bangsa Pict menamai diri mereka sendiri Albidosi yang berasal dari Chronicle of Kings of Alba pada masa pemerintahan Máel Coluim mac Domnaill yang berkuasa pada tahun 943-954 M.


Keira Knightley dalam film King Arthur.
Sumber

Hal ini masih diperdebatkan karena identitas Albidosi baru muncul setelah konsolidasi suku-suku Pict untuk melawan ekspansi Kerajaan Northumbria oleh bangsa Anglia (Inggris sepeninggal Romawi) dalam Pertempuran Dun Nechtain pada tanggal 20 Mei 685 M. Era sebelumnya tak diketahui pasti sebab bangsa Pict sendiri agak telat dalam hal menulis. Itu mengapa cerita-cerita tentang bangsa Pict justru banyak diperoleh berdasarkan sumber musuhnya, seperti Romawi, Anglia, Anglo-Saxon, Viking, dll.

Pada akhirnya Zaman Viking membawa perubahan besar di Inggris, Irlandia, dan Skotlandia. Bangsa Viking menaklukkan beberapa daerah dan pulau, termasuk wilayah bangsa Pict. Dalam pertempuran besar pada tahun 839 M, bangsa Viking membunuh beberapa raja Pict, yang paling berpengaruh adalah pembunuhan Eógan mac Óengusa dan Áed mac Boanta. Berikutnya pada tahun 840 M, Cínaed mac Ailpín menjadi raja tunggal Pict. Pada masa kepemimpinan cucunya Caustantín mac Áed (900-943 M), orang luar mulai menyebut wilayah tersebut sebagai Kerajaan Alba daripada Kerajaan Pict.

Perlahan-lahan budaya Gaelik (subkelompok Keltik) terserap oleh masyarakat Alba. Pada abad ke-11, seluruh penduduk Alba telah menjadi Gaelik Skotlandia sepenuhnya dan identitas Pict terlupakan. Walaupun begitu, gagasan Pict sebagai suku tetap hidup dalam mitologi dan legenda.

Sebetulnya kisah bangsa Pict tak selamanya seram dan menakutkan. Mereka relatif damai dan hanya mengangkat senjata ketika Romawi menyerang. Sama seperti kebanyakan orang-orang di Eropa bagian utara pada Abad Pertengahan Awal, mayoritas masyarakat Pict adalah petani yang tinggal di komunitas kecil dan terpisah. Mereka menanam gandum, kubis, bawang, kacang polong, lobak, dan membudidayakan beberapa jenis tanaman yang tak umum, seperti skirret (sejenis umbi-umbian), bawang putih liar, jelatang, selada air, dll.


Gambaran kehidupan masyarakat Pict saat tidak berperang.
Sumber

Bangsa Pict juga beternak. Sapi dan kuda adalah simbol kekayaan, serta domba dan babi dipelihara dalam jumlah besar. Bangsa Pict juga hobi berburu menggunakan anjing atau burung elang.

Julius Caesar yang pernah bertemu mereka di pertempuran menyatakan kalau semua bangsa Pict berambut panjang. Menurut sumber Romawi lainnya menyatakan bangsa Pict bertempur setengah telanjang. Satu-satunya pakaian yang mereka gunakan adalah rantai besi di sekitar pinggang dan leher. Besi juga dianggap simbol kekayaan yang lebih berharga daripada emas. Selain itu, besi berguna untuk membawa pedang, perisai, dan tombak.

Tato berwarna biru menghias sekujur tubuh dari wajah hingga kaki. Desain dan coraknya begitu rumit dan indah. Itu mengapa orang-orang Romawi percaya alasan bangsa Pict tak berbusana adalah untuk memamerkan tato mereka. Meskipun bangsa Pict berhubungan luas dengan bangsa-bangsa di sekitarnya, mereka cenderung enggan menjalin koalisi militer. Mereka lebih senang bekerja sama dengan sesama bangsa Pict yang terdiri dari komunitas kecil dan hidup terpisah. Ini alasannya sebelum abad ke-12, di Skotlandia tak ada kota yang terkenal.

Teknologi kehidupan sehari-hari bangsa Pict tak tercatat dengan baik, namun bukti arkeologi menunjukkan kemiripan dengan yang ada di Irlandia dan Inggris. Mereka telah menggunakan kincir angin dan kiln (ruangan isolasi termal, sejenis oven) untuk mengeringkan gandum agar lebih tahan lama.

Bangsa Pict bukanlah bangsa agresif dan ekspansif. Mereka tak terbiasa melakukan perjalanan jauh. Meskipun begitu, pada Abad Pertengahan Akhir ada beberapa laporan bahwa mereka melakukan pembajakan di sepanjang pesisir Britania.


Salah satu prasasti bangsa Pict yang menceritakan Pertempuran Dun Nechtain pada tanggal 20 Mei 685 M.
Sumber

Bangsa Pict agak terlambat memasuki zaman sejarah, namun mereka memiliki tradisi memahat dan menggambar batu untuk bercerita. Setelah mengenal tulisan, beberapa prasasti mulai menggunakan keterangan aksara Latin.

Dalam hal beragama, awalnya bangsa Pict mengadopsi agama pagan Keltik yang politeisme (menyembah banyak dewa). Barulah pada akhir abad ke-6, misionaris Irlandia rajin berkunjung ke Skotlandia. Kristen datang dengan damai dan mulai diadopsi raja dan bangsawan Pict. Perlu beberapa abad berikutnya sampai seluruh Skotlandia betul-betul memeluk Kristen.

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia

Sumber Referensi:
1 | 2 | 3

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia

Sekian thread dari ane. Ambil bagusnya, buang buruknya. Semoga bermanfaat. Bye.

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Blue Guy Cendol (L)

nona212Avatar border
raygunawan54Avatar border
ikhwancoolAvatar border
ikhwancool dan 229 lainnya memberi reputasi
228
22.6K
263
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan