Menurut ane cinta tuh emang kadang rumit buat dijelaskan akar penyebabnya. Udah kayak virus corona, cinta tuh bisa menjerat siapa aja apapun latar belakangnya, gak pandang bulu.

Perbedaan yang ada pada diri dua sejoli pun gak jadi masalah kalo udah berurusan dengan cinta. Misalnya seperti perbedaan agama yang terjadi dalam drama podcast “2 Doa 1 Dunia”, termasuk perbedaan agama yang sedang ane alami dengan pacar ane sekarang.

Awalnya ane sangat picky soal urusan memilih pasangan, apalagi kalau ada perbedaan yang sifatnya fundamental. Tapi di kasus ini ane ngerasa upaya selektif ane itu ternyata gak seratus persen berfungsi setelah ane bertemu wanita yang sangat ane cintai sekarang ini.

Ane belajar banyak dari kasus orang-orang yang mengalami kisah cinta diwarnai dengan perbedaan agama. Sebagian berakhir dengan kegagalan, entah itu karena gak direstui orang tua, takut diomongin yang enggak-enggak di masyarakat kalau udah nikah, sampai masa depan buat anak nantinya.

Tapi, sebagian juga berakhir dengan hubungan yang harmonis. Tetap bisa melangsungkan pernikahan, punya buah hati, dan sampai kakek-nenek. Kayaknya buat mencapai fase ini dibutuhkan banget kebijaksanaan yang kuat dan gak saling mementingkan ego masing-masing (?)

Cuma yang sering terjadi, dan banyak ane lihat di masyarakat sekitar ane kalau perbedaan agama dalam hal percintaan tuh ujungnya pasti akan ada yang “mengalah”. Ada yang akhirnya memutuskan buat pindah kepercayaan mengikuti agama pasangannya. Biasanya sih ini karena ada faktor eksternal, misalnya orang tua buat melanggengkan hubungan mereka. Tapi ane gak bermaksud untuk men-generalisir ya Gan, ane yakin pindah agama juga bisa terjadi karena mayoritas di pikiran dan hati sudah mantap untuk memulai kehidupan religius yang baru.



Nah masalah yang ane hadapin sekarang ini sejujurnya mirip banget dengan yang ada di podcast “2 Doa 1 Dunia” tersebut Gan. Ya, latar belakang cerita ane bertemu dengan pacar ane sekarang sih emang beda ya, cuma keadaan dari sisi yang sifatnya fundamental tuh sama banget.

Ane jalanin hubungan dengan pacar ane sekarang tuh udah tiga tahun lebih (Desember besok masuk empat tahun). Sejak ane memasuki tahun kedua tuh ane berpikir: Apa bisa ane jalanin hubungan ini sampai melewati pernikahan dan berakhir bahagia sampai tua?

Pertanyaan itu rasanya gak pernah hilang dari diri ane..

Ane udah pernah ngomongin ini sama pacar ane, kesimpulannya selalu berakhir dengan “Kita bisa kok, dan gak ada masalah kalau soal kepercayaan”. Tapi entah kenapa ane selalu mikir gimana pendapat orang tua ane dan dia soal urusan ini. Untuk ngomong serius pun sama orang tuanya ane masih rada belum berani, takut pembicaraannya berakhir awkward dan kekecewaan.

Ane pun juga mikir gimana nantinya kalau emang udah punya anak dengan kondisi begini?

Ada yang pernah ngalamin hal kayak gini gak sih? Ane pengen tahu deh gimana Agan ngelaluinnya..