Quote:
[detik.com] Penyebaran virus Corona di RI belum mereda. Lebaran di DKI pun dipastikan dalam kondisi Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB)
Seperti diketahui, PSBB DKI jilid pertama habis masa waktu per hari ini yakni 23 April 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah resmi memperpanjang PSBB di Ibu Kota hingga 22 Mei. Perpanjangan PSBB jilid II memiliki durasi waktu yang lebih lama yakni sepanjang 28 hari.
"Dengan mendengar pandangan para ahli di bidang penyakit menular dan diskusi yang dilakukan Dinas Kesehatan, kami putuskan memperpanjang pelaksanaan PSBB, diperpanjang 28 hari. Artinya periode ke dua, dari 24 April sampai 22 Mei 2020," ucap Anies, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Anies menyatakan tak ada lagi fase imbauan di era PSBB perpanjangan ini. PSBB Jakarta fase kedua adalah tentang penegakan hukum. Tak ada lagi teguran bagi mereka yang melanggar.
"Sekarang adalah fase penegakan. Karena itu, di hari-hari ke depan, semua yang melanggar tidak akan diberi peringatan lagi, tapi akan langsung ditindak," ucap Anies.
Anies berpesan agar masyarakat jangan sampai kena tindak. Semua pihak harus patuh pada aturan PSBB Jakarta.
Untuk diketahui, 1 Ramadhan 2020/1441 H akan jatuh pada Jumat (24/4) besok. Itu artinya, sepanjang bulan puasa di DKI hingga perayaan Idul Fitri bisa dipastikan dalam kondisi PSBB.
Anies sendiri menyebut Ramadhan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Menurut Anies, Ramadhan kali ini mirip dengan zaman Nabi Muhammad SAW yang semuanya ibadah dilaksanakan di rumah.
"Tak lagi kita ada buka puasa bersama kali ini, tapi buka puasa di rumah bersama keluarga taraweh dilakukan bersama keluarga di rumah, bukan lagi di masjid salat-salat fardu juga kita kerjakan di rumah," kata Anies.
"Ramadhan kali ini mungkin mirip dengan Ramadhan pada saat Nabi Besar Muhammad SAW. Pada saat ini semua tidak dikerjakan di masjid, sempat tarawih di masjid, tapi kemudian tarawih di rumah, buka puasa juga di rumah, kegiatan peribadatan di rumah, semua tak dilakukan di masjid," sambung Anies.
Bagaimana pun keputusan pemerintah, kita dukung sepenuhnya untuk keselamatan banyak orang. hanya saja jangan lama-lama juga. Karena kalau terlalu lama, bisa jadi orang-orang tidak meninggal karena penyakit virus COVID-19, tapi yang ada meninggal karena kelaparan dan stres akibat tidak bisa bekerja berkepanjangan.
Pemerintah juga harus mencari formulasi yang tepat, agar virus ini tidak mematikan dan juga terhadap roda perekonomian. Kuhusnya masyarakat menengah ke bawah.
Akhirnya, kita hanya bisa berdoa, semoga wabah Corona COVID-19 bisa segera berlalu.
Salam Hangat,
RetnoQr3n